Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Senin, 17 September 2012

A Home at Jl. Arief Margono 18, Malang

An Unforgetable Memory

4 tahun di sana, terisi penuh 6 kardus besar
diktat kuliah, paper, makalah & artikel foto-copy
4 tahun di sana, terisi penuh 2 diary, seratusan puisi
peristiwa, kesan dan teman dari pelosok negri
yang ditempa, taati panggilan ilahi

Kini kutlah pergi, bergelar alumni
berbekal kenangan hitam dan putih:
Ada disiplin dan kekudusan di sana,
diselingi beragam pelanggaran dan dosa
Konflik tak pernah tiada, syukur ada juga cinta
Ada pesaing dan pendengki, syukur ada sobat tua & muda yang tulus hati
(di dalam situ seindah & sekeras di luar sana,
panggung sempurna latih jiwa menghamba)

sekilas, teringat tiap sudutnya
taman dan kolam, meja ping-pong, meja satpamnya,
bangku-bangku kelas, lingkar chapel-nya, seram mimbarnya
rak-rak perpus, ruang komputer, riuh ruang makannya

Bisa-bisa kelak kutulis buku, bukan lagi puisi
tentang segala hal di rumah besar Jl. Arief Margono 18 ini
“Seminary Undercover,” itu judul yang sexy
dengan beragam daftar isi:

tentang paper-papernya yang kuras energi
tentang gemerlap indomie di malam hari
tentang pos-pos SM yang tautkan dua hati
tentang konseling-konseling berujung patah hati
tentang konflik-konflik yang disimpan rapi karena takut sangsi
tentang tugas ke kantor pos dan ke pasarnya, berdua-dua tiap hari
tentang rekan-rekan yang tereliminasi, angkat koper tinggalkan beberapa misteri
tentang bunyi belnya yang tekun hipnotis kami, dikte kami
ke acara apa saja yang wajib kami ikuti
tentang gemerincing garpu sendok piring di ruang makannya,
dengan doa-doa yang kadang mengundang tawa, eh dilarang ketawa kami
tentang dosen yang rapat di kamis sore saat kami pergi
tentang malam kesaksian di perpus 2 jum’at sekali
tentang keringat di jum’at siang, kerja bakti
tentang senam ala kadarnya di senin pagi
tentang latihan paduan suaranya di selasa siang yang jadi paduan kantuk
namun selalu berhasil tampil memikat hati dan menuai puji
tentang gule-rawon-tempe warung ijo di sebelah tiap sabtu pagi
tentang wisuda dan kamp-kamp yang tak pernah sepi
tentang panggung bonekanya yang laris sekali
tentang dosa kolektif HP yang tak terbendung tanda tangan janji pribadi
tentang berbagai barang dan makanan sumbangan
tanpa pernah kenal dan peduli pada si pemberi
tentang pria yang altruis, atau yang berjiwa yahudi
yang kagumi Leon Morris, atau yang bijak bercelana tinggi
tentang pasien usus buntu di tiap generasi
tentang galon, tentang ....ah, masih banyak sekali!

Ah, itu rumah yang kecil untuk keluarga besar
Sesak oleh jadual pelayanan dan tugas-tugas studi
Apalagi masing-masing pemuda-pemudi pilihan Tuhan datang membawa
setumpuk kerapuhan, keunikan, kesombongan dan ambisi
membuat gesekan dan benturan bukan barang langka,
sehingga keretakan atau pecahnya relasi kerap terjadi
jadi ajang latihan tajamkan seni rekonsiliasi
(atau asah skill menutup-nutupi konflik yang natural sekali)
siapkan kami jadi pembawa damai bagi gereja dan dunia
di luar sana yang sarat dengan peperangan dan dengki

Ah, itu tempat cinta diam-diam bersemi
sekaligus saksi bisu tragedi asmara yang kandas, mati
Ia bisa penjara putih, bisa istana teologia
atau bunker sembunyi yang nyaman sekali
tergantung perspektif tiap pribadi

Ah, masih banyak kenangan, kawan,
Tapi ingin kukenang yang ini saja:
Cinta dan Kasih setia Tuhan Yesus kita
Yang terus panggil dan utus penuai-Nya
Dari masta ke masta, dari generasi ke generasi.

Alumna masta 2002
Hari-hari terakhir di Februari ‘06