Sisipan, Hari
Kebangkitan Nasional
Pesta demokrasi terjadi hampir tiap hari; di dunia bisnis
ada Rapat Umum Pemegang Saham. Di ranah politik ada pembahasan dan pengesahan Undang-undang
di gedung dewan, dll. Bersyukur di seminariku dulu ada RUA, Rapat Umum Anggota
(sema SAAT). Di gereja? Rapat majelis, dll.
Aku jadi ingat Boedi Oetomo dll. di tahun 1908 itu, diary. Mereka dan juga tahun-tahun itu
merupakan tonggak momentum kebangkitan, benih kebebasan berorganisasi dan
berdemokrasi di Republik ini. Kami bisa lakukan acara-acara hari ini merupakan buah
dari peristiwa-peristiwa yang memuncak tgl 20 Mei seratus empat tahun yang lalu
itu. What Mr. Oetomo did had paved the
way of democracy for us. I hope and pray that what we are doing right now will
pave a better way for our next generation in this country.
Makin dipikir, makin mengharukan lo, diary. Gimana ngga’, bisa dibilang itu moment peralihan bangsaku masuki era yang lebih beradab; dari era
perlawanan senjata ke era perlawanan politis, dari kultur adu otot ke kultur
adu nalar. So, I see no reason not to
feel indebted to and thankful to people/the leaders and the year of that 1908,
meski di tengah keprihatinanku melihat bayi demokrasi itu telah lewati masa
usia kakek-kakek (104 th !) namun perilakunya bagai kakek yang childish, bahkan autis!, karena kulihat
keputusan-keputusan penting bangsa ini masih sering merupakan produk-produk
pemaksaan individu/kelompok tertentu yang lakukan money-abuse dan power abuse.
Mencermati alotnya dan mahalnya beaya proses demokrasi di
gedung dewan maupun di tiap pemilu kada hari ini, mencermati konflik horisontal
antar sesama anak bangsa yang makin marak tahun-tahun terakhir ini, aku ga
tahu, diary, berapa grade proses demokrasi bangsaku hari ini
tergolong level elementary, intermediate
atau advanced. Yang jelas aku tetap puas
akan prosesnya, ada banyak suara, ada pro dan kontra, itu tanda minimal yang
bisa kita ikuti, ga seperti lembaga yudikatif dan legislatif era Soeharto yang
cuma seperti Paduan Suara. Terdengar dan tampak indah harmoni, namun
sesungguhnya secara de facto hukum
dipasung dan demokrasi dikebiri.
Well, kita doakan dan terus nantikan membaiknya kualitas (baik
secara teknik maupun etik) demokrasi bangsa kita ini. Hidup para pejuang
demokrasi !!!
Jakarta, Harkitnas 20 Mei 2012
Menyimak trending topik
media 2 minggu terakhir ini:
Evakuasi korban Sukhoi
dan Kontroversi konser Lady Gaga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar