Tidak
ada yang tidak rohani, kawan. Karena
jagat raya yang mutlak fisik ini jelas-jelas rancangan Pencipta yang mutlak
adalah Roh. Taman Eden pra-dosa itu jelas-jelas tanpa sekat antara sorga-bumi. Pengharapan
iman kita tentang kebangkitan itupun adalah tubuh jasmani nan-kekal kala sorga
dan bumi menyatu kembali.
Maka,
segala masalah yang kamu hadapi, derita mental ataupun fisik yang kamu alami, entah
karena tindihan berat masalah pribadi (soal asmara, soal perut, soal gaji,
dll), entah karena belitan ruwet liciknya politik organisasi (soal ‘kursi,’
soal pengaruh, dll), itu semua sungguh perkara rohani !
Maka salah bila kamu memandang, mengevaluasi
atau merindu solusinya tanpa kaca mata rohani; salah bila kamu tidak meminta hikmat atau ragu mengharap
pertolongan dari Pribadi yang rindu segala kebaikan rohani di sorga-Nya itu menginkarnasi,
mendarah-daging, hadir mewujud-nyata memenuhi bumi.
Maka kuingin
mengajakmu (makin) peluk prinsip ini: kunci
rahasia atau langkah awal pengurai simpul pertama segala keruwetan masalah
apapun di bumi, adalah introspeksi; apakah posisi hati-sikap-ku saat ini benar-benar
pantas mengaku diri berada di pihak Dia yang duduk di tahta sorgawi yang
kaki-Nya berjejak di bumi; apakah niat
dan ambisiku saat ini serasi dengan nilai-nilai kebenaran dan keadilan
Allah yang Maha Suci. Makin pelik persoalan hidup dan pergulatan bathin maupun fisik kita, kawan, itu adalah undangan untuk makin jeli
periksa hati dan makin teliti sucikan diri.
Semoga
kita makin disiplin gunakan kunci rahasia ini dan makin mahirkan diri lakukan
langkah awal ini, karena sudah pasti
langkah berikutnya itu bagian Dia, itu keahlian Bapa Sorgawi.
Keluaran 24:9-10
Dan naiklah Musa dengan Harun, Nadab dan Abihu dan
tujuh puluh orang dari para tua-tua Israel. Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya
berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang
terangnya seperti langit yang cerah.
Matius 6:9-10
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di
sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
bumi seperti di sorga.
Palopo, 23 Agustus 2013
Situasiku
kini, kurang lebih seperti yang digambarkan buku lawas Max Lucado: “Di tengah
pusaran Angin Ribut.”
6 komentar:
wahhh, keren banget tulisannya pak,,, memberi banyak inspirasi,
sip.......... akhirnya muncul lagi
Kunjungan perdana di cafe Shalom :)
Makasih pak Ronny sudah mampir. Jangan kapok ya pak. Salam refleksi!
@pak satu_satu: thank you bro. Kira-kira itu rindu hidup saya pak: terisnpirasi sorga, menginspirasi dunia:-). Salam kenal. GBU
@Perkantas Malang, Mbak Eny ya? Matur nuwun. Mangkane, doakan mbak agar tetep jernih bathin lan nurani iki, biar peka lan produktif nulis:-)
Posting Komentar