Setidaknya ada 3 manfaat ketika HT Jalan Pagi:
1.
Tentu
saja pertama-tama demi kesehatan mereka sendiri. Gembala Sidang saya memberi
nasehat: “Kita HT harus siap ditraktor maupun ditraktir.” Bukan rahasia lagi, anugrah umum dari Allah
untuk para HT adalah traktiran majelis atau jemaat. Apalagi tugas-tugas
rohaniwan relatif lebih banyak kuras hati dan emosi (lebih sedikit kuras
tenaga). Maka wajar berat badan mudah naik. Bagi yang secara genetis sulit
gemukpun wajib hati-hati, karena tingginya kolesterol, gula atau tekanan darah siap
jadi sahabat karibJ. Jalan pagi,
keringat yang keluar, itu sehatkan sistem metabolisme serta segarkan fungsi
organ-organ penting. Apalagi ditambah sit-up,
akan minimalkan potensi perut membuncit :-).
2.
Latihan menjadi pribadi yang missional. Ciri insan missional adalah bergaul luas, lintas
batas (etnis, agama, aliran politik, dll). Jalan pagi sediakan banyak
kesempatan berjumpa orang dari berbagai kalangan dan beragam latar belakang, dalam
suasana yang lebih bersahabat. Baku senyum dan baku sapa sesama pejalan pagi
biasa terjadi (bahkan kalau searah bisa bincang-bincang sedikit dan kalau
sama-sama istirahat di sisi lapangan bisa bincang banyak). Mengapa? Salah
satunya karena di pagi hari itu semua orang tidak pakai seragam masing-masing,
tidak membawa status atau kepentingan masing-masing. (beda dengan saat jumpa di
jam kerja, saat orang sudah pakai seragam; seragam agama, profesi, partai,
status sosial, status ekonomi, dll). Yang ada hanyalah perjumpaan antar pribadi,
sesama anak bangsa, sesama manusia. Ada semacam rasa hormat (merasa
seperjuangan) pada orang2 yang sama2 menjaga kesehatan, sesama pejalan pagi. Itu
pintu yang cukup lebar untuk memulai persahabatan yang missional, yang
menjangkau jiwa bagi Tuhan. Jadi, tanpa perlu diniatkanpun, perkenalan dan keakraban
saat jalan pagi itu akan membuka ruang kesempatan untuk bersaksi secara natural
dan wajar. Dengan demikian HT berhak mengutus jemaat bermisi di tengah masyarakat yang plural, untuk menjadi berkat dan bersaksi di tengah
realitas majemuk bangsa kita ini.
3.
Kesempatan bersyafaat bagi jemaat. Sepanjang jalan
kita bisa desahkan nama-nama jemaat, mendoakan keluarga-keluarga secara umum,
atau mendoakan yang punya pergumulan khusus tertentu. Tiap kali lewat rumah
atau tempat usaha (toko, warung, bengkel) milik jemaat, kita bisa henti sejenak,
mohonkan Allah berkati keluarga itu hari ini: “kesehatan untuk beraktivitas hari ini, rejeki yang baik bagi usaha
pekerjaan hari ini, relasi-relasi yang makin sehat dalam rumah tangganya,
dijauhkan dari orang-orang yang berniat jahat, kesaksian hidup mereka sehari-hari,
serta kerinduan yang meningkat untuk beribadah, melayani dan bermisi, dll, dll.”
Hasilnya efektifkah? Ada dampakkah? Berat badan HT berkurang? Jumlah jemaat dan iman jemaat bertambah? Ya, soal itu bagian
Tuhanlah. Orientasi kita pada proses saja, proses-proses yang baik, yang positif, yang sehat.
Itu saja bagian seorang HT.
Palopo, 26 Juli 2013
Bersyukur melayani di kota kecil ini.
Pagi ini nekat ditemani hujan rintik., karna seminggu ini kerap hujan saat subuh dan sore hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar