Kadang situasi hidup akan memaksamu tinggal berdua saja dengan Yesus, tanpa perhatian sanak dan teman, tanpa dukungan sistem yang seharusnya bisa diandalkan.
Bisa jadi itu satu cara Dia menguji prioritasmu,
satu agendaNya memurnikanmu, kawan.
Dalam situasi seperti itu Ia mau engkau belajar rela melepaskan atau
dilepaskan, belajar siap berhenti mengikat atau diikat, belajar ikhlas berhenti
diandalkan atau mengandalkan, entah itu berkaitan dengan sesuatu atau seseorang. Dan Dia punya hak lakukan itu padamu.
Dia memang berhak memastikan apakah anak-anak-Nya yang IA tebus dengan
menanggung sepi dan ngeri di kayu salib itu mampu hidup bersama-Nya dan
bagi-Nya saja ketika segalanya hilang dari hidup mereka, dan tetap merasa puas.
Ayub 1:
21-22 katanya: "Dengan telanjang
aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke
dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat
yang kurang patut.
Lukas 14:
33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di
antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak
dapat menjadi murid-Ku.
Salatiga, 6 Maret ’06
Teringat Ayub
Tidak ada komentar:
Posting Komentar