Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Rabu, 04 April 2012

Inilah Tubuh dan DarahKU; Paskah versi Baru!

Sisipan, sajak-refleksi siapkan hati untuk paskah:

Di malam terakhir sebelum berangkat ke Jepang, Hezky mengundang kami dan jemaat gerejanya berkumpul di rumahnya: persekutuan dan...makan-makan. Malam terakhir sebelum meninggalkan kota Malang karena pindah tempat pelayanan, saya mengajak anak istri makan enak di restoran ‘mewah’ di Jln. Bromo. Saya ingat dua moment itu kental dengan dua perasaan campur-aduk: kegembiraan dan kesedihan, jadi satu.
Itu sekedar contoh, kawan, tentang naluri manusia (rancangan Tuhan), yakni makan-makan untuk merayakan kejadian spesial. Bukan sekedar pengisi perut, makanan-minuman itu bicara lebih banyak dari yang bisa dibahasakan, tentang siapa kita, tentang perasaan-perasaan kita, harapan dan suka-cita yang kita rasakan bersama. Di situlah bisa dibilang, makanan-minuman itu menyampaikan sesuatu, berbuat sesuatu, bahkan boleh dibilang, membentuk hidup kita.
Bagi orang yahudi, paskah itu makan-minum semacam itu, kawan. Hanya, yang dikenang dan dirayakan jauh lebih besar. Makanan minuman khusus disajikan, resep warisan berusia ribuan tahunan. Teks-teks kitab suci tertentu wajib dibacakan, diperdengarkan ulang: tentang bagaimana Allah menyelamatkan Israel dari perbudakan Mesir, peristiwa Keluaran. Di tindas di negri pembuanganpun, makan-makan ini mereka lakukan, pesankan: "Kami bangsa merdeka, kepunyaan Tuhan!" Maka sebagai perayaan, perjamuan ini lebih dari sekedar makan minum spesial, melainkan tindakan religius sekaligus tindakan politis yang kental.
Makan minum paskah semacam itulah perjamuan terakhir Yesus dengan para murid, sekaligus perjamuan yang sangat berbeda, saat Ia berkata: “Inilah tubuh dan darahKu, makanlah, minumlah...” Malam ini para murid tetap bingung, namun belakangan mereka tahu, dan melanjutkannya dengan penghayatan baru. Apa itu? Bahwa inilah perjamuan paskah yang baru, mengenang merayakan peristiwa Keluaran kedua. Seperti Musa, kali ini Yesus yang memimpin 12 murid, 12 suku Israel baru, umat pengikut Dia, keluar dari perbudakan dosa, dari cengkeraman tuan yang jauh lebih kejam dari Firaun, yakni Iblis; kali ini Yesus yang mendahului mereka melewati teror yang lebih menakutkan dari laut Teberau, yakni salib, sengat maut.
Ya, itulah perjamuan terakhir di malam paskah itu, kesempatan terakhir Yesus mengulang sekaligus menegaskan kematian yang akan dialamiNya kepada para murid yang lamban mengerti itu. Sebelum ini Yesus sudah gunakan banyak kata, dengan bahasa kitab suci (anak manusia, hamba yang menderita), politis (mengalahkan penguasa dunia ini) maupun teologis (menyerahkan nyawa jadi tebusan bagi banyak orang). Maka malam ini Yesus menjelaskannya dengan sebuah rangkuman, dengan kata-kata minimal, namun dengan tindakan simbolik maksimal: makan-makan! (lebih pas, meski suasananya berujung kesedihan).
Maka inilah yang yang harus kita kenang dalam perjamuan kudus, kawan, bahwa para murid, bahwa kita semua mengandalkan kematianNya untuk kehidupan kekal kita, bahwa melalui apa yang dicapaiNya di kayu salib itulah Kerajaan Allah sekarang sungguh nyata datang, di bumi seperti di sorga! Dan inilah yang harus kita kerjakan setelah Perjamuan Kudus, kawan: melanjutkan kehidupan, dengan segala suka dukanya (seperti Hesky yang menekuni studi di Jepang, seperti saya sekeluarga yang menjalani pelayanan di Jakarta); dan menerapkan kemenanganNya di kayu salib itu dalam situasi-situasi salib kita hari ini; lebih tepatnya mengisi hidup kekal kita, mewujud-nyatakan nilai-nilai Kerajaan, dengan aksi-aksi kerajaan, di semua bidang kehidupan, di urusan sehari-hari maupun di proyek-proyek besar.
Selamat jelang paskah, kawan!

Matius 26:26-28
Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku."  Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

Lukas 22:18
Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.".

Jakarta, 4 April 2012

Tidak ada komentar: