Sistem integrasi komputer di sebuah kantor sedang galat. Semua tak
berdaya, terpaksa pekerjaan terhenti, menanti teknisi yang bisa memperbaiki.
Diam-diam seorang office boy (yang kursus komputer di malam hari) sentuh-sentuh komputer induk di sana-sini, tau-tau sistem lancar kembali. Teknisi yang
terlambat datang memarahi: "Emangnya kamu siapa? Siapa yang beri kamu
ijin?" Tapi para karyawan membelanya, sehingga ia tak kena sanksi. Itulah
contoh tindakan berani, berani menjadi berkat!
Tapi
ada seorang muda yang jauh lebih berani, kawan.
Ia jungkir-balikkan meja-meja bisnis di halaman bait suci, bangunan paling
bersejarah, paling suci, simbol jati diri bangsa yang merasa paling mulia di
muka bumi. Meski hanya untuk sejenak, terhentilah prosesi ritual kurban, terhenti
jugalah sistem ibadah yang sudah ribuan tahun eksis.
Aksi
Dia ini tentu butuh nyali yang besar sekali, mengintervensi institusi tertinggi
agama yahudi! Penutup buruk bagi karir cemerlangNya sebagai penyembuh,
pengajar, pemberi makan ribuan orang, serta figur pengasih penyayang yang
dihormati. Wajar alim ulama penguasa bertanya meremehkan dan mengadili: “Dengan kuasa mana,
siapa memberiMu hak untuk beraksi seperti ini?!”
Mengutip
kata-kata keras nabi Yeremia, "Rumah Allah menjadi sarang penyamun," itu terdengar lancang dan kurang ajar sekali, itu
yang paling menyinggung harga diri dan menusuk hati para petinggi: ahli taurat
dan kaum Farisi, para imam dan imam besar bait suci. Alhasil, diam-diam Ia
diberi vonis hukuman mati, dengan jadual eksekusi yang sudah pasti, tak lama
lagi.
Kawan, orang muda ini
bukan OB, bukan pula petugas satpol PP. Ini bukan kisah penggusuran perdagangan
di lokasi terlarang. Ia Mesias! Yang dilakukanNya adalah menyatakan penghakiman
Allah terhadap umat pilihanNya sendiri, agenda penting datangnya Kerajaan Allah.
Secara simbolis diperagakanNya penghukuman itu di sini, karena ideologi
nasional bangsa ini terpusat pada bangunan suci ini; tempat Allah berdiam Diri
dan bisa mereka jumpai, di mana perjanjian leluhur mereka dengan Yahweh diingat,
dirayakan dan diamini, yakni BERKAT Allah bila Israel setia pada Allah, setia
menjadi saluran berkat bagi segala bangsa di muka bumi, dan KUTUK bila mereka berbalik
dari Allah dan tidak berfungsi sesuai tujuan mereka dipilih.
Maka
sesungguhnya bukan sekedar meja-meja, tapi inilah yang justru dijungkir-balikkanNya:
·
Nasionalisme
picik yang sarat kekerasan terhadap sesama anak bangsa, pula sarat praktek ketidak-adilan
terhadap orang asing, nasionalisme yang kontradiktif dengan panggilan menjadi
berkat bagi segala bangsa di dunia ini.
·
Sistem
yang korup, di mana kekuasaan hanya menguntungkan pihak penguasa, dan kaum lemah
makin tak berdaya, sistem yang membuat orang kaya tak mampu bermurah hati
terhadap dunia yang papa ini.
Bagai nasib
keringnya pohon ara tak berbuah, Yesus mewakili Yahweh, mengutuk bait suci, kota suci, alias bangsa pilihan ini,
setelah beberapa saat sebelumnya meratapinya dengan air mata penuh kasih.
Pesannya
gamblang, kawan:
1. Tidak sesuai fungsi, penghakiman Allah terjadi! Tak hanya
institusi gerejawi dan institusi keuangan yang terkait insiden ini, melainkan
pula institusi hukum, institusi pemerintah maupun institusi politik negeri ini,
semua selayaknya gemetar melihat aksi Mesias menyatakan penghakiman Allah di
Bait Suci ini.
2. Allah menanti, murid Kristus yang berani tampil sesuai
fungsi!
Yakni menyatakan penghakiman Allah! Dunia kita
menanti orang yang diam-diam sedia mengambil peran dalam situasi buruk yang
perlu solusi, orang yang siap diremehkan namun giat memberkati dunia ini.
So, kondisi apa yang sedang
galat (keadilan dan kebenaran atau shalom
itu tidak berjalan dengan semestinya) di lingkungan masyarakatmu, kawan? Institusi apa yang perlu kamu tantang
dan kamu peringatkan (dengan tegas namun penuh kasih, dengan cara kreatif tanpa anarkis) tentang penghakiman Tuhan? Tak
perlu jadi OB atau satpol PP, tak harus pula jungkir-balikkan barang-barang. Hanya
butuh nyali besar, nyali yang siap diremehkan dan diadili, "Emangnya kamu siapa?!" Ya, justru yang satu itu yang tak mudah kita miliki.
Tapi itulah semangat paskah, kawan!
Markus 11:12-14 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan
Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah
berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada
pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain
daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan
buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya.
Lukas 19:41. Dan ketika
Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya,
Markus 11:17-18 Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku
akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya
sarang penyamun!" Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang
peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia,....
Markus 11:20 Pagi-pagi
ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah
kering sampai ke akar-akarnya.
Jakarta, 2 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar