Coretan khusus Akhir-Awal Tahun:
Natal dan tahun baru...
selalu kalimat-kalimat bijak.
selalu ajakan evaluasi
selalu bahasa-bahasa nasehat
selalu ajakan membuat keputusan yang tepat
Tapi selalu perlu dan baikkah evaluasi dan
kesimpulan itu?
Kawan,
ini yang kudapat:
Being evaluative is okay, but being
conclusive is bad.
Karena...
evaluasi selalu bersifat tentative,
temporer, sementara,
sedangkan konklusi selalu terasa final.
Being evaluative selalu sisakan ruang dan keyakinan
bahwa hasil evaluasiku itu tidak bersifat permanen,
tidak berlaku umum (tidak harus benar bagi situasi orang lain).
Being
evaluative itu sisakan
kedewasaan untuk akui
bahwa evaluasiku benar dan situasi orang lain juga bisa benar.
Sebaliknya, being conclusive
itu matikan matikan
sense of growth.
Membunuh kesadaran bahwa diriku masih bisa bertumbuh ke fase baru,
Ke paradigma baru, yang lebih utuh.
Being conclusive juga membunuh kapasitas berempati pada
situasi-kondisi-dunia orang lain.
Karena ia melatih pikiran dan sikap kita
menjadi judmental!
So, mari kita lewati dan tinggalkan 2011 ini.
Silahkan evaluasi, tapi jangan biarkan kesimpulannya jadi kaca mata
kuda, kawan.
Bukankah kita percaya Allah pimpin kita selangkah demi
selangkah?
Bukankah Allah itu Allah yang menghargai proses, bukan hasil?
Maka jangan ijinkan hidup dan pelayananmu dikontrol dan
didikte
evaluasi dan kesimpulan-kesimpulan, kawan.
Antisipasilah 2012,
tapi beri ruang bagi kejutan-kejutan, bagi interupsi-interupsi.
Ijinkan tahun 2012
bawa kita pada petualangan-petualangan baru.
Itulah hidup yang menghargai proses. Jenis
hidup yang tidak bisa kita
kontrol,
namun yang lebih
bikin kita bergantung pada Tuhan.
Selamat Tahun Baru, kawan!
Tangerang, akhir 2011-awal 2012
(Sambil tatapi langit bertabur warna-warni kembang api, dua bait doa
terucap): Smoga aku,
istri dan anakku jadi tim yang lebih baik sepanjang tahun 2012. Smoga setelah malam ini, kita semua
menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik, jadi bangsa yang lebih baik. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar