Doa
itu...
Pejamkan
mata mengucap kata?
Itu benar sekali.
Tapi pasti juga
salah sekali.
Doa
itu...
Upaya
menjumpa Allah kita.
Berlutut
di hadiratNya itu hanya salah satu cara,
Karena
Ia bisa dijumpai dalam diri sesama kita.
Doa
itu disiplin meninggalkan dunia diri,
Tembusi
dunia Allah dan dunia orang lain.
Doa
itu meretas relasi dan melibatkan diri.
Maka doa bisa pejamkan mata, juga membuka mata.
Ia
bisa lipat tangan, pun turun tangan bertindak nyata.
Ya,
berdoa dan perbuatan itu betapa eratnya.
Labora
et ora, bekerja itu bisa sebagai doa.
Maka
berdoalah hari ini, kawan.
Jangan
hanya dengan kepintaran berkata-kata,
Tapi dengan
kemahiran talenta Anda, profesi Anda:
bekerja dengan sikap menjunjung keadilan dan
kebenaran.
Itu bukti nyata betapa Anda sunggguh mengenal Allah Anda.
Selamat
berdoa di tempat kerja, kawan!
Matius
25:38-40
Bilamanakah kami melihat Engkau .... Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah
seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk
Aku.
Yakobus
1:27
Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah
mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga
supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Yeremia
22:15-16
Tetapi ia melakukan keadilan dan kebenaran, serta mengadili perkara orang
sengsara dan orang miskin dengan adil. Bukankah itu namanya mengenal Aku?
demikianlah firman TUHAN.
Jakarta,
7 April 2012
Teringat Romo Mangun, Romo Muji, Romo
Magnis (dan Ibu Teresa!), yang menterjemahkan panggilan utama mereka untuk
berdoa, dengan banyak karya mengupayakan kesejahteraan, keadilan dan kebenaran
dalam hidup sesama yang menderita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar