Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Jumat, 23 Agustus 2013

Segala Yang Jasmani itu Rohani !

Tidak ada yang tidak rohani, kawan. Karena jagat raya yang mutlak fisik ini jelas-jelas rancangan Pencipta yang mutlak adalah Roh. Taman Eden pra-dosa itu jelas-jelas tanpa sekat antara sorga-bumi. Pengharapan iman kita tentang kebangkitan itupun adalah tubuh jasmani nan-kekal kala sorga dan bumi menyatu kembali.

Maka, segala masalah yang kamu hadapi, derita mental ataupun fisik yang kamu alami, entah karena tindihan berat masalah pribadi (soal asmara, soal perut, soal gaji, dll), entah karena belitan ruwet liciknya politik organisasi (soal ‘kursi,’ soal pengaruh, dll), itu semua sungguh perkara rohani !

Maka salah bila kamu memandang, mengevaluasi atau merindu solusinya tanpa kaca mata rohani; salah bila kamu tidak meminta hikmat atau ragu mengharap pertolongan dari Pribadi yang rindu segala kebaikan rohani di sorga-Nya itu menginkarnasi, mendarah-daging, hadir mewujud-nyata memenuhi bumi.

Maka kuingin mengajakmu (makin) peluk prinsip ini: kunci rahasia atau langkah awal pengurai simpul pertama segala keruwetan masalah apapun di bumi, adalah introspeksi; apakah posisi hati-sikap-ku saat ini benar-benar pantas mengaku diri berada di pihak Dia yang duduk di tahta sorgawi yang kaki-Nya berjejak di bumi; apakah niat dan ambisiku saat ini serasi dengan nilai-nilai kebenaran dan keadilan Allah yang Maha Suci. Makin pelik persoalan hidup dan pergulatan bathin maupun fisik kita, kawan, itu adalah undangan untuk makin jeli periksa hati dan makin teliti sucikan diri.

Semoga kita makin disiplin gunakan kunci rahasia ini dan makin mahirkan diri lakukan langkah awal ini, karena sudah pasti langkah berikutnya itu bagian Dia, itu keahlian Bapa Sorgawi.

Keluaran 24:9-10
Dan naiklah Musa dengan Harun, Nadab dan Abihu dan tujuh puluh orang dari para tua-tua Israel. Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah.

Matius 6:9-10
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Palopo, 23 Agustus 2013

Situasiku kini, kurang lebih seperti yang digambarkan buku lawas Max Lucado: “Di tengah pusaran Angin Ribut.”



Kamis, 15 Agustus 2013

Keruh yang Menjernih

Doa itu...
berlari sambut pelukan Bapa;
tempelkan telinga di dada-Nya,
rasakan degup kasih-Nya,
tanpa menyela.

Baru sesudah itu....
mencurahkan apa saja,
penuh keaslian, ketahu-dirian;
pengakuan, kepasrahan, pengharapan.

Ini moment basuhi kenajisan, rendam segala kelekatan;
nikmati derasnya arus dangkal sungai kesucian sorgawi;
arung kita larutkan penat, mengecap kelegaan ilahi;
jeram kita hanyutkan keruh, meneguk kejernihan!

Lukas 15:18-20
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.

Sungai Jodoh, Latuppa, Palopo, 4 Agustus 2013

Having fun with Given & Gwyneth (putra-putri Pdt. Rico Tan)



Rabu, 07 Agustus 2013

Raker Perkantas 1

Kota-kota dan angka-angka
Target-target dan realisasinya
PI-PKK-KK-CPKK
Angka dan nama berbaris di lajurnya
Berderet di tabel data

Itu bukan sekedar data
Tiap nama itu jiwa berharga
Tiap angka itu ada kisahnya
Suka-duka, tawa dan air mata

Itu kisah Allah yang terus bekerja
Menuai siswa-mahasiswa dan alumniNya
Yang dilatihNya dan akan dipakaiNya
Menangkan bangsa mereka bagi Dia

Angka naik angka turun, bangga dan kecewa,
evaluasi itu untuk laporan kita, sarana tanggung-jawab
untuk lembaga dan donatur kita.
Tapi evaluasi Dia beda, karena hasil itu bagian Dia.

Maka satu tahun itu bukan tentang mengejar angka,
melainkan tentang sungguh tak sungguhnya kita;
tentang maksimal tidaknya kita lakukan pekerjaan baik
yang telah Ia siapkan sebelumnya.

Kawan, mari sadari,
bahwa tiap angka itu milik pusaka
yang dipercayakan pada kita,
4-5 tahun saja, tak lama.
Jangan lewatkan kesempatan dengan sia-sia.
Mari beri totalitas kita untuk mereka,
dan terutama untuk DIA!

Pleno 1 Pleno 2 Raker BPC Perkantas Jatim,
YWI-Batu, Desember ‘05

Sidang Klasis 2

Berjuta kata, siapa merangkumnya?
Notulis!
Bertumpuk files hasil keputusannya,
Siapa yang mensosialisasikannya?
Siapa yang ingatkan supaya dibaca?
Siapa bertugas mem-follow-upnya?
Siapa?
Semua akan tersimpan saja di kantor gereja?
Tahun depan ada sidang yang sama,
orang-orang yang sama, dan...
perdebatan yang sama.

Benar leluconnya:
“Hanya keledai yang jatuh 2x di lobang yang sama.”
Kita bukan keledai, maka tak masalah lebih dari 2x
jatuh di lobang yang sama J.
Sungguh benar kesimpulannya:
Hanya topangan dan kasih karunia Allah saja
bila hari ini gereja masih ada!


Selasa, Wisma INRI-Tawangmangu, 6-6-06

Sidang Klasis 1

Rapat itu berat,
rapat itu penat
Materi padat,
jadual ketat,
banyak debat.
Smoga sungguh bermanfaat
bagi jemaat


GKI Sangrah - Solo, 6-6-06

Pijat

Aku diremas,
digếcếk, ditekan.
Diprếkếs, ditekuk,
geli dan kesakitan.
Meringis, mengerang,
mengaduh, mengếdan.
Satu setengah jam.
Klimaksnya?
50 ribu melayang !

2x terjadi, 20 & 26 Okt’ 2005,
saat punggungku kecenthit.
Pelakunya Pak Supra, pemijat langgananku,
tuna netra

Ironi Perayaan Kelahiran

Yesus lahir, kami di pemakaman mama seorang teman.
Di situ pula kabar kudengar, seorang kawan hamil 2 bulan.
Sementara itu, bayiku seharian gelisah dalam gendongan,
lanjutkan tangisnya yang melengking-lengking tadi malam.

Lucu juga ya...
Kelahiran dinantikan, dipersiapkan, dirayakan,
sementara kehidupan siap menghempas-hempaskan,
taburkan gundah dan tangis sepanjang jalan terjal,
hingga sisakan segumpal kesedihan kala dijemput ajal.

Ayub 24:9-10
Ada yang merebut anak piatu dari susu ibunya dan menerima bayi orang miskin sebagai gadai. Dengan telanjang mereka berkeliaran, karena tidak ada pakaian, dan dengan kelaparan mereka memikul berkas-berkas gandum;


Surabaya 25 Des, Natal GKA Gloria 2008

Kotbah dan Gembala

Mimbar itu tinggi,
gembala gagah di atasnya.
Betapa terhormatnya,
betapa besar otoritasnya,
betapa besar tanggung-jawabnya.
Ribuan kata diwartakan dari sana,
seberapa banyak mendarat di hati domba-domba?

Mimbar itu jauh di sana,
gembala anggun di atasnya.
Seberapa kenal ia dengan domba-domba?
Seberapa besar kasihnya untuk domba-domba?
Kelak terungkap juga,
ia gembala upahan
atau gembala sejati
Sang Gembala Agung gereja
yang menilainya.


Selasa, GKI Sangrah-Solo, 6-6-06

Jumat, 02 Agustus 2013

Finishing Well

Seperti tamu yang berulang kali mohon diri namun tak kunjung pergi. Seperti pemberi yang tidak ikhlas, genggamannya enggan melepas hingga baku tarik dengan yang diberi. Seperti pesawat berputar-putar di langit bandara karena roda pendaratan gagal keluar.

Itulah pengkotbah sore ini. Beliau nampak kesulitan atau enggan mengakhiri kotbahnya yang bagus. Volume suara, intonasi dan kecepatan bicaranya berulangkali mencipta suasana penghujung kotbah. Beberapa jemaat, termasuk aku, ulang kali pula refleks menutup alkitab dan hendak tunduk kepala mengantisipasi doa penutup, namun dengan malu kami membuka alkitab kami kembali tiap kali nada suaranya kembali meninggi, lalu kembali memberi ilustrasi, contoh kasus atau kesaksian pribadi, semuanya terdengar sebagai info tambahan, bahkan sebatas pengulangan.

Fellow preachers, siapkan kotbahmu dengan tuntas, dan itu harus termasuk penutup yang tuntas; paragraf atau kalimat terakhir yang benar-benar tandas, entah menantang dengan jelas, entah mengutus dengan tegas. Intinya, sudahi kotbahmu dengan lekas dan ikhlas. Sungguh, tak hanya mengakhiri masa pelayanan yang perlu finishing well, mengakhiri kotbahpun demikian J.


Batam, 9 Januari 2013