Refleksi, khusus edisi akhir pekan:
Lion Air, penerbangan nomor 691
Tapi pesan-Nya via bahan Saat Teduhku barusan kagetkanku
:
Lion of Judah, Mazmur nomor 139 !
Tugas rapat ke Jakarta ini beban berat untukku;
Bahas pendekatan baru? Kemasan baru? Terobosan baru?
Mau bicara apa aku tentang semua itu? Apa sumbang
saranku??
Berpartisipasi penuh, itu rindu tekatku, itu saja
bekalku.
Hati kelu, hingga bait pertama ini jadi surat tugasku:
“Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri,
Engkau
mengerti pikiranku dari jauh…
Sebab sebelum lidahku mengeluarkan
perkataan,
sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.”
Ini bekal optimismeku. Ia kendalikan pikiran dan lidahku,
keluarkan ide dan saran yang hingga kini aku sendiri tak kunjung tahu.
Wow ! Praise the Lord ! Yesusku,
aku siap rapat bersama-MU !
Pagi ini rintik hujan jatuh, langit kelabu,
Berkali-kali guruh menderu, tak urung usik rasa amanku
Namun bait ke dua jadi bekal tenangku :
Jika aku terbang dengan sayap fajar,
dan membuat kediaman di
ujung laut,
juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku,
dan tangan
kanan-Mu memegang aku.
Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja
melingkupi aku,
dan terang sekelilingku menjadi malam,"
maka kegelapanpun
tidak menggelapkan bagi-Mu,
dan malam menjadi terang seperti siang;
kegelapan sama seperti terang.
Kebetulan belaka? Aku tak percaya itu !
Maka tenanglah jiwaku:
Siapapun pilotku di cuaca buruk pagi ini,
Yang kutahu hanya satu : I’m flying with Jesus !
When I pray coincidences
happen, and when I do not, they don’t
( William Temple)
Tak terasa bibirku desahkan dendang:
Lingkupiku dengan sayapMU,
Naungiku, dengan kuasaMU
Di saat badai bergelora, ku aman terbang bersamaMU
Bapa kau Raja atas smesta, Kutenang sbab Kau Allahku
Senin, 15 Mei ‘07
Ruang tunggu bandara Juanda
Panitia Pendamping persiapan Konsultasi Nasional Pelayanan Siswa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar