Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Rabu, 09 September 2020

BERANG, PERANG, MENANG

 Smua orang suka, butuh sense of menang. Kalo mau Jujur, Perasaan kalah slalu tdk menyenangkan, menyebalkan, jika dibiarkan atau dibiasakan, bahkan bisa mematahkan smangat, mematikan harapan. Ini berlaku buat smua aspek hidup kita, termasuk urusan rohani. Kalo mau jujur, smua orang, termasuk (bahkan terutama?) orang yg pesimis dan pasif, butuh sense of victory ini, sense of success dalam melawan sesuatu, menaklukkan sesuatu. Kadarnya tipis atau tebal beda2 orang, tp smua orang ingin menang. Dirikupun bukan pengecualian alias normal sperti itu: seorang yg butuh sense itu: hasrat untuk menang, desire untuk menerobos penghalang di depanku, dan unggul atas sesuatu.

Tp jangan salah, aku bukan type kristen thriumpalistis, yang menghayati dan beritakan injil dg smangat religius imperialistis. Aku kadang suka resah dan prihatin tiap kali liturgis/MC di greja ajak jmaat nyanyi lagu2 heroik bertema seperti ini: “Bangkit Srukan Nama Yesus,” “Nama Yesus kalahkan semua musuh!”, “Kita umat pemenang”, “Aku anak Raja”, “Menaklukkan benteng2 musuh” dan sejenisnya, khususnya saat dibingkai dg narasi misi gereja atau penganiayaan terhadap gereja bahkan yang paling buruk, dalam narasi arogansi rohani, yakni mengalahkan denominasi gereja lain. Aku resah karena aku beda (bukan lebih baik ya), aku bukan jenis orang kristen sperti itu. Tapi toh, jujur aku juga punya drive, desire bahkan ambisi untuk menang itu.

So, bgmn aku mengelola desire itu, memenuhi kebutuhannya atau mengobarkan spirit perang dan keinginan menang itu? Lucunya, ya dgn mendengar atau mendendangkan jenis lagu2 yg sama yg membuatku resah saat MC greja ajak jemaat menyanyikannya itu. Tapi aku tetapkan pembedanya bagi diriku sendiri. Apa itu? Ini: memastikan siapa musuh yang terpikir di benakku ketika melantunkan lirik lagu-lagu rohani heroik itu. Jadi harus jelas siapa yg hatiku ingin kalahkan taklukkan itu. Buatku, sosok/figur musuh dlm lagu2 itu adl IBLIS dan kuasa2 jahatnya, yang di komunitasku kota-bangsaku umumnya termanifestasi dalam dosa ketidak-adilan ketidak-benaran ketidak-kudusan YANG BISA DILAKUKAN SIAPA SAJA, entah oleh ormas atau gubernur berpaham ISLAM RADIKAL maupun oleh ORANG atau rezim KRISTEN sendiri (misal, rezim apartheid AfSel tempo doeloe itu). Sosok musuh itu bahkan termasuk DIRIKU SENDIRI, di mana iblis/kuasa jahatnya juga tak pernah libur, selalu berusaha menakuti atau menina-bobokanku dalam dosa self-centered life berwujud sikap apatis, tidak-peduli, cari aman-nyaman sendiri, malas atau putus-asa, dll . Dgn kata lain, yg kurindukan MENANG adl Kerajaan Allah, nilai2 Kerajaan Allah, yg harus makin menerobos, menaklukkan nilai2 dosa di smua lini kehidupan masyarakat dan di smua area hidup pribadiku sendiri.

Kurasa, kupercaya, memang itu tujuan Allah terhadap hasrat, desire untuk menang yg faktanya exist, ada dalam jiwa kita itu (entah kita meyakini hasrat tsb by design penciptaanNya atau by accident akibat dosa masuk dlm ciptaanNya). Dalam konteks spesifik yg sperti inilah aku rela, eh suka menjadi seorang fundamentalis thriumpalistis, religius imperialistis. Dalam niatan sperti inilah diriku ingin selalu bisa BERANG, suka PERANG dan ingin MENANG dan yakin akan bisa MENANG. Kurasa setiap kita perlu sperti itu, krn kupikir Allah mau kita sperti itu, mengingat narasi-narasi penting dalam Alkitab kita mengarahkan kita ke situ:

·     Narasi Alkitab adl tentang Allah yg berang bahkan murka terhadap dosa dan mengasihi orang berdosa, Allah yang bertekad memerangi iblis dan kuasa jahatnya yg telah merusak menawan membelenggu seluruh ciptaanNya.

·     Narasi salib dan kebangkitan Yesus adl Allah yg telah menang atas kuasa dosa dan sengat mautnya yakni kematian kekal itu dan memberi kuasa kebangkitan itu kepada pengikutNya, yg menjamin kemenangan orang percaya melawan dosa dan kejahatan di generasinya.

·     Narasi ajaran dan teladan gaya hidup (pemuridan dan amanat agung) Yesus adl melatih-mengutus para murid mnjd insan sperti Kristus, krn hanya insan sperti inilah yg bias berang terhadap kelicikan, kemunafikan dan kebobrokan diri sendiri sehingga rela kalah bahkan mati bagi diri sendiri, karena insan sperti Kristuslah yang punya kuasa kebangkitan sehingga sanggup berperang melawan dosa sistemik sosial budaya politik rohani dlm dunia, dlm khidupan bangsaNya dan dalam diri sendiri, demi memenangkan Kerajaan Allah, menaklukkan sgala Kerajaan dunia bg kemuliaan dan tujuan2 Allah.

Dan kembali ke pertanyaan: bgmn aku memenuhi kebutuhanku untuk dikobarkan hasrat menangku?  Selain dgn momen2 devosi, sangat sering adalah dengan menikmati lagu2 berlirik heroik tadi: "Kita Umat Pemenang, Aku anak Raja, Kita tentara Allah, Pasti kalahkan musuh, dan sejenisnya. Skedar sharing, kudapatkan banyak lagu rohani sperti itu dalam album lawas berikut ini, yang rutin menemani olah raga pagiku. Musiknya memompa, mengobarkan smangat juangku, berjuang untuk sehat, berjuang perangi dan menang atas dosa. Yg kepo, silahkan cicipi di link youtube ini: 40 Nonstop Hits Rohani Sukacita Yehuda Singers (Volume 4) @ https://youtu.be/lElYMUse-LA

 

Mikha 6:8

"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"

Palopo, 9 Sept ‘20

Bulan ke 6 pandemi Covid19

Tidak ada komentar: