Maulid Nabi, diary,
dan kami “merayakannya” dengan pesta demokrasi, Rapat Umum Anggota Sema SAAT.
Agenda hari ini : Pembahasan dan Pengesahan koreksi/Usulan Pedas-Pepedas
(AD-ART) serta Pemilihan Pengurus Senat.
Aku jadi ingat Boedi Oetomo dll. di tahun 1908 itu, diary. Mereka dan juga tahun-tahun itu
merupakan tonggak momentum kebangkitan, benih kebebasan berorganisasi dan
berdemokrasi di Republik ini. Kami bisa lakukan RUA pagi inisebagai buah-buah
dari peristiwa-peristiwa yang memuncak tgl 20 Mei sembilan puluh lima tahun
yang lalu itu. What Mr. Oetomo did had
paved the way of democracy for us. I hope and pray that what we are doing right
now will pave a better way for our next generation in this seminary.
Makin dipikir, makin mengharukan lo, diary. Gimana ngga’, bisa dibilang itu moment peralihan bangsaku masuki era yang lebih beradab; dari era
perlawanan senjata ke era perlawanan politis, dari kultur adu otot ke kultur
adu nalar. So, I see no reason not to
feel indebted to and thankful to people/the leaders and the year of that 1908,
meski di tengah keprihainanku melihat bayi demokrasi itu telah lewati masa usia
kakek-kakek (95 th !) namun bagai kakek yang childish, bahkan autis!, karena kulihat keputusan2 penting bangsa
ini masih sering merupakan produk2 pemaksaan individu/kelompok tertentu yang
lakukan money-abuse dan power abuse.
Alot dan capek, perubahan Pedas-Pepedaspun belum bisa
disahkan. Voting tak dilakukan, pilih
reses hingga usai ujian. Beri kesempatan lobby-lobby, katanya. Aku ga tahu, diary, berapa grade proses demokrasi pagi ini (hingga siang) ini, tergolong level
elementary, intermediate atau advanced. Yang jelas aku puas akan
prosesnya, ada banyak suara, ada pro dan kontra, minimal ga seperti legislatif
era Soeharto yang cuma seperti Paduan Suara.
Lucu juga sih, kami bergulat nalar berjam-jam untuk
perubahan yang hasilnyapun ga ngaruh ke 4 generasi masta yang debat pagi ini. Untung juga ga semua berminat besar terhadap
detil-detil oraganisasional dan administratif. Kalo semua interest bicara, bisa
7 hari 7 malam RUA-nya. (trima kasih ya teman2 yang ga bicara tapi setia/tabah
dengerin semuanya). Tapi ya itu, pembelajarannya yang indah. Ga soal jadi
diubah atau tidak, akan kami coba lagi sepakati abis ujian. Andai disahkan pagi
inipun menurutku justru cacat hukum produk keputusannya, karena tak dihadir
Pembina.
Well,
kita tunggu tanggal mainnya! Hidup mahasiswa !!!
Chapel SAAT,
Jum’at, 22 April 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar