Minggu Solitude:
Para majelis dan aktifis, rajinlah
menyepi.
Ada realitas sejati di balik riuh semarak program gerejawi
Medan perangmu di ranah tak kasat mata, alam rohani.
Pak Pendeta seringlah pejamkan
mata.
Supaya diri terjaga, sadari lagi dan lagi apa yang dikejar.
Gereja-lembaga pelayanan bukan lahan cari makan,
sarang nyaman bersama anak dan istri tersayang.
Kota senantiasa jadi medan bakti, ladang pelayanan,
selamatkan dan rawat jiwa-jiwa yang dipercayakan.
Wahai pelayan Tuhan, akrabi keheningan, tekunlah berdiam.
Supaya diri sadar, kembali murni tekad panggilan,
pasung ambisi diri, gusur kerajaan pribadi.
Semata harmoni sorgawi yang dikejar dan disebar,
layani keluarga dan nakhodai jemaat, dengan seimbang!
Ya, itulah kewaspadaan tertinggi para pelayan Tuhan,
justru dalam sepi, dalam hening...dan mata terpejam!
Sekilas info:
Sebelum memulai pelayanan-Nya,
Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun selama 40 hari (Matius 4:1-2). Sebelum
memimpin bangsanya, Musa di padang gurun selama 40 Tahun. Sebelum menjalani
panggilannya sebagai rasul, Paulus retret ke tanah Arab selama 3 tahun (Galatia
1: 15-18).
Akhirnya,
hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah
seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu
muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging,
tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan
penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus
6:10-12)
Malang, awal Juli ‘07
Sedih baca sebuah buku,
ada hasil survey di Amerika:
Gereja dan orang kristen
Injili semakin serupa dengan dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar