Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Rabu, 29 Februari 2012

HILANG

Apa yang hilang ketika waktu berdua dengan Bapa kita abaikan?
Rasa cukup, kawan.

Waktu terasa kurang:
Makin banyak kerja, terasa makin tak capai apa-apa
Makin padat acara, terasa makin kabur relevansinya
           Keseimbangan tumbang, kecemasan meraja.   

Kepuasan terasa jarang:
Makin saleh nampaknya, makin nikmati ‘berhala’,
Makin miskin karya, makin konsumtif terhadap dunia 
Jiwa terasa sesak, kelegaan bathin sirna.

Pintu-pintu kesempatan banyak terbuka,
tapi dosa mudah mengalihkannya!

Sayangnya kehilangan yang satu ini
jarang diindahkan, apalagi dilaporkan...

Malang, 14 Juli ‘07
Minggu ini Saat Teduh benar2 ompong
(bukan bolong lagi)

Selasa, 28 Februari 2012

Pasca Dosa

Merasa kosong, sepi dan sendirian setelah berbuat dosa ?

ü Tentu saja, karena jelas aksiomanya :
dosa itu sesaat saja nikmatnya, selebihnya adalah hempasan keras ke jurang sesal tiada tara.

ü Tentu saja, karena Tuhan undur dari hidup kita, karena dosa itu putuskan relasi kita dengan DIA. Jelas rasa sepi dan sendirian konsekuensinya.

ü Tentu saja, karena DIA-lah sahabat sejati dan kawan terdekat kita, pengisi hati kita yang rindu akan makna. Wajar jiwa kita terasa kosong dan hampa tanpa-Nya

ü Tentu saja, karena bahkan Iblispun campakkan dan olok – olok kita, setelah kita berhasil dijebaknya.

 

Engkau telah menciptakan kami untuk diri-MU sendiri, O Tuhan,
dan hati kami senantiasa gelisah sebelum mendapat perhentian
di dalam Dikau.
-         Agustinus –

Solo, 12 Maret 2006


Senin, 27 Februari 2012

Being Real in Virtual World

Bergaul dengan Pencipta semesta di pagi hari,
bercengkrama dan bergumul dengan-Nya
latih kepekaan kita,
melihat apa yang Ia lihat
rasakan apa yang Ia rasakan:
tentang diri kita,
tentang dunia di sekeliling kita,
tentang spirit zaman kita,
tentang segala hal yang nyata.

Tanpanya kita akan terpesona, terlena.
Oleh petualangan di ujung jari tiada henti,
oleh absurditas segala realitas dunia maya:
kedekatan maya,
kehangatan maya,
kebingungan maya
kepahitan maya,
kesuksesan maya,
spiritualias maya!
Sebuah anonimitas dan keterasingan
yang berbahaya!

Karena segala hal di luar DIA, itu kebohongan belaka.
kepalsuan semata, dislokasi asal dan tujuan hidup,
yang sefatal-fatalnya!


Doa dan Firman artinya merenungkan fakta-fakta kehidupan dari sudut pandang yang tertinggi   -Ralph Waldo Emerson-

Solo, Desember ‘06
Sepulang nge-NET

Minggu, 26 Februari 2012

Sinergi Aksi di dalam & di luar Gereja

Secangkir perspektif untuk ke Gereja:

Ibadah hari ini adalah kesempatanku mensyukuri dan merayakan
fakta pemerintahan Allah dalam dunia,
dan sepanjang pekan depan ini adalah kesempatanku memperjuangkan
kehadiran bukti-buktinya, melalui segala talenta yang dikaruniakan-Nya.

Have a meaningful worship!

Sabtu, 25 Februari 2012

Jiwa Pemulung Seorang Penulis

Secangkir Semangat Untuk Menulis:
(Spesial Sabtu)

Yang paling tidak kusuka...
adalah ketika terpaksa membuang kertas-kertas bekas
yang masih bersih salah satu (apalagi kedua) sisinya!

Yang paling kusuka.....
adalah menggunting-gunting kertas bekas,
yang tiap saat siap jadi kanvas.
‘tuk diisi dengan goresan dan sapuan kalimat indah,
dengan penaku sebagai kuas.
Merenung di suatu malam,
di suatu bulan, tahun 2009

Burung Onta vs Burung Rajawali

Refleksi, khusus edisi akhir pekan:

Tahu burung onta khan, diary? Itu dia yang suka benamkan kepalanya ke pasir/tanah bila merasa situasi tidak nyaman atau tidak aman. Logika manusia kita jelas tahu tindakan itu sekedar penyangkalan atau pelarian. Rasa nyaman dan aman dengan cara itu jelas semu, karena situasi tidak nyaman/ sumber tidak aman itu tetap ada. Sebaliknya, itu justru berbahaya, membuatnya makin mudah jadi mangsa. Jadi sebenarnya cara itu sugesti saja, ilusi belaka.
Nah, barusan aku lihat burung onta itu. Maya, sepupuku. Dia di rumah kakakku ini sudah sebulan. Meninggalkan kotanya ke kota ini, pamitnya cari kerja. Ia menjauh sejauhnya dari masalah-masalah di sana, benamkan kepalanya di rumah ini. Kamar di lantai dua inilah gundukan pasir dia, dengan menutup pintunya, entah menonton TV entah tidur-tiduran saja. Seolah belum cukup nyaman dan aman, seakan belum cukup jauh dari problematika hidupnya, ia sumbat telinga dengan perangkat MP4-nya. Ketukan pintu jelas tak akan terdengar olehnya, ketukan orang-orang yang sebetulnya peduli dan ingin menemani atau menolongnya. Di mataku persis burung onta yang malang dia …
Aku bertanya-tanya: betulkah dia merasa aman dan nyaman di dalam sana? Kalo perilaku burung onta itu kan alam yang mengaturnya. Manusia kan lain, pikiran dan jiwanya tak bisa diisolasi atau dikarantina. Raganya mungkin bisa, tapi hatinya tetap bisa terluka, karena pikirannya masih bisa menerobos ke luar kamar ini, melesat ke kota asalnya, mengunyah tiap prahara di tengah keluarganya: tentang mamanya yang doyan kawin cerai, tentang memori-memori di kepalanya ketika diajak mamanya kencan dengan pria-pria lalu diberi uang dan disuruh pulang agar mamanya bisa berdua dengan calon-calon suami barunya. Juga tentang kisah cinta sesama jenisnya dengan Yola, yang harus berakhir tragis karena Yola dijodohkan dengan pria pilihan orang tuanya. Menurutku burung onta lebih beruntung, karena dia tidak tahu kalau rasa amannya itu semu, palsu. Aku tidak yakin Maya sungguh menikmati rasa nyaman dan aman digundukan pasirnya.
Harap dan doaku Maya sepupuku, dan Maya-Maya lain di luar sana,  tidak berlama benamkan kepala, karena manusia dicipta bagai rajawali, disanggupkan terbang tinggi untuk menatap dan mengatasi pergumulan-pergumulan hidupnya, bukan melarikan diri atau menyangkali tragedi-tragedi hidupnya. Ada anugrah nalar dan kekuatan penghiburan dari Penciptanya. Smoga waktu-waktu benamkan kepala ini jadi momentum karibnya dengan doa dan Sabda, jadi kesempatan menghimpun tenaga dan keberanian untuk membuka pintu kesendiriannya, lalu keluar, terbang ke angkasa, seperti elang perkasa, siap menghadapi langit kehidupan yang faktanya selalu ada awan berarak prahara, terbang tinggi bersamaNya, dan meraih kemenangannya !


1 Korintus 10:13
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Mazmur 50:15
Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku."
Mazmur 103:5
Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.

Bantul, 2-4 Maret ‘07

Jumat, 24 Februari 2012

Giroskop Moral

Di negri sungsang ini, kawan,
Orang bisa bangga atas hal-hal yang memalukan,
bisa malu atas hal-hal yang harusnya membanggakan.
Yang saleh bisa senang tampil beringas dan menakutkan,
yang bejat bisa bicara sesuci malaikat terang-benderang,
rakus bin serakah, padahal jabatan penuh amanah kebajikan.
berdusta penuh keyakinan, bahkan di bawah sumpah pengadilan!
Klimaksnya, raja preman lebih ditakuti daripada seorang jendral!
dan raja hoax + ujaran kebencian lebih bernyali dari aparat!

Sementara....
orang baik bisa ragu bicara kebenaran,
orang benar bisa takut peragakan kasih dan keadilan Tuhan!

Sungguh, kita perlu Firman untuk jaga keseimbangan.
Giroskop moral bagi nurani labil, kerap digoyang aneka rupa godaan.
Untuk balikkan lagi ke posisi awal, tiap kali kita ikut-ikutan sungsang.
Jika tidak, kita bisa merasa naik padahal menukik,
merasa suci, padahal  sekedar picik, egois dan anti sosial,
merasa pahlawan, tau-tau jadi terdakwa di pengadilan Tuhan!

Hakim-Hakim 21:25
Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel;
setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.


Makasar, 23 Februari 2012,
-        Baca koran lama, kisah pilot maskapai China yang semula dianggap pahlawan namun berakhir di kursi terdakwa setelah hasil penyelidikan menemukan bahwa pesawat yang ia selamatkan itu hampir celaka akibat kelalaiannya sendiri. Ia mengantuk di tengah badai awan pekat, tidak sadar pesawat terbang dalam keadaan terbalik, dan saat sadar, ia menarik kemudi untuk menaikkan pesawat, padahal pesawat justru menukik deras.
-        Berita TV sedang gencar siarkan penangkapan John Kei, gerakan nasional tolak FPI, dan kesaksian pejabat dalam sidang-sidang kasus suap wisma atlit.
- Penangkapan Ketua MK awal Oktober 2013 ini potret paling kelam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi negri ini. Pelakunya berani acungkan jempol sambil senyum2 pula di hadapan media...
-        Catatan: Giroskop adalah roda berat yang berputar pada jari-jarinya temuan Johann bohnenberger (Jerman) pada 1817. Sebuah perusahaan Amerika bernama Sperry kemudian mengembangkan Giroskop ini sebagai penyeimbang (stabilizers) pesawat udara dan kapal laut

Kamis, 23 Februari 2012

Ketika Pesan Harian-Nya Sulit Dipahami

O, minimal itu bisa 3 kemungkinan, kawan :

1.  Ada dosa yang belum tuntas dibereskan. Itu jadi penghalang. Rasa bersalah atau rasa tidak bersalah itu membuat Firman kudus itu tidak menyentuh nalar, emosi dan kehendak    
Yes 59:1-2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

2.  Ada sikap ketergesaan. Konsentrasi pecah, pikirkan agenda – agenda di depan, tidak fokus pada DIA yang ada di hadapan. Sang Firman Hidup yang sudah mengetuk dengan kerinduan besar itu tentu harapkan kencan yang sepenuh hati, obrolan yang sepenuh perasaan.
Wahyu 3:20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

3. Ada problem kedangkalan. Tidak ada dosa, tak tergesa–gesa, tapi memang karena Firman hari itu tidak gampang, perlu digali lebih dalam. Kebenaran hari itu perlu dikunyah berulang, dicerna perlahan.
Roma 11:33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
               
Solo, 12 Juli ‘06
merenung sharing-sharing pemuda seputar bible reading mereka.

Rabu, 22 Februari 2012

Insinyur Jiwa

Ada hari-hari kita merasa seperti sedang menjalankan sebuah mesin tua yang besar, yang terasa berat dan lambat geraknya. Yang kita bisa adalah sekedar mempertahankan rutinitas geraknya, sekedar melumasinya dan mengganti beberapa mur-nya. Tapi mesin itu makin melambat, makin tidak efektif kinerjanya.
Akhirnya diam-diam galau mendera....

Sayangnya banyak orang tidak ambil tindakan apa-apa.
Merasa tak mampu, tapi tak bergantung pada-Nya.
Ada yang merasa bergantung pada-Nya, tapi tak mau datang,
enggan diskusikan galau mereka dalam doa-doa kepada DIA,
sang Insinyur semesta !

The question is not : Do you have faith in Him?
but : Do you have trust in Him ?

SAAT, Nopember ’04
Usai Pleno Guru Sekolah Minggu;
pelayanan & paper-paper terasa dikerjakan seadanya

Selasa, 21 Februari 2012

Undangan Bagi Workaholic

Seringkali perjalanan tersulit di dunia ini adalah
dari pantai kesibukan yang sarat kecemasan
menuju kedalaman lautan hati yang menjanjikan
keindahan bathin yang tenang.

Tempuhlah perjalanan mencerahkan itu, kawan!
Itu tempat yang aman, karena ombak hanya di permukaan
Di bawah sana menanti dasar samudra kelegaan!
Bekalnya ringan: kerendahan di hati dan alkitab di tangan.
 
Lukas 10:41-42
Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
tetapi hanya satu saja yang perlu:
Maria telah memilih bagian yang terbaik,
yang tidak akan diambil dari padanya."


Salatiga, 5 Maret 2006
Menyepi di villa sepi (akhirnya)

Senin, 20 Februari 2012

Ketika yang Tersisa hanya Kita Berdua

Kadang situasi hidup akan memaksamu tinggal berdua saja dengan Yesus, tanpa perhatian sanak dan teman, tanpa dukungan sistem yang seharusnya bisa diandalkan. 
Bisa jadi itu satu cara Dia menguji prioritasmu, 
satu agendaNya memurnikanmu, kawan.
Dalam situasi seperti itu Ia mau engkau belajar rela melepaskan atau dilepaskan, belajar siap berhenti mengikat atau diikat, belajar ikhlas berhenti diandalkan atau mengandalkan, entah itu berkaitan dengan sesuatu atau seseorang. Dan Dia punya hak lakukan itu padamu.
Dia memang berhak memastikan apakah anak-anak-Nya yang IA tebus dengan menanggung sepi dan ngeri di kayu salib itu mampu hidup bersama-Nya dan bagi-Nya saja ketika segalanya hilang dari hidup mereka, dan tetap merasa puas.

Ayub 1: 21-22  katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

Lukas 14: 33  Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Salatiga, 6 Maret ’06
Teringat Ayub

Minggu, 19 Februari 2012

Suka atau Cinta?

Secangkir perspektif untuk ke Gereja
(Edisi Minggu pagi):

Ibadah hari ini jadi sekedar tindakan suka atau sungguh ekspresi cinta,
itu tergantung siapa yang kamu prioritaskan bahagia:
dirimu sendiri, atau DIA.

Have a meaningful worship!

Sabtu, 18 Februari 2012

Seperti Keguguran

Secangkir Semangat Untuk Menulis:
(Spesial Sabtu)


Ketakutan terbesarku...
adalah tatkala di kepala ada kalimat keren lewat,
dan aku sedang tidak membawa pena untuk menangkapnya

Yang paling menjengkelkanku...
adalah saat kutemukan satu kata yang tepat
untuk lengkapi kalimat keren yang lewat itu,
dan ada pena dalam jangkauan, begitu dekat,
namun mencatatnya tak sempat karena jadual padat
lalu sejurus kemudian, saat kucari di benak, ia sudah lenyap.

Seperti apa rasanya, kawan?
Seperti wanita keguguran!
Sedih, kecewa, tapi berharap janin tulisan bisa dikandung lagi.
Merenung di suatu malam,
di suatu bulan, tahun 2009

Special Dinner with Jesus

Refleksi, khusus edisi akhir pekan:

Segalanya di luar dugaan hari ini :
Sakit cacarku makin parah, bisa tulari anak-anak Kak Nina, tuan rumahku di kota ini. Maka setelah periksa tadi, saat bu dokter puskesmas itu tawari aku nginap di rumahnya, dengan sungkan kuterima. Yang terjadi? Malam ini aku makan di restoran mewah di pusat kota. Pulangnya dia tunjukkan ikon-ikon Bandung, bawa aku keliling kota: Jalan Braga, Gedung Sate, Gedung Asia Afrika. Dan saat ini aku sungguh tidur di rumah dia, orang yang baru kukenal siang tadi. Masih terharu, masih tidak percaya, ia serius jamu dan layani orang yang baru dikenalnya. O ya, dokter Mercy namanya, pas benar dengan aksinya. Asli Bandung, tapi bagiku dia si Samaria yang baik hatinya. Yang luar biasa, saat kutanya, dia jawab bukan sedang layani aku, tapi sedang layani Yesus, Tuhannya.
Tapi yang mau kuceritakan adalah saat makan malam bersamanya: Sajian mewah berbagai rupa, para pelayan berdasi datang dan pergi. Berdiri di kejauhanpun tetap amati kami, siap ganti menunya atau tambah porsinya sesuai mau kami. Semua pengalaman baru buatku, tapi rasanya tak terlalu menarik perhatianku. Karena mataku sulit beralih dari dia. Saat kami bicara empat mata itu, perhatianku tertuju padanya: semua sharingnya terasa penting: tentang pelayanan medisnya di puskesmas luar kota, tentang putra semata wayang yang dikasihinya, tentang suaminya, tentang pelayanannya di gereja. Seperti terhipnotis, aku antusias menyimaknya, aku ingin lebih kenal dia. Saat bertanya tentang diriku, kumanfaatkan giliranku dengan seksama.
Benar-benar saat-saat itu seakan hanya dialah yang ada, yang penting bagiku. Para pelayan dan suasana restoran tadi itu seakan jadi latar belakang saja. Mereka ada, tapi sementara tak kuanggap utama, cukup diperhatikan sesekali saja, sambil lalu saja. Semua dalam diriku saat itu terfokus pada pribadi yang di hadapanku. Bu dokter itu. Di mobil kami tidak banyak bicara, tapi aku yang sakit ini merasa aman duduk di sampingnya, percayakan dia menyetir, bawa aku telusuri jalan-jalan kota, ke tempat-tempat baru, ke pengalaman-pengalaman baru.
Kawan, tepat seperti itu sebetulnya dan seharusnya waktu teduh kita bersama-Nya. Itu momen kencan makan malam kita dengan Yesus. Momen yang kita khususkan bersama-Nya, bicara intens dengan Dia. Saling curhat, saling simak, saling percaya. Bukan lari dari dunia, tapi sementara dunia jadi tak penting bagi kita. Realitas pergumulannya dan suara riuh problematikanya tak kita lupa, masih tetap ada, tapi semua itu untuk sementara jadi latar belakang saja. Fokus kita sepenuhnya pada Pribadi agung di seberang meja, di hadapan kita. Dokter segala dokter, Raja segala raja, Pencipta semesta sekaligus Gembala dan Juru Selamat kita, bahkan lebih tepatnya, Kekasih jiwa kita. Kita curhat pada-Nya lewat doa, Dia curhat pada kita lewat Firman tertulis-Nya, lewat Roh Kudus-Nya.
Bincang kita dengan Dia itu untuk pulihkan lelah dan sakit kita, ajak kita pulang dari ketersesatan, tuntun kita ke padang berumput hijau, ke air tenang. Kencan dengan Dia itu sungguh isi perut kita, bahkan isi kotak bekal kita. Apa guna? Karena Dia akan utus kita masuk lagi ke dalam dunia, untuk berkarya bersama-Nya. Di luar momen khusus itu, kita kembali ke tugas tanggung jawab rutin kita, kembali ke pergumulan bahkan penderitaan kita, pikul salib kita, tapi tetap dengan kesadaran Ia ada bersama kita, iringi tiap langkah kita, turut rasakan segala pergumulan dan pencobaan kita, sehingga kita tak akan merasa sendiri, tak gampang patah hati, tak mudah kasihani diri. Dalam situasi bagaimanapun, kita siap jadi saksi.
Kuharap kita semua semesra itu dengan Dia. Moga di tengah kesibukan, kita punya jadual kencan makan malam istimewa bersama-Nya. Saranku, kawan, jangan tunggu sampai malam minggu. Ajak Dia dulu, malam ini juga !

Wahyu 3: 20 
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Suatu malam di bulan September ‘99
depan alun-alun Bandung

Jumat, 17 Februari 2012

Cinta yang Paling Berbisa

Sisipan, khusus minggu Valentine:

Cinta dan kekuasaan, itu tema favorit novel dan telenovela,
Kekuasaan dan cinta, itu isu laris skandal artis dan pejabat kita.
Keduanya indah dan berguna, seharusnya.
Tapi jadi petaka ketika orang memaksakannya:
Jadi senjata merenggut yang bukan hak-nya,
Jadi kesempatan merampok yang bukan miliknya.
Jadi hasrat mereguk nikmat sebelum waktunya.
Jadi  candu memiskinkan yang harusnya disejahterakannya.

Berita di media itu fakta, betapa dahsyat kekuatan cinta;
Orang bodoh diinspirasinya lakukan hal-hal besar,
Para pembesar dijerumuskannya lakukan hal-hal bodoh.
Pejabat suci disulapnya jadi ular berbisa, tancapkan taring kekuasaannya,
lumpuhkan hak-hak rakyatnya, dan perlahan membunuh bangsanya.

Demikianlah tinggal ketiga hal ini: kekuasaan, seks dan uang,
Dan yang paling berbahaya di antaranya adalah cinta akan kekuasaan.
Indonesia butuh penguasa yang memimpin dengan penuh cinta,
Bukan pemimpin abal-abal yang mencintai kekuasaannya.
hati-hati, kawan, kamu sedang berlatih jadi yang mana?

1 Korintus 13:13
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih,
dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

Jakarta, minggu Valentine 2012
Ngeri tiap hari tonton berita politik dan kriminal dengan motif cinta:
Membunuh karena cinta wanita, mega-korup karena cinta uang dan kekuasaan.  

Kamis, 16 Februari 2012

Jangan Gila Karena Cinta

Sisipan, khusus minggu Valentine:

Remaja pacaran (tidak semua): saling tergila-gila, dan suka mojok berdua, tidak malu-malu menikmati diri mereka sendiri, cuek terhadap orang di sekelilingnya. Akhirnya “kebablasan” karena mabuk cinta. Tak jarang berujung stress, bahkan ada yang benar-benar jadi gila.
Gereja, pacarnya Yesus (tidak semua): cenderung asketis, mengasingkan diri, menikmati kesalehannya sendiri, cuek terhadap masalah-masalah dunia, kehilangan suara kenabiannya. Ia tergila-gila pada Yesus, tapi abaikan dunia yang Yesus cintai sampai kurbankan nyawa-Nya.
Definisi orang gila: jika dunia yang ada dalam pikirannya tidak ‘nyambung ‘ dengan dunia realitas di sekelilingnya. Remaja tergila-gila karena cinta, umumnya bersifat sementara. Gereja gagal menghubungkan pokok-pokok imannya dengan realitas problematika masyarakat bangsanya, .....smoga tak selamanya....
Di tengah banyaknya balita kurang gizi, angka putus sekolah, pekerja anak, human trafficking, eksploitasi tenaga kerja, diskriminasi di berbagai instansi, korupsi, anarki, kerusakan lingkungan, bencana alam, kecelakaan transportasi yang tinggi, dll: Apa yang dilakukan gereja? Apa yang sudah dan harus terus aku lalukan sebagai wakil gereja di lingkunganku, di profesiku, di tengah bangsaku??

Matius
5:13. "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.


Jakarta, minggu Velentine 2012
1.    Prihatin baca hasil penelitian th 2002, 20% saja dari responden gereja-gereja injili yang punya keprihatinan dan alokasikan dana untuk urusan sosial, khususnya terhadap masalah kemiskinan, itupun dilakukan 2x saja dalam setahun, alias pada paskah dan natal. Semoga sudah berubah datanya.
2.    Berdoa agar banyak world-denying curch bertumbuh, menjadi world-engaging church.

Rabu, 15 Februari 2012

Cinta itu Jalan ke 3

Sisipan, khusus minggu Valentine:

Dunia suka nomor 1 dan 2:
Kebanyakan pilih bahasa dendam, kekerasan balas kekerasan
Sebagian lagi pilih sikap tutup mata, menghindar sebisanya.
Ya, nomor 1 agresif, nomor 2 pasif.

Cinta itu jalan ke 3, kawan.
Ia menolak takluk maupun menyerang
Ia menolak membalas maupun diam
Ia menolak berkelahi maupun melarikan diri.

Itulah jalan ke 3, ajaran dan teladan rabbi dari Nazaret itu:
memberi pipi kiri itu tuntut kesederajatan pada orang yang merendahkanmu
memberi jubah itu gandakan citra kejam saudara yang menuntut bajumu itu
Jalan dua mil itu langgar hukum militer, delik sangsi buat tentara romawi itu

Seperti itulah ketangguhan jalan ke 3, kawan:
ia kombinasi seimbang kerendahan hati dan kepercayaan diri.
ia percaya penindasan bisa ditentang, bukan untuk disaingi !
ia yakin musuh bisa dinetralkan, bukan dihancurkan !

Ia adalah kekuatan dan jalan perubahan negri ini, kawan.
Ya, revolusi tanpa menghunus kekerasan, transformasi minus kebencian
Transformasi yang membuat segenap anak bangsa malu dan hancur hati,
lalu menari dan tertawa bersama di ujung jalan.

Nomor 1 dan 2 itu jalan pintas, jalan naluri
jalan ke 3 ini jalur hikmat, jalan perlawanan kreatif
Itu sebab ia adalah jalan setapak yang sunyi, orang enggan lalui
lawan maupun kawan bisa mengolok dan anggap sepi,
sesepi dan seriuh olokan jalan Dia ke Kalvari.
Namun kemenangan mutlak jalan ini sudah digaransi,
dengan sebuah kubur kosong di minggu pagi.

Wahai umat kebangkitan, siap tekuni jalan nomor 3 ini ???
Meski dunia suka nomor 1 dan nomor 2 ??!

Matius
5:38. Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
5:39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
5:40 Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
5:41 Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.

Jakarta, minggu valentine 2012

Sedang mencerna berita hari-hari ini: rasa keadilan masyarakat yang menggugat para pemimpin jahat & ulama jahat terasa beda tipis dengan hasrat kolektif menuntut balas dendam.
Mendoakan supaya buruh, karyawan, bos dan pejabat kristen tekun berdoa dan rajin mikir cara kreatif melawan ketidak-adilan sistemik dalam negri ini.

Senin, 13 Februari 2012

Ekstrimis Cinta

Sisipan, khusus minggu valentine:

Kita hidup di dunia ekstrim yang penuh orang ekstrim, kawan.
Koran dan TV tampilkan mereka tiap hari:
cuaca ekstrim, bencana ekstrim, kecelakaan ekstrim;
serakahnya ekstrim, fanatiknya ekstrim, hedonnya ekstrim.
“Mau ikutan ekstrim?”
Kurasa bukan itu pertanyaannya, kawan,
melainkan: “Mau jadi ekstrim seperti apa kita?”
         
Adalah Saulus, seorang saleh, farisi radikal, jenis yang berdoa ekstrim:
“Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku
bukan seorang pendosa dan tidak seperti para pembuat kejahatan.”
Ia itu teroris yang tulari banyak orang, pimpin mereka sweeping dari rumah
ke rumah, hancurkan gereja dan penjarakan para pengikut jalan Tuhan.
Ia itu ekstrimis kebencian.

Adalah Stefanus, martir pertama, sang ekstrimis cinta.
Divonis pengadilan syariat, eksekusi dirinya turut dibekingi Saulus.
Saat dilempari batu, ia naikkan doa ekstrim:
"Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!"
serupa dengan doa Sang Guru yang pernah didengarnya:
“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Ini ucapan ekstrim, sikap ekstrim, ...anugrah ekstrim:
seruan kepada Allah bagi orang yang membunuhnya!
Ini doa yang mentobatkan, bukan menghancurkan orang jahat.

Ini bagian indahnya, kawan:
Adalah Saulus yang bertobat jadi Paulus.
Ia lalu menulis tentang kasih Allah kepada para pendosa,
dan selalu menganggap dirinya paling berdosa.
Teroris ini diubahkan ... oleh anugrah yang ekstrim!

Maka camkan kebenaran ini, kawan:
Cinta itu menular, sama seperti kebencian!
Di tengah Indonesia yang ekstrim hari ini,
mau jadi ekstrimis kristen seperti apa kita:
“Ekstrimis kebencian? Atau ekstrimis cinta??”

Kisah Rasul 7:
58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.
59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.

1 Yoh 3:15
Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia.

Minggu Valentine, 2012
Prihatin terhadap berbagai kecelakaan maut,
terhadap oknum pejabat mega-korup, dan
terhadap para fundamentalis ekstrim semua agama 

Aku bukan Definisi

Sisipan, khusus minggu valentine:

Aku adalah kasih,
bukan peraturan, bukan prinsip atau kewajiban
yang bisa kamu pilih taati atau langgar.
Di dunia yang cemar dosa sarat benci ini,
hadirku tidaklah secara alami, harus dirindukan dan diniati.

Aku adalah bahasa yang harus kamu pelajari,
alat musik yang harus kamu kuasai.
Aku adalah gunung terjal yang harus kamu daki,
dengan tanjakan curam dan licin di semua sisi.

Dan sesampaimu di puncak...,
aku adalah puisi, melodi dan panorama terindah yang kamu nikmati.
Aku adalah sebongkah permata kesempurnaan masa depan yang Allah janji
yang Ia mau kamu tarik ke masa kini, ke konteks duniamu hari ini,
realitas eskatologi yang Ia mau kamu cicipi dan pajang di setiap jengkal bumi.

Ya, aku sesederhana dan sesulit namun seutuh itu, kawan.
Karena aku adalah kasih, energi transformasi ilahi, bukan definisi!

1 Yohanes 3:18
Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah,
tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
1 Korintus 13:4-7
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.


Tangerang, minggu Valentine 2012
Di KoRem gereja kemarin ada lomba bikin definisi cinta.
Bersyukur alkitab ndak beri definisi teoritis tentang kasih,
melainkan banyak tunjukkan bentuk-bentuk tindak kasih

Minggu, 12 Februari 2012

Akhir yang Mengawali

Secangkir perspektif untuk ke Gereja
(Edisi Minggu pagi):


Ibadah hari ini adalah sebuah akhir yang berujung awal;
akhir yang mensyukuri 6 hari pemeliharaanNya;
awal yang membekali dan mengutus sepekan ke depan sebagai ibadah sejati kita.
Demikian seharusnya, supaya iblis tak pongah berkata:
“Biar saja sepanjang hari ini orang kristen menyembah Yesus mereka,
toh sepanjang Senin sampai Sabtu nanti mereka tetap mengikut aku dengan setia!”

Have a Blessed Worship



Sabtu, 11 Februari 2012

Menulis yang Bermakna

Secangkir Semangat Untuk Menulis:
(Spesial Sabtu)

Menulis itu bisa sulit juga,
karena ujung pena itu adalah hati kita,
dipengaruhi relasi kita dengan-Nya:

Jauh dari Dia, hati kita tak peka,
kehidupan seperti kanvas pucat saja.
Dingin terhadap-Nya, hati kita terlalu penat,
tak sanggup gerakkan jemari kita

Singkat kata,
tanpa Dia, pena kita akan buta,
tak mungkin menulis apa-apa
yang bermakna bagi kita dan saudara-saudara
Pikiran lewat 16 Jan ‘06

Flying with Jesus

Refleksi, khusus edisi akhir pekan:

Lion Air, penerbangan nomor 691
Tapi pesan-Nya via bahan Saat Teduhku barusan kagetkanku :
Lion of Judah, Mazmur nomor 139 !

Tugas rapat ke Jakarta ini beban berat untukku;
Bahas pendekatan baru? Kemasan baru? Terobosan baru?
Mau bicara apa aku tentang semua itu? Apa sumbang saranku??
Berpartisipasi penuh, itu rindu tekatku, itu saja bekalku.
Hati kelu, hingga bait pertama ini jadi surat tugasku:
“Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, 
Engkau mengerti pikiranku dari jauh…
Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, 
sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.”
Ini bekal optimismeku. Ia kendalikan pikiran dan lidahku, 
keluarkan ide dan saran yang hingga kini aku sendiri tak kunjung tahu.
Wow ! Praise the Lord ! Yesusku, aku siap rapat bersama-MU !

Pagi ini rintik hujan jatuh, langit kelabu,
Berkali-kali guruh menderu, tak urung usik rasa amanku
Namun bait ke dua jadi bekal tenangku :
Jika aku terbang dengan sayap fajar
dan membuat kediaman di ujung laut,
juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, 
dan tangan kanan-Mu memegang aku.
Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku
dan terang sekelilingku menjadi malam," 
maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu
dan malam menjadi terang seperti siang; 
kegelapan sama seperti terang.
Kebetulan belaka? Aku tak percaya itu !
Maka tenanglah jiwaku:
Siapapun pilotku di cuaca buruk pagi ini,
Yang kutahu hanya satu : I’m flying with Jesus !

When I pray coincidences happen, and when I do not, they don’t 
( William Temple)

Tak terasa bibirku desahkan dendang:
Lingkupiku dengan sayapMU,
Naungiku, dengan kuasaMU

Di saat badai bergelora, ku aman terbang bersamaMU
Bapa kau Raja atas smesta, Kutenang sbab Kau Allahku

Senin, 15 Mei ‘07
Ruang tunggu bandara Juanda
Panitia Pendamping persiapan Konsultasi Nasional Pelayanan Siswa