Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Jumat, 01 September 2017

Perjanjian Darah Kurban

Di sepanjang alkitab kita ada gambaran yang sering muncul, yang agak asing atau terasa sadis atau primitif buat kita orang kristen hari ini, khususnya dengan budaya kita yang sudah modern dan beradab ini, yakni gambaran tentang penumpahan darah. Tapi karena gambaran ini terkait erat khususnya dengan kehidupan dan kematian Kristus, maka penting buat kita memahami ide orang yahudi kuno tentang darah ini.

1.       Pengganti darah/ Nyawa orang yang bersalah berdosa:
Kawan, orang-orang di jaman kuno percaya darah makhluk hidup itu berisi nyawa atau kehidupan makhluk tsb. Mereka mengamati, ternyata binatang yang sedang luka pendarahan itu perlahan jadi pingsan, lalu seiring habisnya darah, binatang itu mati. Maka mereka simpulkan bahwa hidup/nyawa binatang itu telah pergi bersama darahnya. Nah, Allah menggunakan/ memanfaatkan pemahaman budaya kuno tentang darah ini untuk mengijinkan umatNya menebus (menukar hukuman) dosa mereka dengan darah binatang. (Baca Imamat 17:11). Di sini terjadi pertukaran: darah / nyawa binatang itu menggantikan darah / nyawa orang yang bersalah; hidup binatang itu menggantikan hidup orang itu.

2.       Meterai Perjanjian
Nah, di kitab Keluaran 24 disebutkan bahwa darah juga dipakai dalam ritual ikatan perjanjian. Ini kejadiannya di gunung Sinai. Ini perjanjian antara Allah dan umat Israel. Allah sebagai pihak pertama, menawarkan jaminan penyertaan dan berkat-Nya kepada bangsa Israel (Kel 23:20-33), dan Israel sebagai pihak kedua berjanji taat pada semua firman Tuhan (24:3). Dan perjanjian ini disahkan dengan darah.
Pertama mereka mempersembahkan kurban (ay 5). Nah, darah binatang kurban itu separuhnya dipercikkan pada mezbah. Darah yang ini mewakili Allah, sebagai penyataan kesetiaan Allah kepada Israel. Separo darah lagi dipercikkan kepada umat Israel (ay 8), setelah mereka menyatakan tekad setia mereka pada Allah. Di sini darah berfungsi sebagai meterai perjanjian di antara mereka. Darah yang dipercikkan kepada kedua pihak itu mempersekutukan mereka. Allah menginginkan relasi intim seperti itu terjadi antara umat dengan-Nya dan terjadi di antara umat Allah.
Mengapa perjanjian waktu itu harus disahkan dengan darah? Itu karena bagi orang jaman kuno, ikatan perjanjian itu bukan mirip perjanjian bisnis, melainkan mirip perjanjian pernikahan. Spt janji nikah! Dalam pernikahan, hidup atau nyawa kedua pihak itu diikat bersama.

Maka, dengan latar belakang pemakaian darah ini, kita bisa mudah memahami apa yang dimaksud Yesus ketika berfirman: (di Mat 26:28 tadi): Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.“
Di sini Yesus menggunakan gambaran tentang darah itu dalam dua cara: pertama, Ia sedang menjelaskan bahwa penumpahan darah-Nya di kayu salib sebentar lagi itu merupakan pengganti, substitusi. NyawaNya, hidupNya, menggantikan nyawa kita, hidup kita, menjamin penebusan kita dari dosa. Kedua, Ia juga sedang mengatakan bahwa darahNya itu mensahkan sebuah perjanjian baru antara Allah dan manusia (Yesus mengingat dan menggenapi nubuat nabi Yeremia [31:31]. Perjanjian baru itu tidak bisa dimulai sebelum darah Mesias Israel dicurahkan). Artinya untuk bisa bersekutu, untuk bisa memiliki relasi pribadi dengan Allah, manusia tak perlu lagi menyembelih hewan kurban dan memercikkan darahnya. Cukup hanya dengan beriman pada Kristus dan mengambil bagian dalam penebusan-Nya di kayu salib itu.  Tiap kali kita ikut perjamuan kudus atau merayakan paskah,  kita perlu ingat bahwa kita telah dibawa ke dalam persekutuan penuh kasih dengan Allah karena perjanjian yang dimeteraikan oleh darah Kristus.

Aplikasi:
Pertama, ini mengingatkan kita tentang kekudusan. Perjanjian darah di akitab Perjanjian Lama, juga darah perjanjian salib di Perjanjian Baru itu, adalah pesan serius Allah pada orang berdosa, termasuk kita: Aku mau mengampunimu! Mari kita amini lagi undangan pengampunan Allah ini. Ia yang berjanji adalah Allah, yang pakai meterai penumpahan darah binatang bagi umat PL, dan penumpahan darah Kristus bagi umat PB. Jadi ingat, dalam soal ini Allah tidak pakai surat perjanjian bisnis, ia pakai surat perjanjian darah! Maka, mari sambut dengan respons serius. Seriuslah setia pada Allah alias hidup kudus. Jika sampai terjatuh, seriuslah mohon ampun, seriuslah yakni pengampunanNya, seriuslah berjanji dan berjuang lagi untuk hidup kudus.
Kedua, ingatkan kita tentang persekutuan. Perjamuan makan yang terjadi antara Allah dan 70 orang tua-tua yahudi ini, juga antara Yesus dan para murid di perjamuan paskah itu, merupakan undangan untuk relasi yang hangat dan intim dengan manusia. Di wahyu 3:20 Yesus yang bangkit itu juga berkata: Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. Sesibuk apapun, mari sempatkan buka pintu untuk Tuhan Yesus, duduk semeja denganNya, membina relasi intim denganNya maupun relasi intim di antara kita, baik di hari-hari ibadah kita dan waktu-waktu doa pribadi kita.
Ketiga, ingatkan kita tentang Misi alias tugas kesaksian kita; karena baik perjanjian darah di Sinai ini maupun darah salib Kristus di Golgota itu sama-sama menegur dan mengoreksi kegagalan umat Allah dalam menjalani panggilan Allah, yakni gagal mentaati perjanjian antara Allah dan leluhur mereka, Abraham di Kej 12:1-3 (yang juga dimeteraikan dengan darah!). Perjanjian itu berisi Allah akan setia memberkati bangsa pilihan dan bangsa pilihan harus setia menjadi saluran berkatNya bagi segala bangsa.

Inilah berita alkitab tentang penggunaan darah. Bersyukur untuk perjanjian darah yang Allah adakan bersama kita. Darah Yesus yang mahal, yang mulia itu memeteraikan janji setia Allah pada kita, memeteraikan keselamatan kekal kita. Maka kitapun terikat pada janji untuk setia kepadaNYA. Amin? Bagaimana menurut Anda?!

Palopo, 1 September

pagi hujan di tanggal merah Idul Adha 2017

Senin, 24 April 2017

Singapore: Rumput Tetangga Emang Lebih Hijau!

Kesan ramai namun tak ribut, cepat namun tak berebut, banyak namun tak semrawut,
Sejak di bandaramu, keramahan-kerendahan hati senior citizen-mu yang menjemputku, itu firasat nasib baikku jumpamu seminggu penuh, tahun lalu itu.
Kesan megah sekaligus bersahaja di kawasan Bishan itu,
Kesan internasional bercita-rasa lokal di Orchad Road itu
Semua tanda betapa leburnya tradisi dan modernitas unggulmu
Sering kusua, french-kiss muda-mudimu di Jurong East Inter-change City Hall itu, serta eksisnya China Town hingga Little India-mu, semua bukti betapa merdekanya wargamu.

Menyadari pertumbuhanmu ke atas dan ke bawah itu,
yakni cermati flat dan apartemen sekaligus pusat-pusat belanja di sub-waymu itu, nona cantik nan langsing yang muncul di imajiku.
Geliat bawah tanahmu, ruas-ruas jalur MRTmu, junction dan platform-platform itulah denyut nadimu, yang ...
terus  alirkan jadualku rambahi area vitalmu, yang kamu jajakan dan memang menggairahkan itu, 
terus memompa hasratku cumbui moments of beauty di sekujur sudut eksotismu:
...jalanan bersihmu jaga bersih sepatuku,
...lalu lalang warga dan pelancongmu di MRT Junction itu,
...kehujanan di Victoria Street usai jelajahi pasar murahmu
...susuri sejarah pelik pilu berujung adil makmur di museum nasionalmu
...lelah dan puas di Universal Studio itu
...senyum ramah si jelita Jasmine di pintu masuknya itu,
...atraksi elok nan canggih tarian air mancur itu di penghujung malam itu
tuntasi puasku, impasi pegal serius kedua kakiku.

Malam terakhir itu sempat kutanya:
Apa pernah kau bosan dengan keseharianmu seperti itu?
Sudahkah kau puas dengan apa yang ada padamu?
Bagiku dirimu itu nona jelita yang bahagia,
tapi entah kenapa kurasa ada sepi di relung hatimu...

6 hari bersamamu itu, akankah suaku pertama sekaligus terakhir denganmu? Tak ada yang tahu.
Yang kutahu, aku pasti merindumu, aku ingin sekali lagi mengunjungimu,
dengan istri dan anak-anakku.
Yang kutahu, jumpamu mengubah sinisku:
Rumput tetangga lebih hijau?
Ingat kamu, bukan isapan jempol pepatah itu!


Singapore, medio februari, 2011

Makassar

Bukan sore biasa, bukan pantai biasa,
Mirip Penang, kata orang lebih elok bahkan.
Ya, pantai Losari,  ikon ujung pandang.
Pisang epek, semilir laut dan perahu-kapal di kejauhan,
Temani kita sejenak istirahat, sebelum lanjut susuri petang.
Ya, setangkup kenikmatan dan keindahan yang bagiku jarang.
buatku rela maafkan bocah pengamen kasar.
.
Sudah pasti awal petualangan siang tadi masih terkenang,
remah-remah puasnya masih segar di lidah dan pencernaan
Sajian lezat sepanjang Lamadukeleng yang sudah lama tenar,
Udang, papakulu dan Sunu bakar sambal enam macam.
Begitu khusuk kita, kunyah dan bincang, berujung kenyang.
.
Di luar rencana, La Galigo pun sisakan kesan mendalam,
Ya, dia Rotterdam, benteng Belanda, jadi istana kerajaan.
Memotret pinisi nusantara, kebanggaan yang kau pajang.
Membaca kisahmu ya tanah subur celebes kota bandar,
negri banyak perahu dan orang gagah, melegenda sepanjang abad
Wajar saudagar China dan Hindia Belanda berdatangan.
Di bangunan tua itu, ada segumpal bangga yang terbangkitkan,
buatku rela maafkan pungutan liar di pintu gerbang
.
Sejurus kemudian, Samba Opu jadi tujuan,
parade toko emas dan cindera mata sepanjang jalan,
kain sarung, kopi, kacang disko dan rupa-rupa camilan,
pastikanku bawa oleh-oleh buat keluarga tersayang
 .
Itulah Makasar, kawan,
Kota Coto dan kondro dan es pisang ijo,
Tapi bagiku ia kota daging dan ikan murah,
bagiku ia juga sambutan ramah seorang kawan,
Barbagi kisah ceria dan pergumulan,
berbenang merah kasih setia Tuhan.
.
Wahai dunia, datang mi ke sini!


Senja Pantai Losari, 24 Februari 2012

Pontianak

Langitnya berawan tipis, gumpalan kapasnya banyak, kecil-kecil
Bandara Supadio pintuku permisi, siapa nyana kaki berpijak di sini

Adalah anak daranya yang pautkanku dengan bumi katulistiwa ini
Ia adalah tanah leluhur dinda belahan jiwa
Ia adalah petak semainya benih misi

Ia adalah...mie kepiting dan nasi akuang tak puas satu porsi
Ia juga alovera dodol durian dan stik talas penuhi bagasi,
serta keringat ulet penjaja ramah bermata sipit
Ia adalah mertua, ipar dan ponakan

Ia semakin aku di masa tua nanti??

29 Oktober 2009

Garuda GA 504, landing position

Natsepa (Ambon)

Engkau adalah dongeng mami sebelum tidurku:
“Mami 3 tahun di Ambon, di jaman Jepang itu...”
Engkau adalah nostalgia favorit-nya di masa kanakku:
“Ada satu pantai indah di situ, terawat di kalbu...”

Hari ini aku di sini, engkau di depan mataku...
Bisikan angin lautmu, keras nian hembusiku
Hamparan pasir putihmu, alangkah lebar dan padatnya
Jejak kakiku tak terukir di situ

Jajaran warung tepi jalananmu bersahaja,
berpeluh keningku, pedas nian rujak chili lima itu!
Sepimu siang ini rahmat bagiku, setelah kudengar peringatan itu:
Saat liburan, ale seng bisa dapa itu rujak dan tampa parkir!”

Dongeng mami tentang negri indah dan ramah itu
kini ternoda sudah...
oleh tragedi drama pilu, kerukunan berabad terkoyak jadi dua kubu;
oleh kisah banjir-longsormu, cermin abainya tata kelola alammu.

Ah, sekiranya engkau masih hidup, betapa sedihmu mami...
Namun kini nostalgiamu itu tlah terukir kalbuku
Jadi kenangan syahdu, sekaligus harap doaku: 
Natsepa terjaga indahmu, Ambon kembali bersatu..


Pantai Natsepa, 
Ambon pasca banjir longsor
28 Agustus 2013

Semalam di Rote

Malam ini kita di dermaga
Satu kapal besar sandar, perahu nelayan lewat di kejauhan
Bulan terang di atas sana, dua pemancing tua di dekat kita
Senyap suara mereka, irama samudra saja musik kita
Itu saja, selebihnya hanya ada kita;
Hanya canda tawa dan bicara kita:
Tentang Boa dan Nembrala, pantai indah yang siang tadi kita nikmati bersama
Tentang tantangan jaman di kabupaten kita
Tentang visi kita
Tentang cinta...

Hari ini bukan hari biasa
Wajah-wajah dan nama-nama mungkin bisa terlupa
Tapi kasih dan kehangatan yang terasa,
Mana mungkin hilang dari ingatan beta!

Terima kasih Rote, untuk persahabatan dan kebersamaan singkat kita!

Ba’a, 25 Juli 2005

Usai ibadah Alumni Perkantas Rote.

Jayapura [Papua Barat]

Kitorang inga rimba lebatmu, selebat rambut kritingmu
Kitorang inga pantai-pantaimu ramah menyambut, inga yospanmu, tarian selamat datang, goyang indah & wajah ramah dara manismu
Kitorang teringa sirih pinangmu, “snack” terlaris dikunyah tak kenal tempat & waktu, sisakan merah pekat di bibir & rongga mulutmu, sebarkan bercak ludah merah di jalananmu, sudut rumahmu, di kantor dan bandaramu.

Tapi, ...
Kitorang inga juga sambutan iklan peringatan HIV-AIDSmu kagetkan aku (33% menjarah generasi mudamu).
Kitorang inga mobil-mobil super mahal berkeliaran di jalananmu, dikendara para pemimpinmu, sementara kerap jumpai anak-anak negrimu tanpa alas kaki tempuh perjalanan jauh.
Kitorang inga perjamuan sagu, vodka dan perkelahian teruna-terunamu
Kitorang inga limpahnya emas dan uang di propinsimu, tapi inga juga pejabat & pengusaha bejat yang merampok dan merusak kekayaanmu
Kitorang inga gereja-gerejamu, keramaian ibadah minggumu, KKR-KKR besarmu, tapi juga inga perseteruan pemimpin rohanimu, ketamakan ondoafi-ondoafimu.

Trada harapan ka? Adae!
Kitorang inga siswa-mahasiswa dan sarjanamu yang serius dibekali LSM dan dibina lembaga rohani yang tulus mengabdi di tanahmu itu, pasti berdampak hebat,
kelak mereka pasti mampu bungkam ejekan sinis oknum saudara-saudara sebangsamu dan berangus mulut besar yang angkuh para oknum penguasamu !

Teriring Salam doa & cintaku untuk Papua,

Abepura, 21 Okt 2007

Palopo

Mengingatmu, setelah jumpa singkat kita...:

Engkaulah teluk berbenteng bukit di selangkangan Celebes:
Jika aku menarik busur, siku kananku 2 jam ke Tana Toraja
Lengan kiriku teregang 5 jam lintasi Sabbang dan Massamba,
terus terentang panjang jelajahi Malili, Mangkutana dan Soroako, lalu anak panahku melesat 9 jam ke Ujung Pandang, Makassar!

Terikmu hitamkan kulit, malammu kerap terguyur air langit.
Labombomu cantik, gadis-gadis mungilku tersihir kala Senin.
Pagi buta & siang bolongmu peluhkan raga lapangkan dada,
sejuki bathinku dua hari sekali, lemakkupun sedikit menipis J.

Engkau akhiran ji, mi, dik, pak lek, tauwa, kodong tiada habis
Engkau gempuran buah berduri, lima bulan bertubi.
Engkau itu sepanci kapurung bergizi aneka versi.
Hidangan tak pedas seperti haram di sini! J

Engkaupun adalah raut-raut wajah tulus memendam pasrah;
anak cucu Adam yang berdosa, Anak-anak Allah yang mulia.
Simponi pagimu merdu, rajutkan kasak-kusuk dan tawa renyah.
Orkestra malammu syahdu, jalinkan ria dan lara nan membuncah.

Ah, jumpa singkat kita lengkap, pilu pun bahagia erat mendekap.
Kenangan pahit-manis meninju telak, melebam rindu di ulu hati!

PALOPO, 25 Agustus 2013

Kala Bus Piposs bawaku menjauh darimu

Rabu, 18 Januari 2017

Serangan dan Pertahanan

Seberapa sering kita mudah merasa terancam (easily irritated = gampang dirundung kecewa, mudah dilanda ketakutan, cepat dikuasai amarah) oleh sikap/perlakuan orang kepada kita? Seberapa sering kita terpancing unjuk kekuatan, pamerkan diri lebih hebat, lebih pantas dihormati bahkan ditakuti?
Jika sering, jangan anggap sepele, kawan. Ambil waktu temui, ajak bicara “si aku” dalam diri kita.
Mengapa?
-    Karena sangat mungkin penyebab utamanya adalah pudarnya, kaburnya kesadaran akan Kerajaan Allah (yakni realitas pemerintahan Allah, Kristus dalam dunia kita, di mana kuasa dan kasih Allah yang tidak terbatas itu tersedia limpah, selalu siap penuhi kebutuhan dasariah kita akan kasih, penerimaan, rasa aman dan penghargaan).
-     Karena kemungkinan besar itu adalah hari-hari di mana kita telah kembali asyik dengan “kerajaanku,” berkanjang lagi dalam kubangan candu “untukku, mauku, caraku, kontrolku, kemuliaanku.”

Kawan, itulah saatnya untuk kembali pada disiplin menata fokus hati lewat doa sederhana setiap memulai hari:
“Datanglah KerajaanMU, jadilah kehendakMU, dalam diriku, melalui diriku; Dikuduskanlah namaMU dalam hatiku, dimuliakanlah namaMU, melalui pikiran, ucapan dan sikapku hari ini.”

Niscaya, sosok Kristus yang mengosongkan diri dan berkurban diri, serta kemenanganNya via kebangkitan itu kembali terang di visi kita; Niscaya aturan main Kerajaan Allah kembali jelas prioritasnya di logika, kehendak dan syaraf-syaraf perasa kita:
bahwa nampak lemah karena mengalah-mengampuni itu justru kuat; bahwa dipandang rendah dan hina karena berusaha memegang nilai-nilai Yesus itu justru mulia; bahwa menghidupi Kotbah Yesus di Bukit itu bukanlah mentalitas pecundang, melainkan etika pemenang standar sorga, seni penjinak “si aku”, musuh terliar dan terdekat, demi maksimalnya peran garam dan terang!

Niscaya, hari ini tak lagi kita jalani sendirian, melainkan bersama Yesus [yang selama ini sesungguhnya ada di dalam kita dan kita di dalam Dia]; bukan dengan kekuatan kita sendiri, melainkan dengan kekuatan Allah.


Niscaya, kalaupun etos shalom kita tidak membuat orang itu belajar keluar dari cangkang minder dan congkaknya, tidak menjadi solusi bagi iklim teror dan budaya menang-kalah komunitas kita, at least kita telah belajar tidak menjadi bagian dari masalahnya.

Intinya, kawan, kita sering mudah terancam, itu bukan karena kuatnya serangan, melainkan karena terlalu rapuhnya pertahanan!

Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota [Amsal 16:32].

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu [Matius 6:33]

Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku [Mazmur 59:16].

Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah [Ibrani 12:2]
.
Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan
Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan [Kolose 3:3-4]

Makassar, 18 Jan’ 17
-                      Seminggu terakhir beberapa kali hampir terpancing emosi pada seseorang
-                      Kaget dan heran menyadari isu pertama yang dibahas Yesus terkait dengan “anger”

Postingan terkait:

Minggu, 08 Januari 2017

Buka Tutup Hari

Dear Lord,
Help me to feed my family
 Help me to live out my teology
  Help me to be healty
   Help me to run my ministry
Above all,
 Help me to embody Your kingdom,
  to demonstrate Your truth, justice and shalom

Yes Lord, please help me today.
Amen.
Mikha 6:8
"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"

Grand Cemara Hotel, JKT
11 Okt 2010




Dear Lord Jesus,
I bring my gratitudes
     as well as all my worries,
     anxieties and fears to YOU;
  today’s achievements
     as well as unfinished works and failures

I entrust myself to YOU tonite:
   For YOU’re GOD who bless while I am sleeping
   The GOD who knows and cares,
   The GOD who will grant me a new day,
       a new opportunities and strength and wisdom
       to welcome whatever tomorrow will bring.
In Your arms and caress I lie down
my body and soul. 
     Amen

Mzm 127:2
Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.

#Go_tobedwith.hope.org*
#nomatter_whathappened-today.com*


Makassar, 17 Okt ‘16