04.50
Alarm
bangunkanku, doa pasrahkan hariku
Mandi
air hangat, 05.20 siap berangkat
10 menit
ritual pandangi anak istri yang masih lelap
Menata
tempat mereka di hatiku: bahwa mereka bukan milik, melainkan amanat; hanya
titipan, dipercayakan untuk dikasihi selama masih diberi waktu; bahwa hanya
Tuhanlah milikku dan Pemilik mereka. Demikian aku latih kesiapanku: kapanpun mereka
bisa lepas dari pelukku.
Serahkan
hari mereka, hayati lagi hadir mereka di hidupku:
Merekalah
korban terdekat, yang turut tanggung akibat, bila hari ini aku menyerah, pada godaan
untuk berhenti sejenak; sejenak berhenti menjaga kekudusan & kejujuran, sejenak
abaikan integritas. Itu kekuatan ekstra, bekal tambahan selain Sabda Tuhan,
hadapi godaan di tempat kerja.
5.30
Menyapa
jalanan, kaca helm terbuka, agar pandangan jelas, karena halimun pagi masih lekat.
Udara kotor sudah pekat, seraya rekan-rekan pengendara dan kendaraan mendekat rapat.
Dalam
waspada naikkan doa rutin: “Smoga yang ahli tak henti teliti dan temukan cara
atasi polusi, bahkan atasi pemanasan global dan kerusakan ekologi di
pusat-pusat urban.”
06.00
Titipkan
motor di terminal, busway
TransJakarta jadi tempat kencan: temu mesraku dengan Sang Khalik, sambil
berdiri atau duduk, menyimak sabda-Nya sepanjang jalan, desahkan doa Bapa Kami;
Bapaku dan Bapa pak sopir serta Bapa semua penumpang; Mohonkan KerajaanNya
datang di bumi Jakarta hari ini, khususnya dalam hidupku dan hidup mereka,
melalui karyaku dan karya mereka, di tiap tempat ke manapun Tuhan utus kami
menjemput rejeki hari ini.
07.00
Tiba
di kantor, siap belajar di ruang kelas-Nya Tuhan, laboratorium kehidupan. Siap
berbagi hidup dengan rekan kantor yang Tuhan anugrahkan, saling asah, saling
menajamkan. Mohon Dia sanggupkan, pancarkan citra-Nya, hari demi hari, mingu
lepas minggu, hingga akhir bulan, menuai gajianJ
****
Tangerang-Jakarta, medio
Januari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar