Refleksi, khusus edisi
akhir pekan:
Pamor
itu jiwa keris. Diyakini, sebuah keris bisa memiliki jiwa yang baik dan membawa
kebaikan bagi pembeli (pemilik), tapi bisa juga punya jiwa jahat yang juga akan
mempengaruhi si pemilik. Semua tergantung proses pembuatannya. Lebih tepatnya,
tergantung sikap hati dan perilaku sang empu selama proses pembuatannya. Pamor
yang dihasilkan oleh keris buatannya akan nampak pada proses terakhirnya, yakni
pada saat penjamasannya, yakni ketika keris dicuci agar bersih dari unsur racun
dan agar tidak karatan (dengan cairan arsenik, air jeruk nipis, dll); saat
itulah bahan keris yang dari baja dan besi itu akan memancarkan warna-warna
tertentu dan aura tertentu. Itulah yang disebut pamor.
Nah,
selama pembuatan keris, sang empu diharapkan menjalani laku ritual yang baik:
puasa, jaga hati yang baik, hati yang ramah dan ceria. Ini penting, karena
diyakini suasana hati yang dan kondisi “bersih” sang empu akan nitis, diturunkan pada keris, jadi pamor
keris. Jika kondisi sang empu positif, pamor keris positif. Kondisinya negatif,
maka keris akan membawa kejahatan bagi pemiliknya kelak. Maka bisa dibilang,
secara tidak langsung atau tidak, sebenarnya pengaruh sang empulah yang membawa
pengaruh positif atau negatif bagi orang yang memiliki kerisnya kelak. Pesan moralnya adalah: niat atau sikap selama proses itu berkorelasi erat dengan kualitas dan dampak dari hasil.
Itulah
secuil kearifan lokal budaya nusantara kita ini, kawan. Tujuanku berkisah adalah mengajak kita bertanya: bagaimana pamor kita sebagai orang kristen?
Maksudku, pamor perbuatan baik kita. Kuyakin kalian setuju bahwa akan lebih
dahsyat pengaruhnya, karena hati sang empu terhisap dan tersajikan dalam keris,
sementara hati dan perilaku kita terhisap dan tersajikan dalam Kristus. Apalagi,
pamor keris ini seringkali bersifat mistis saja, mitos atau sugesti saja, sedangkan
pamor “perbuatan baik” kita itu pasti berdampak nyata: memberkati sesama dan
memuliakan Bapa di sorga. Mari pancarkan pamor injil dalam dari kita, yakni melakukan
tiap perbuatan dengan niat menjadi berkat dan dalam otoritas nama Yesus. kawan. Mau??!
Matius 5:14-16
Kamu
adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah
gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam
rumah itu. Demikianlah hendaknya
terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik
dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Malang, 3 Agustus 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar