Maaf, yang ini negatif dan sensitif sekali. Tapi
tetap ingin kushare, karena inipun
realitas, fakta nyata dalam dunia pengkotbah. Dugaanku, yang beginian
benar-benar extraordinary, tak banyak
terjadi (semoga dugaanku benar).
Semobil
dengan pengkotbah menuju tempat pelayanan. Si pengkotbah curhat, ada orang-dalam yang sedang merongrong pelayanannya.
Sejenak kemudian HP-nya berdering, ternyata anak buahnya, laporkan perkembangan
terbaru tentang si perongrong. Lalu kudengar si pengkotbah beri perintah ini, dengan
nada geram dan mimik murka, “Laporkan
polisi saja, biar habis dia, biar dia tahu sedang berhadapan dengan siapa!
Menggu depan saya ke sana. Lihat saja, apa jadinya kalau dia ketemu saya!”
Setelahnya,
dalam hitungan menit kami tiba di tempat pelayanan. Agak kaget, tema kotbah
hari itu tentang Kelemah-lembutan.
Sangat kaget, karena dalam aplikasi kotbahnya beliau justru “memilih”
ilustrasi seperti ini: “Sebagai contoh,
saat ini ada orang yang terus-menerus merongrong pelayanan saya, fitnah saya,
jahat pada saya, tetap sayanya sih tenang-tenang saja, doakan terus dia. Akibatnya,
saya tetap bahagia, damai sejahtera, sementara orang itu pasti tidak bahagia.
Jadi ga perlu emosi, ga perlu ladeni,
apalagi sampai lapor polisi.” Hampir-hampir aku tak percaya yang kudengar. Wajah
si pengkotbah begitu tenang, sangat meyakini yang diucapkan. Kulirik jemaat di
kanan-kiriku, wajah mereka begitu “takjub”, begitu dikuatkan, begitu dicerahkan
oleh FT dan “keteladanan” si pengkotbah.
Well, my dear
preachers,
kurasa alam sadar maupun alam bawah sadar kita setuju, bahwa kebohongan
terbesar dan terfatal adalah ketika kita tidak terusik sama sekali oleh
teguran, perintah pun penghiburan FT
yang kita kotbahkan. Seolah ada jarak tegas antara diri kita dan kotbah kita. Kita benar-benar sekedar hanya sebatas mengkotbahkannya!
Semoga
kita terhindar dari kebohongan fatal yang sama. Namun jika benar-benar terjadi,
semoga itu benar-benar extraordinary,
dan kita bisa segera tobat kembali. Mari extra
hati-hati, terutama buat Anda-Anda yang
jam terbang kotbahnya sudah tinggi, karena kebohongan extraordinary ini bisa menjadi ordinary!
Malang, medio 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar