Di
zaman sarat keramaian ini, banyak orang lapar keheningan,
tapi
justru alihkan rasa lapar, dengan berbagai hingar-bingar.
Kamu dan saya jangan demikian, kawan.
Cobalah
mengudap kesendirian, mengunyah kesunyian,
Puaskan
lapar dahagamu jiwamu dengan kesejatian,
pastikan
bathin dan nalar sehatmu kenyang.
Karena
bukti sudah terang benderang,
Menahan lapar akan keheningan itu posisi kita rentan,
mudah dikonsumsi oleh beragam ekspektasi dan tuntutan.
Karena bukti sudah jelas terpampang,
Menahan
lapar akan keheningan itu berujung dosa kerakusan:
rakus
kerja,
rakus harta,
rakus
belanja,
rakus
hiburan,
rakus
perhatian,
rakus pengakuan,
bahkan
rakus pelayanan,
dan berbagai
kecanduan, dan beragam pelarian!
So, mari pastikan jadwal hening kita, kawan
di sela kesibukan, sempatkan mengudap
kesunyian:
withdraw, solitude..., menikmati dan dinikmati Tuhan!
Bilangan 11:33-34
Selagi
daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah murka TUHAN terhadap bangsa itu dan TUHAN memukul bangsa
itu dengan suatu tulah yang sangat besar. Sebab itu dinamailah tempat itu
Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan orang-orang
yang bernafsu rakus.
Matius 14:13
Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka.
Jakarta, 23 April 2012
Sudah terbiasa lewatkan sarapan J,
sayangnya tergoda pula lewatkan “diam terpejam
nikmati Tuhan”L
Tidak ada komentar:
Posting Komentar