Dia tak butuh dibela, tapi sengaja andalkan kesaksian kita.
Di atas di bawah mimbar, di dalam di luar gedung gereja,
saksi yang meringankan atau memberatkan Dia?
Mulut yang satu ini, bela Dia atau khianati Dia?
Hidup kita hari ini, muliakan Dia atau sangkali Dia?
Dia bebas, leluasa hangatkan dan ubah hati mereka,
atau Dia dihinakan, di ruang hati mereka,
lalu disalibkan, di bukit tegar tengkuk mereka.
Ya, mereka yang diam-diam perhatikan hidup kita!
teduhlah, heninglah waktu pagi di hadapan-Nya.
menatap mata-Nya, pandangi bilur-bilur-Nya,
rasakan kembali gairah cinta kasih-Nya pada kita.
Jangan terlambat seperti Petrus, sesal tiada tara:
menatap mata-Nya usai kokok ayam ke 3, setelah dusta ke 3 !
(Keluaran 20:16)
Inspirasi: Kotbah Kian Guan di chapel tadi pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar