Sisipan, Refleksi tercecer seusai Paskah:
Berawal
dari kenakalan si kecil Osias. Luka menganga tertusuk pisau mainan di bahu
kirinya beri kami pengalaman berharga. Peralatan yang disiapkan seadanya, lampu
senter sedikit cahaya, aksi darurat itu menjadi 1 jam yang luar biasa. Si kecil
malang dibebaskan dari ancaman bahaya. Penutup manis karya medis kami di desa
korban gempa. Moga tidak ada infeksi setelahnya, karena
desa di atas gunung ini sangat jauh dari kota.
Satu
fakta tegaskan kami, bahwa TUHAN yang berkarya: obat bius yang ‘kebetulan’
terbawa akibat kesalahan toko obat di Malang itu
ternyata sangat berguna. Juga benang jahit luka dalam yang tidak kami minta, namun keliru dikirimkan
bidan desa itu, siapa sangka?!
Bagiku
sendiri, tadi itu pesan paskah dariNYA. Sambil tangan teracung sorotkan lampu
senter membantu dokter Nita, kuamati semuanya. Lalu tiba-tiba
terbandingkan begitu saja fakta-faktanya:
Kayu
halus meja ini dan balok kasar
salib itu,
1
luka ini dan luka di sekujur
tubuh itu.
Kulit-daging
dan jarum yang disterilkan oleh dokter penuh kasih
ini, kontras nian dengan kulit-daging
punggungNya yang berulang dicabik cambuk kotor serdadu keji itu.
Tangis
pilu si kecil dan jeritan Eli Eli
Lama Sabakhtani-NYA,
sang
ayah yang terjatuh lemas karena tak tega dan
hati hancur Sang Bapa.
Sesungguhnya,
kenakalan dan luka si kecil itu wakili luka kita, ulah dosa-dosa kita. Tapi
luka-luka DIA semata karena kasih-NYA dan
kasih Bapa, satu-satunya cara bebaskan kita dari bahaya maha-murka,
yakni ngeri dan kekalnya upah dosa. Oleh luka-luka Dia, sembuhlah luka-luka
kita.
Lalu
bagaimana? Biarlah hidup ini menjadi respons kita
atas kasih dan karya besar Allah
yang berpusat pada salib itu. Di sekolah, di kampus, di rumah, di tempat kerja, di Perkantas, di Gereja..., ya, di mana saja. Selamat
menghidupi semangat Paskah, rekan semua!
“Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan
oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadaNya, dan oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh” (Yesaya
53:5)
Sabtu
sore, 19 Maret 2005
Apui - Alor Tengah Selatan (Tim Misi SAAT untuk gempa Alor).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar