Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Sabtu, 04 Februari 2012

Spiritual Sleepy Driving

Refleksi, khusus edisi akhir pekan:

Tadi pagi aku baca pengakuan Afriani, sopir Xenia maut tragedi Tugu Tani itu di Kompas.com. Dia ngaku ga minum alkohol dan yakin kecelakaan itu bukan akibat pengaruh narkoba, melainkan karena dia ngantuk berat sampai sejenak hilang kesadaran. Entah benar entah bohong, tapi soal ngantuk saat mengemudi, aku paham sekali.
Aku ingat dulu 2-3 kali hampir dijemput maut karena ngantuk. Waktu itu masih pelayanan di Perkantas Malang, seminggu sekali pulang ke rumah di Japanan (Pasuruan) naik motor. Terutama di jalan yang lurus panjang, kantuk hebat acap menyerang. Ada saat-saat seluruh tubuhku kirim sinyal ke otak, ke dunia khayalanku, ke kehendakku, berbisik: “Ndak papa kok pejam mata sejenak, sedetik dua detik aja, mumpung jalanan lagi lurus dan sepi nih.”  Aku tahu bisikan itu sangat berbahaya, tapi karena ingin segera tiba di rumah, aku enggan berhenti. Kuingat 2-3 kali kuturuti bisikan menipu itu, akibatnya motorku melaju zigzag di tengah badan jalan. Bersyukur banget klakson truk dan bis di belakang bangunkan aku, sadarkan aku kalo aku sedang mengemudi sambil tidur. Bunyi keras klakson itu cukup membuatku ambil tindakan cepat dan sangat menentukan: kembali ke jalur kiri, pernah juga menepi minum kopi.
Di situ aku tahu satu hal: tak seorangpun ingin tertidur saat mengendarai motor atau mobil, tapi kelelahan fisik itu bisa bikin ngantuk saat mengemudi, dan efeknya termasuk mendengar bisikan-bisikan menipu itu. Menyerah pada moment-moment ngantuk itu, menyerah pada bisikan-bisikan untuk tidur sejenak itu, maka diriku sedang dalam bahaya, demikian juga orang-orang di sekitarku di jalanan itu. Akibatnya fatalnya sudah terbukti, seperti diberitakan koran dan TV. Karena sopir bis atau pengendara motor ngantuk, banyak nyawa melayang (terutama di musim mudik lebaran). Aku setuju sekali dengan rambu-rambu yang beri peringatan: Kelelahan dapat Membunuh Anda dan Orang lain. Rasanya aku juga setuju rencana polisi dan pengadilan yang akan beri tambahan hukuman bagi pengendara yang tertidur dan sebabkan kecelakaan.
Kupikir-pikir, kehidupan rohani dan moral juga seperti itu, kawan. Ada saat-saat dalam kehidupan kristiani itu, saat-saat seperti momen-momen tiba-tiba ngantuk saat nyetir itu, saat-saat ketika kita mendengar bisikan-bisikan menggoda itu, yang berbisik pada kita: “Nyerah aja, jangan ditahan-tahan kali ini, berhentilah melawan sejenak saja, ngapain sih sengotot itu jaga kekudusan, jaga integritas. Pencobaan ini sudah melebihi kekuatanmu. Ga ada yang peduli dan mau bantu kamu. Orang lain sudah ga kuat dari kemarin-kemarin. Ambil saja jalan pintas itu. Skali-kali gapapa kok abaikan tuhan. Makanya doa, baca alkitab libur dulu, biar ga berat buat keputusan itu. Atau: Ayolah, sekali-kali tutup matalah pada sesama yang butuh pertolongan, berhentilah menegakkan keadilan, selingkuh tipis-tipis di Twitter atau FaceBook ga papalah. Kamu lelah, butuh selingan, butuh tidur, ndak akan terjadi apa-apa kok, tenang aja, dll.dst.
Pernah atau sedang berpikir seperti itu, kawan? Jika ya, maka yang kita perlukan adalah memutuskan tindakan-tindakan yang secara rohani sejajar dengan keputusan menepi, hentikan kendaraan, keluar sejenak untuk streching, atau minum kopi, atau bahkan nginap di hotel kalau perjalanan masih jauh. Apa itu tindakan semacam itu yang sejajar secara rohani? Salah satunya AWG, Alone with GOD itu, meditasi ala kristen itu, menyendiri bersama Tuhan, hanya ditemani alkitab atau sebuah buku rohani, juga diary/jurnal pribadi. Atau bisa juga ambil cuti, kawan, lakukan retret pribadi. Sungguh, kita butuh disiplin rohani semacam itu di sepanjang hidup kita, sampai akhir hidup kita. Karena kecelakaan maut dalam matra rohani itu juga sering terjadi (hanya saja media tidak terlalu soroti), bahkan faktor ngantuk rohani inilah yang kerap mendahului banyak tragedi dalam kehidupan ini.
Kawan, tragedi Tugu Tani itu bukan tontonan, melainkan peringatan. Jangan kita berpikir, hanya karena kita punya motivasi dan tujuan yang baik, entah dalam studi, bekerja, pelayanan maupun dalam kehidupan pribadi, hanya karena kita kaya pengalaman atau hamba Tuhan besar, hanya karena kita sangat segar saat masuk mobil, maka kita tak akan bisa mengantuk di sepanjang jalan. Jangan, jangan berpikir seperti itu. Secara rohani, jangan berpikir yang dialami Afriani itu tidak bisa terjadi pada kita. Jika kita tidak waspada, itu akan terjadi! Ingat, begitu kita membiarkan diri dalam kondisi rohani/moral yang ngantuk ini, kita bisa akhirnya benar-benar menyerah pada bisikan-bisikan untuk sejenak tidur sambil nyetir itu. Dan itu berarti kita sedang mempertaruhkan diri kita dalam resiko yang sangat berbahaya. Ya, diri kita dan semua orang yang berinteraksi dengan kita.
Ijinkan aku sedikit berbagi tips tambahan buat hindari kantuk rohani dan moral ini. Aku berangkat ke kantor 5.30. Tapi kuusahakan jam 5.20 sudah siap. Sengaja kupakai 10 menit sekedar pandangi istri dan 2 anak yang masih tidur, demi menjaga kejernihan kesadaranku, supaya aku selalu ingat, bahwa merekalah yang akan menderita akibatnya jika aku membiarkan diri dalam kondisi rohani yang ngantuk, bahwa merekalah korban terdekat, turut menanggung sedih dan malu, jika aku menyerah pada bisikan-bisikan yang mengggodaku untuk “tidur sejenak”: sejenak tidak menjaga kejujuran, kekudusan atau integritas di tempat kerja. Sejauh ini it works, kawan. (Aku mengira-ngira, menduga-duga, para pejabat yang sekarang keluar masuk ruang pengadilan atau yang sudah nginap di penjara itu mungkin di meja kantornya dulu ga pasang foto keluarga, di dompet juga ngga bawaJ)
Tapi bagaimana dengan Anda, kawan? Bagaimana sebenarnya kondisi rohani atau kesegaran moral Anda saat ini? Diriku dan dirimu tidak imune terhadap kemungkinan ngantuk dan tertidur rohani ini. Cobalah introspeksi, dalam situasi dan pergumulan hidup Anda saat ini, bisikan-bisikan apa yang terus menggodai, merayu Anda untuk menyerah dan berbuat tidak patut? Coba periksa sejenak, apakah keyakinan-keyakinan iman Anda masih seteguh dulu: “Bahwa Allah sedang bersamaku saat ini! Bahwa Allah sedang terus memimpinku saat ini! Bahwa Allah akan menggenapi janji-janjiNya tentang masa depanku! Bahwa pencobaan yang kuhadapi saat ini tidak akan melebihi kekuatanku!” Jika tidak yakin, kusarankan Anda untuk hentikan mobil, minum kopi, ambil waktu menyendiri bersama Tuhan dan alkitab Anda. Bagus juga bawa foto keluarga, atau foto orang-orang yang Anda kasihi, lakukan stretching rohani, ijinkan klakson ilahi dan rambu-rambu sorgawi jernihkan nurani, bangunkan rohani Anda kembali. Maukah Anda, kawan? Tuhan memberkati. Amin.



Jakarta, 4 Feb 2012
mengenang 9 korban kecelakaan Tugu Tani,
mengenang  korban2 akibat pemimpin 'ngantuk' dalam gereja & lembaga pelayanan 


Tidak ada komentar: