Refleksi, khusus edisi
akhir pekan:
Mata
kedua bocah kecilku itu begitu elok. Gabungan mata Jawa papanya dan mata
chinese mamanya:-). Hitamnya bening, sorotnya tajam. Bangga.com
jadinya. Itu sebab aku paling cerewet tiap kali mereka pegang pinsil, sumpit
atau benda runcing lainnya, apalagi kalau asyik diayun-ayunkannya
dekat mata mereka (pernah tergores di kelopak mata). Ngeri membayangkan mereka
tumbuh besar dengan cacat mata. Sama seperti semua papa yang lain, aku berharap anak-anakku besar dengan fisik normal, terutama mata. Mungkin karena nilai
fungsi maupun nilai estetika mata itu begitu vitalnya. Aku mau mata elok itu
terjaga tetap baik dan sehat.
Tapi
hari ini aku punya harapan lebih lagi soal mata mereka, setelah tahu apa
artinya ‘mata yang baik’ itu menurut alkitab. Tuhan Yesus pernah bertutur: “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik (ayin tovah), teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat (ayin ra), gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa
gelapnya kegelapan itu.”(Matius 6:22-23). Kuperiksa berbagai terjemahan alkitab bahasa Inggris, kata “baik”
sepadan dengan kata single, sound, healthy, dan good. Apa yang sedang sedang diajarkan Yesus di sini?
Jika melihat konteks perikopnya, sah-sah saja frase
“mata yang baik” ditafsir
sebagai mata yang tidak diarahkan pada harta duniawi,
melainkan diarahkan pada perkara-perkara rohani. Sehingga aplikasinya bicara
tentang pentingnya mengumpulkan harta di surga dengan cara melepas atau berbagi
harta atau uang kita untuk pekerjaan Tuhan atau untuk sesama kita yang butuh
pemberian uang kita. Itu
yang selama ini kupahami. Tapi hari ini kudapati masih ada kebenaran lain yang bisa digali dari bagian
ini. Terutama dengan mengingat bahwa ternyata ini adalah idiom bahasa Ibrani.
Frase
“mata yang baik” ini ternyata masuk dalam daftar idiom bahasa semitik dalam literatur ibrani abad pertama, di era Yesus. Arti idiom
ini menggambarkan sikap seseorang
terhadap orang lain. Bagi
orang yahudi, “melihat” itu punya makna yang lebih dari sekedar
penggunaan mata, yakni mengacu pada penggunaan mata dan hati. Maka, idiom
ini bicara tentang melihat dan merespons kebutuhan orang lain. Idiom ini
mengajarkan: orang yang punya mata yang baik itu generous, murah hati. Yakni, ia melihat kebutuhan orang lain lalu
ingin menolong. Sebaliknya, di ayat 23 Yesus menyebut yang punya mata jelek,
mata jahat itu mengacu pada orang-orang yang hanya fokus pada kebutuhannya
sendiri. (Lih. contoh pemakaian idiom ini di Amsal 22:9; 28:22).
Selain di ayat ini, sekali lagi Yesus
pakai idiom ini pada waktu Ia menceritakan perumpamaan
tentang seorang pemilik ladang yang membayar pegawai-pegawainya dengan upah
yang sama tidak peduli kapan pegawai itu mulai bergabung dan bekerja (Mat.
20:1-16). Kepada seorang pegawai yang protes, Yesus menggunakan idiom ini
ketika menjawab: “Tidakkah aku
bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau (apakah matamu menjadi jahat), karena aku
murah hati (mata-ku baik)?
Memahami arti
idiom ini menolongku makin memahami
pengajaran Yesus di Matius 6 ini. Kutangkap seriusnya peringatan Yesus di sini; jika mataku baik, artinya jika aku punya perilaku generous, punya spirit murah hati, maka hidupku akan penuh dengan terang. Sebaliknya
jika aku hanya
memikirkan urusanku sendiri, menutup
mata terhadap kebutuhan-kebutuhan orang lain, hidupku akan gelap. Ah, tentu
aku mau punya “mata yang baik” seperti itu. Kurindukan itu juga dimiliki semua
saudara seimanku, dari semua aliran denominasi. Murid Kristus harus bersatu hati, perangi
budaya egois dan individualistis yang terasa makin parah hari ini.
Dan tentu saja, kurindukan ‘mata yang baik” ini juga dimiliki kedua
gadis mungilku ini. Kukan melatihnya sejak dini, supaya kelak tak hanya mereka
menjadi gadis-gadis cantik bermata elok, dengan sorot tajam dan bening, tapi
juga menjadi gadis-gadis kristen yang elok budi, bening nurani, tajam melihat
kebutuhan orang lain. Setidaknya bisa empati, bahkan kalau bisa, mampu berbagi ringankan beban sesamanya.
Kuyakin demikian pula harapan Anda bagi putra-putri Anda. Mari saling dukung dalam doa.
Amsal 22:9
Orang yang baik hati
akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin.
Amsal 28:22
Orang yang kikir
tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami
kekurangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar