sakam, itu akar kata ibrani yang
menjadi isu besar blog ini. Kata ini indah, dan mengungkap banyak hal. Dari kata ini
muncul kata kerja (verb) askhem dan haskhem dalam kitab Yeremia 25:3-4. Kata
inilah yang sekaligus menjadi rahasia kekuatan nabi Yeremia (“idola” pemilik blog ini),
karena mengandung penjelasan kegigihan, keuletan sang nabi dalam masa
pelayanannya yang panjang dan penuh ratapan itu. Meski sulit, bagi Yeremia
setiap hari merupakan sebuah petualangan baru bersama Allahnya. Dia tidak
mengalami apa yang disebut oleh seorang penulis kristen sebagai premature
death, kematian prematur, yakni seseorang yang mati lebih awal dari
kematiaannya yang sesungguhnya. Sebaliknya, Yeremia ini orangnya tidak sekedar
hidup, tak sekedar bertahan. Bahkan bapak ini anak Tuhan yang tak pernah
kehilangan gairah untuk menjalani hidup, karena ia punya arah,
punya tujuan hidup. Ia seorang hamba Allah yang menolak menyerah kalah
oleh kerasnya realita hidupi. Ia setia lakukan tugas kenabiannya, dengan
hati, dengan visi.
Haskhem arti literalnya
adalah bangun pagi, rising early.
Dari kata ini pula diturunkan nama kota Shekem,
salah satu kota utama di Kanaan waktu itu (dan salah satu kota paling
bersejarah bagi orang Yahudi). Nah, nama kota ini, Sechem, sebagai kata kerja dipakai untuk menjelaskan kegiatan
seseorang yang akan melakukan perjalanan jauh dan pagi-pagi benar packing,
menaikkan perbekalannya ke atas pundak onta atau ke atas pundaknya sendiri,
demi kelancaran dan keamanan perjalanan hari itu. Sehingga, arti konotatif kata
ini secara rohani kurang lebih adalah tindakan bangun pagi untuk
menghadap Allah, mempersiapkan diri untuk menjalani sebuah hari.
Blog sederhana ini merekam
dinamika iman sang blogger berkaitan dengan packing rohani tiap pagi sejak tahun-tahun studi teologinya di seminari, baik di asrama maupun di beberapa
ladang praktek, hingga di ladang pelayanan sampai saat ini. Ada saat-saat di mana hari-hari terasa panas atau dingin dan
perjalanan iman terasa berat, ada masanya hari-hari terasa sejuk atau hangat di
mana langkah-langkah iman terasa ringan dan penuh semangat. Silih berganti dan
berjalin-jalin penghiburan dan teguran Juru Selamat. Semua mengalir mengalun
dalam untaian kalimat hikmat. Sang Blogger meyakini rekan-rekan peziarah iman
juga menapaki jalan setapak yang sama, familiar dengan tanjakan dan tikungan
yang serupa, akrab dengan keindahan panorama dan jebakan-jebakan yang serupa
(meski tak sama). Mutiara kebijaksanaan yang ditemukan sang blogger di kala fajar
ini sengaja dibagi-rasakan, sekadar konkritkan niat berbela-rasa, suguhkan
secangkir semangat tiap pagi, untuk lanjutkan ziarah iman menuju keserupaan
Putra Allah, jalan pulang kita menuju Yerusalem surgawi, Rumah Bapa kita, atau
yang lebih penulis sukai, ini jalan setapak kita hadirkan sorga di bumi ini, tiap-tiap
hari, hingga hadirnya secara sempurna Yerusalem Baru dan langit & bumi
baru, bersama kedatangan Mesias, Kristus kedua kali.
Karenanya, sang blogger
bermaksud mempersembahkan blog ini bagi sesama para pengembara pagi, morning
travelers, yang bertekat menjalani hari-hari di bumi ini seperti Yeremia,
seperti teladan alkitab lainnya, seperti Kristus, yakni menjadi pribadi yang
committed pada sebuah tujuan, pada visi, yang memaknai tiap hari sebagai
petualangan bersama Tuhan, dan sepanjang hayat rindu lakoni hidup yang penuh
berkat dan menjadi penyalur berkat.
Selamat menikmati waktu-waktu
bersama-Nya.
“Mudah-mudahan Engkau berkenan akan
ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.”
(Mazmur 19:15)
(Mazmur 108:2-3)
Hatiku siap, ya Allah, aku mau menyanyi, aku mau
bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku. Bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau
membangunkan fajar.
Tangerang, Nopember
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar