Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Selasa, 31 Januari 2012

Stillness vs Busy-ness

Diam itu sulit sekali
Hening itu terasa ngeri
Prasangka atasnya lebih berat ditanggung
        daripada dijalani.
                Karena dunia bilang  :
                diam itu pasif,
                diam itu tak produktif

Maka diluar sana, juga di dalam diri,
kita sibuk, terus berpikir, bergerak.
Rasa, nalar dan tubuh kita berderak-derak
Banyak aksi namun miskin relevansi, tanpa visi
Tak peka ada suara memanggil
Tak dengar undangan istirahat
Tak peduli ada Titah Ilahi untuk berhenti!

Jangan bodoh kawan, jangan tertipu pesan dunia ini.
Aksi itu sangat baik, tapi diam tak kalah penting.
Diam itu aktif, hening, asah bathin, itupun produktif !

Yesaya 30:15 
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel:
"Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan,
dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

Matius 11:28 
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Malang, akhir Juni ‘07
Bangun pagi-tidur larut minggu ini: terlalu sibuk !
Seorang rekan ingatkan: Saat teduhmu segar hari-hari ini?

Senin, 30 Januari 2012

Romantika Asa Pendoa Syafaat

Di lembah-lembah kelamku
kepasrahan kadang terasa kelu.
Aku takut itu palsu, aku takut itu sikap sok tahu.
Ada tuduhan tipis di dalamnya, bahwa IA tega & tak mau.

Di ngarai sepi-nelangsaku,
pengharapan kadang terasa beku.
Aku takut itu semu, itu sikap tak tahu malu.
Ada prasangka samar dibaliknya, bahwa Ia lalai & jemu  

Dalam heninglah lebur bias-bias bathin itu :
Berserah penuh dan berharap penuh,
Dua sejoli itu pacaran di kepala dan hatiku,
kadang mesra kadang putus.
Dalam diamlah terus kucomblangi,
dalam heninglah kukawinkan dua asa itu,
supaya beranak-pinak dalam imanku.

Ibrani 4:12  Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Mazmur 43:5  Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

Asrama SAAT, Medio Agustus-Desember 2005
Dalam gundah, 2 sahabat bergelut dengan kanker
Jakarta, akhir Januari 2012
Dalam gundah, situasi sulit di tempat kerja tak kunjung berubah

Minggu, 29 Januari 2012

Liturgi Apapun Jadi

Secangkir perspektif untuk ke Gereja
(Edisi Minggu pagi):



Mempelajari liturgi sama seperti belajar dansa, kenikmatannya hanya bisa dirasakan ketika anda bisa memfokuskan diri pada pasangan Anda dan bukan malah berpikir tentang langkahnya.
(C.S Lewis)

Enaknya Nulis Diary

Secangkir Semangat Untuk Menulis:
(Spesial Sabtu)



Enaknya nulis diary, tak pernah habis materi
Mood dan energi saja yang datang dan pergi,
Tapi akan selalu ada yang ditulis tiap hari.
Hebatnya lagi, kejadian 10 th yang lalu,
Bisa dikenang sedetil dan sesegar tadi pagi

Lamunan 18 Juli ‘05

Sabtu, 28 Januari 2012

Berhenti itu Sulit

Refleksi, khusus edisi akhir pekan:

Berangkat ke gereja, tadi diomelin orang di perempatan jalan. Lampu sudah hijau, tiba-tiba motor ngadat. Galaknya bunyi klakson di belakang sepertinya sempurna wakili protes orangnya. Ini masih lumayan, karena kemarin-kemarin biasanya bunyi klakson bersautan saat lampu masih merah.
Usai kebaktian, salaman dengan pendeta di pintu depan. Antrian panjang terasa tak bergerak, kulihat di depan ada ibu yang ngobrol dengan pendeta, entah basa-basi entah ada keperluan, yang pasti cuma sebentar. Tapi jemaat di depanku bergumam kesal, wakili kesalku juga. Semua tak sabar ingin keluar, segera menuju parkiran, pulang. Di perjalanan kuputuskan sekalian belanja, mampir di beberapa tempat. Tiap berhentinya nggak sampai 2 menit, pulangnya berhitung, total bayar parkirnya lumayan besar !
Seperti itulah kejadian sehari-hari kita, kawan. Itu potret sibuknya jaman sekarang. Hari ini kenyataan tak bisa disangkal, bahwa berhenti itu sulit sekali. Orang ga suka lihat kita berhenti, kitapun terganggu lihat orang lain berhenti. Berhenti itu dianggap menghalangi, menghambat gerak orang. Semua orang punya urusan dan kesibukan. Banyak kegiatan yang harus dijalani, banyak orang yang harus ditemui. Kalaupun kita ingin berhenti, ternyata itu tidak gratis. Wajar kalau bagi sebagian besar kita itu berhenti jadi terasa sulit, terasa mahal, terasa rugi.
Tapi mau tahu betapa lebih mahalnya dan lebih ruginya kalau kita menolak berhenti dan alam yang memaksa kita berhenti, kawan? Ambil pelajaran dari dua kejadian ini:
Kemarin pagi temanku dongkol, emosi ketika di jalan motornya tiba-tiba mogok, berhenti. Aktivitas yang tiba-tiba terhenti itu pasti bikin rugi, karena tak ada antisipasi. Wajar dia emosi, karena hari itu tak bisa tepati beberapa janji. Belum lagi pikirin ongkos reparasi selama motornya “istirahat” di bengkel, yang ia kuatirkan mahal sekali.
Minggu lalu bezuk teman di rumah sakit. Kutahu ia itu tipe pekerja keras, banting tulang tiap hari. Kutahu motivasinya luhur dan murni: siapin masa depan anak-istri. Tapi benteng kesehatannya ambrol juga, roboh dia. Sembuhnya itu butuh peralatan medis yang canggih, artinya butuh rumah sakit yang bagus, artinya butuh beaya tinggi. Sudah 2 minggu dia “istirahat” di rumah sakit mahal ini. Uang yang ia kumpulkan 2 tahun sudah habis dalam hitungan hari.
Bukan nakut-nakuti, kawan, bukan juga mau ngajari. Tapi jelas bijaksana kalau kita biasakan diri untuk istirahat, untuk berhenti. Tak perlulah alam yang paksa kita berhenti.
Kawan, peristiwa sehari-hari di dunia kasat mata itu paralel dengan kehidupan rohani. Di kesibukan batin, kitapun sulit berhenti, enggan diajak berhenti. Seolah kita takluk, didikte, dijajah oleh jadual. Tapi apa ini bisa dijadikan alasan pembenaran? Jadi alasan untuk tidak Saat Teduh, doa, atau meditasi? Tunggu dulu…
Di urusan dunia ini, berhenti kita itu secara langsung memang ganggu orang lain, hambat gerak orang lain. Tapi untuk berhenti secara batin, yang terganggu justru diri kita sendiri. Yang merasa rugi itu kita sendiri juga kok yang punya persepsi. Terasa mahal dan terasa rugi itu sepenuhnya kita yang memaknai, bukan orang lain.    
So, waktunya berhenti cari alasan. Untuk urusan berhenti, pause, berefleksi-evaluasi, orang lain tidak akan terlalu peduli. Tuhan saja yang sudah pasti peduli dan dirimu sendiri saja yang mutlak pegang kendali. Jangan tunggu sampai pekerjaanmu & pelayananmu mogok, stagnasi, jangan tunggu benteng kesehatan bathinmu ambrol, jangan tunggu sampai imanmu roboh. Mulailah hari ini.

Kejadian 2:1-3  Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu..

Malang, Ahad, 3 Juni ’07
sepulang gereja

Jumat, 27 Januari 2012

Divine Appetite

Israel mengomel, bersungut:
Daging dan roti langit awalnya terasa spesial
Kini terasa hambar dan bikin mual.
Bangsa bebal, ketidaktaatan mereka maksimal !

Dunia rutinmu terasa hambar, kawan?
Jiwa mual, tergoda segala yang dunia tawarkan?
Duduk diam itu habit mengunyah pelan,
Nikmati kebersamaan dengan Someone Special
Fokus bukan pada makanan, melainkan pada Sang Pemberi makan.
Itu jagai kita dari bebal, karena kenyang dengan pencerahan :
bahwa setiap realitas hidup yang kita kunyah,
baik yang gurih maupun yang terasa hambar,
Itu selalu manna dari Tuhan,
itu selalu daging pemeliharaan Tuhan,
jenis rahmat baru, bekal yang Tuhan telah sediakan.
Selalu sehat bagi jiwa, meski terasa tal lezat,
energi vital untuk hidup bagi Tuhan dengan total ! 

Matius 7: 9-11 
Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Roma 8:28 
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Ratapan 3:22-23
Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! 



Ruang Makan SAAT, Desember ‘04
Sedang bosan dengan menu asrama

Kamis, 26 Januari 2012

The Hiding Place

Tak perlu takut untuk takut
Tak perlu surut dibilang banci
daripada menipu diri, pura-pura berani

Kadang musuh terlalu kuat, beban terlalu berat
Terkuras energi, berkunang-kunanglah visi

Kawan, itu saatnya kamu boleh sembunyi
Masuk goa, goamu sendiri …..
tempat itu sunyi, tapi kamu tak benar-benar sendiri
Ada satu Pribadi setia menanti.
Siap menemani, memahami, membebat luka hati,
Oleh-Nya kantong bekal dan pelurumu kembali terisi
Oleh-Nya kamu pasti diutus dan berani keluar lagi:
hadapi ketakutan-ketakutanmu lagi,
kasihi musuh-musuhmu lagi,
pikul beban-bebanmu kembali
Pantang mundur, selesaikan misi!!


Buku Lagu Perkantas no ?:
You’re my hiding place,
You’re always fill my heart with song of deliverance,
Whenever I’m affraid, I will trust in You....

Mazmur 23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Roma 8: 35, 37 
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Temanggung, Malam Jum’at Kliwon, 27 Mei ‘04
Sendirian di pastori, rumah besar dan kuno.
Takut setan bisa diatasi, takut gagal tak kunjung pergi.

Rabu, 25 Januari 2012

Homo-Kuriositas

Bunyi gedebuk itu selalu keras.
Tiap pagi, koran itu terhempas di lantai teras
Selalu berhasil bangunkan mata yang
masih berat dan badan yang masih lemas.
Sensasi apalagi, tragedi apa lagi hari ini?”

Headlines koran (& TV) serasa wajib,
berita politik, ekonomi, olah raga, dilalap habis
bocoran rahasia selebriti dinanti, infotainment laris manis!
Diri benar-benar tak mau ketinggalan kabar-kabari dunia ini,
        rasa ingin tahu ini minta lekas dipuasi.
Homo-kuriositas, Mr & Mrs. Want to know everything, itu kita!

Seharusnyalah seperti itu naluri rohani;
Rasa ingin tahu tentang bocoran hikmat ilahi,
pencarian tak henti tentang karakter & kehendak Allah,
[Allah yang penuh misteri sekaligus sudi wahyukan diri],
pun kabar-kabari ajaran dan teladan Mesias selama di bumi,
harusnya tak ada kata cukup, selama hela nafas kita belum henti.

Berita koran dan TV curi konsentrasi doamu, kawan? Hati-hati !
Membaca dunia, itu perlu kaca mata sabda Ilahi.
Tanpanya tiada seleksi, tanpanya semua sebatas informasi:
tak menetas jadi pokok doa, apalagi lahirkan respons bermisi.

Yohanes 3:1-2 
Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."
Yohanes 17:3
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

GKI Temanggung, Juli ‘04
Sedang kecanduan Kompas langganan pastori

Homo-Statis

Homo-statis, itu kita.
Reformasi ngetop, transformasi nge-trend,
tapi belum maksimal di level pribadi.
Yang ajeg, yang mapan, tetap cenderung kita sukai.
Entah menikmati, entah terjebak,
kita betah di posisi, di situasi, di habit, di pola pikir saat ini.
Ogah dinamika, diam-diam puas diri.
Ada tantangan/kesempatan baru, paranoid yang pegang kendali,
Muncul pandangan baru, otomatis dicurigai.
Homo-statis, itu kita!

Padahal …
kemapanan itu penghalang, ia melenakan.
Padahal …
Alkitab desak dan ajari perubahan,
Allah adalah Allah yang terus mengubah pribadi-pribadi.
Allah adalah Allah yang merindu komunitas ditransformasi.

Bertumbuh, itu panggilan, ke tahap lebih luhur, lebih matang:
dari pola pikir siswa, mahasiswa, pendeta, sarjana, profesor,
dari pola pola pikir petani, pedagang, sopir taksi, direksi, mentri,
menuju ... pola pikir Kristus sendiri !

Gaul dengan Allah, karib dengan Alkitab, itu harga mati.
Supaya kita tak berpikir: “Diriku sudah final, aku ini barang jadi.”
Niscaya stagnasi terhindari, transformasi pribadi terus terjadi.
  Buka mata dan hati atas kabar berita dunia terkini, itu kunci
  Agar tak mengira: Dunia baik-baik saja; timbul gelisah berbuah visi
  Niscaya status quo lekas pergi, tranformasi komunitas berujung pasti 
Smoga Allah terus menggoyang yang mapan,
menendang yang ajeg, yang mandeg, yang stagnan
Smoga kita peka dan mau digoyang, ditendang.
Homo-statis, seharusnya tidak lagi!

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”                                       Roma 12:2

SAAT, 11 Agustus 2005
Usai lamunkan perubahan-perubahan pandanganku tentang diriku, tentang beberapa orang, dan tentang 1-2 doktrin yang kupegang dalam 10 th terakhir ini

Selasa, 24 Januari 2012

Kepalsuan Global

Apa yang bisa diharapkan dari
dunia kita yang dangkal ?
Apa lagi yang bisa mengagetkan
dari apa yang ia jual
selain orgasme seksual-sosial dan
spiritual yang artifisial ?!


Mazmur 17:15  Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu,
dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Matius 11:28  Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

TP2 Surabaya, 28 Mei ‘07
Usai seminar on Sexual Transformation

Pendinginan Global

Dunia pusingkan efek rumah kaca
Para pakar ributkan pemanasan global
Tapi berapa banyak yang cemaskan pendinginan global?
: Egoisme, individualisme, hedonisme...

Kawan, akrabmu dengan Sang Kasih tiap pagi,
itu kompor bagi jiwa, tungku bagi hati,
hangatkan visi, gelorakan amanat bersaksi,
matangkan niat bermisi tiap hari:
mengasihi Allah dan sesama, segenap hati.

Ayub 6:24 
Ajarilah aku, maka aku akan diam;
dan tunjukkan kepadaku dalam hal apa aku tersesat.

Sarfat, Batu 1 Juni ‘07
Usai raker staf

Senin, 23 Januari 2012

God is Not a Delivery Boy !

Tahu orang yang kerjaannya antar pesanan pizza (atau galon aqua/tabung gas) ke rumah kita? Kita telepon ke kantornya, bila butuh saja, lalu kita tunggu kedatangannya. Kalau telat bisa kita omelin, kalau cepat kita cuma bilang “trims.” Itu saja. Kita tak merasa perlu kenal atau berelasi lebih jauh dengan dia!

Halnya sama, bila kita berdoa ketika butuh saja.
Kita butuh, dan suka fungsi-Nya, pemberian-Nya,
Tapi tak rindu mendekat, makin kenal dan sembah Dia.
Kita perlakukan Dia seperti seorang delivery boy saja !

Padahal, tiap pemberian Bapa itu pesankan tiga hal saja:
bahwa Dia berkuasa, bahwa Dia memelihara,
bahwa Dia ingin berelasi lebih akrab dengan kita.

Kawan, jangan pernah anggap biasa tiap berkat yang kita terima,
bahkan ketika mengalirnya itu sedikit-sedikit saja.

Camkan satu hal, relasi dengan Dia itu jauh lebih tinggi nilainya
dibanding apapun yang kita pinta dari Dia.
(lagipula, bodoh kalau kita suka pizza tapi menolak tawaran bersahabat dengan pemilik restorannya!)


1 Korintus 10:3-6 
Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun. Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,
Yohanes 6: 35 
Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

SAAT, Mei ’04, Minggu ujian
Terharu dan heran lihat beberapa teman makin rajin doa

Minggu, 22 Januari 2012

Selera Pemberani !

Secangkir perspektif untuk ke Gereja
(Edisi Minggu pagi):




Everytime we approach God in worship,
dare to ask
divine judgement,
divine healing,
as well as
divine power
to move on
(?...anonim)
Mzm 51:12, 14-15
Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!
Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.

Coretan di Alor, Juli ‘04

Sabtu, 21 Januari 2012

Life is like a book

Secangkir Semangat Untuk Menulis:
(Spesial Sabtu)



Life is like a book...evryday has a new page, with adventures to tell, lessons to learn and tales on good deeds to remember. Itu bunyi SMS teman. 


Balasku: Iya kawan, itu benar. Dengan catatan, kita rajin menulisnya dalam diary atau jurnal harian! Kalo ngga, maka semua pasti tinggal forgotten sweet memory, tak lagi bisa dikenang dan menguatkan di masa mendatang.

Coretan 16 Juli ‘05

Ketika Sumur Mengering

Refleksi, khusus edisi akhir pekan:

Kita hidup di zaman di mana air melimpah. Keran air memancar deras tiap hari, sampai-sampai hadirnya air terasa biasa, terasa sudah seharusnya ada dan harus selalu ada. Lalu tiba-tiba keran itu berhenti, aliran air itu tak ada lagi. Saat itulah kita merasa jengkel dan mengeluh, lalu sadari, air itu betapa berharganya. Biasanya selang panjang itu solusi kita, alirkan air dari sumur tetangga ke kamar mandi kita.

Tapi itu air jasmaniah, kawan. Bisa kita atasi dan siasati
kehadirannya, dengan kecerdikan dan dana.
Namun tentang aliran Air Hidup itu, maksudku
tentang kehadiran dan ketidak-hadiran Tuhan kita,
siapa sanggup, siapa berhak mengaturnya?

Allah terasa jauh, saat teduhmu terasa kering, tak dapat apa-apa?
Kawan, bukan hanya kamu yang pernah mengalaminya.
Galaumu itu wakili galau kebanyakan kita.
Maka ijinkan aku berbagi paradigma :
      Ijinkan kedaulatan-Nya pegang kendali, kapan dan di mana Ia bisa 
  kita rasakan, kita temui. Biarkan air kehidupan itu mengalir dan
    berhenti dengan bebasnya. Sebab Ia itu Allah yang hidup, bukan
       aliran air di kamar mandi kita. Yang bisa dan yang pantas kita
 lakukan hanyalah menjaga kebersihan pipa spiritualitas kita.
       Selebihnya biarlah menjadi pengalaman bathin yang dewasakan 
    iman kita. Cermati dan tunggu saja. Sampai kapan? Terserah Dia.     
  Yakinlah, dalam kekeringan semacam itu tetap terjadi gerak, dari
    kenal ke makin mengenal Dia, dari cinta ke makin mencinta Dia.    

 “Adalah hak Tuhan untuk menentukan di mana dan kapan kehadiranNya bisa kita rasakan atau tidak. Iman dan kesetiaan kita pada masa kekeringan rohani seperti ini adalah wujud pengakuan kita akan kedaulatanNya.”     
                                                          (Thomas Green SJ)

Matius 1:23 
"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" —yang berarti: Allah menyertai kita.

Asrama SAAT, Natal 2004 
Minggu ini 3 teman keluhkan Saat Teduh ga dapat apa-apa

Jumat, 20 Januari 2012

Seni Maknai Hari (2)

Tiap hari berpacu dalam prestasi
Sejak pagi ada kompetisi
Segala cara halal demi hasil.
Tapi kamu, malam harimu seperti apa?
Penuh amarah, kecewa, gelisah?
Seperti petinju yang kalah telak,
atau seperti indahnya wajah
bayi yang tidur nyenyak?

Kawan, mulailah dengan hening tiap hari
Di luar pintu itu medan layan,
bukan gelanggang pertandingan
Biar dunia berkompetisi,
panggilanmu itu melayani
Biar dunia berebut mahkota Kristus
Berebutlah kain lap, saling basuh kaki.

Kejadian 3: 5  ; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

Yohanes 13: 3-5  
Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Malang, Juni ‘07
Merenungkan banyaknya lembaga pelayanan di kota Malang,
bersyukur plus kuatir: saling melengkapi atau bersaing

Seni Maknai Hari (1)

Selalu ada tugas sejak pagi
Selalu ada tanggung-jawab tiap hari,
Selalu ada tuntutan minta dipenuhi

Hanya mata bathin yang mampu melihat,
hidupmu itu penuh anugrah demi anugrah,
atau sarat taurat demi taurat

Maka asah ketajamannya tiap pagi
dalam doa, dalam sabda Ilahi
dalam hening, dalam sunyi


Mazmur 26:3 
Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu,
dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.

Roma 12:16 
Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!

Malang, Juni ‘07

Di ladang baru, masa adaptasi 

Kamis, 19 Januari 2012

Stupid !

Mereka tolak kuk DIA
pilih dilelahkan kuk dunia
betah diperhamba kuk dosa
Betapa bodohnya manusia !

Kawan, waktu teduh itu dongkrak Spiritual Quotient kita,
‘gar mata rohani tak terus buta tipu daya dosa,
‘gar mata bathin celik realitas semu dunia,
bikin sembuh dari kebodohan kita,
pilih bersuka pikul kuk DIA.


Matius 11:29-30  Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

Malang, April ‘07
Heran lihat sesama tukang becak main judi di ujung Jl Rajekwesi.
(yang kalah pasti pulang: “Istriku, hari ini sepi penumpang.”
Yang menang? Pulang dengan uang jatah hidup keluarga sang rekan)

Integritas

Selarasnya hati, mulut dan sikap
Liciknya hati sulit dilacak, dengan halus kebenaran diacak-acak
Sikap tak layak bisa ditutup dengan mulut sigap mengelak.
Tapi mulut tak selaras sikap, itu nampak dengan telak

Maka, waspadalah para juru lidah,
Para guru, tukang pidato, pun para pengkotbah.
Peluang disintegritas sungguh limpah,
Nama baik dan kesaksian pasti payah

Ketika sikap begitu parah namun mulut tetap gagah:
Itu spirit tak mau kalah, itu anggap diri seperti Allah
Itu schizophrenia parah, setidaknya munafik alamiah.

    
They sent their disciples to him along with the Herodians. "Teacher," they said, "we know you are a man of integrity and that you teach the way of God in accordance with the truth. You aren't swayed by men, because you pay no attention to who they are. (Matt 22:16, NIV)

Jakarta, 17 Jan ‘12
Heran dan “kagum”, lihat si sumber masalah
menegur & menasehati para korbannya dengan gagah (dan galak)

Selasa, 17 Januari 2012

Laptop

CPU kamu pening, nyala terus hari-hari ini?
Hard-disk serasa jenuh, ada gejala hang kali ini?
Padahal harus dijejali lagi, dengan data ujian kuliah
atau laporan kerja esok hari?

Kawan, doa itu istirahatkan komputer
Bukan shut-down, tapi log-off, posisi stand-by
Bahkan kawan, doa itu up-grade rohani:
ganti processor atau tambah memory
niscaya kamu siap beroperasi lagi;
siap kerjakan tugas-tugas lagi
siap hadapi ujian-ujian hidup ini.
Bahkan ada energi untuk mengetik lagi,
menulis kesaksian kehidupanmu setiap hari,
dan mem-print nya dalam pekerjaan-pekerjaan baik,
lalu hidupmu dibaca orang, dan Allah dipuji!

Efesus 2: 10  Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Amsal 10:27  Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek.

2 Korintus 3:2  Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.

Tangerang, Week-end minggu ke 2 Januari

Hard-disk externalku full, jadi agak disfungsi

Talk to Manager

Daftar kegiatanmu bertumpuk?
Buka mata ingin bergegas menyelesaikannya satu persatu?
Kawan, tunggu dulu!
Tumpukan tugas itu tak semata milikmu,
dan sama sekali bukan inisiatifmu.
Ada yang siapkan semua itu untukmu:
jenis, porsi dan tujuan semua itu dari DIA, bukan darimu
Sang Manager itulah yang tetapkan tujuan dari semua kegiatanmu DIA juga yang punya standar cara-cara kerjakan tugas-tugas itu

Maka bicara dulu dengan DIA yang mengutusmu, itu perlu.
Audiensi rutin dengan sang Manager, itu sungguh perlu.
Membaca Juklak dari-Nya tiap pagi, tak melenceng kinerjamu.
Lakukan itu wahai pekerja Kristus, atau…
tumpukan tugas itu hanya akan menjadi proyek pribadimu,
semata tentang tujuanmu, ambisimu, demi kemuliaanmu!


Efesus 2: 10  Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Lukas 11:23  Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."


Malang, 12 Mei 2007
4 KTB hari ini, 1 rapat, sementara
kotbah untuk Jumat ini belum jadi

Senin, 16 Januari 2012

Dunia Pendoa Syafaat

Dalam hening dia menjadi semua bagi semua :
Dukamu air matanya, gagalmu sesalnya
Sakitmu sakitnya, jatuhmu aibnya
Gemilangmu girangnya !

Dia meratap, dia bersyukur gantimu
meski tak ia lihat wajahmu
Bahkan meski tak ia tahu namamu
warna kulitmu, atau agamamu.

Ngototnya penuh hormat, pasrahnya penuh harap.
Kondisi-kondisi mustahil, optimismenya makin mantap.
Karena di situlah iman, doa dan mujizat Allah
beroleh atmosfirnya yang sehat

Dunianya naik turun, dinamikanya sarat,
ada puas dan kecewa berat, ada segar dan penat.
Karena bukan dunia teori, itu dunia pertemuan abadi,
yang nyata namun tak kasat mata, antara Allah dan si jahat.

2 Korintus 11: 27-29  Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?

Aula Andrew Gih, Chapel Malam 9 Nopember ’04
Teringat ngototnya Abraham doa untuk Sodom

Mentalitas Pengelola

Ada 2 sikap hati,
yang sulit berjalan bersama :

mencinta sesuatu atau seseorang
yang kita miliki di dunia

dan

siap melepas atau rela kehilangan mereka
kapanpun Sang Pemilik meminta

: Hanya dalam menit-menit doa & saat teduhlah
aku sering bisa !


: Kuatkan ya Tuhan, mereka yang sedang menghadapinya,
juga keluarganya.

Ayub 1:20-22 Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

Tangerang, semalam
Minggu ini 1 teman melepas kesehatannya &
2 kawan bergulat relakan nyawa  

Bukan Soal Cara

Saat Kau Berdoa,
        Jangan diam atau bersuara,
        jika itu tidak ciptakan,
        keheningan dalam batinmu.


Jangan menutup atau membuka mata,
jika itu tidak membuat mata hatimu
melihat dunia dari mata hati-Nya.
        Jangan menyendiri dan menutup mata,
        jangan masuk kamar dan menguncinya,
        jika itu tak ciptakan keintiman dengan-Nya


Pilih saja caranya kawan,
Yang penting hatimu dan hati-Nya bersua,
telinga bathinmu sepeka telinga-Nya, terhadap teriak pilu dunia,
mata imanmu melihat masa depan dunia sebagaimana visi-Nya.
Yang penting... tangan & kakimu tergerak berkarya bersama-Nya!

1 Samuel 16:7b
Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Lukas 19:41-42.
Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya:
"Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.


Bukit Doa Immanuel-Prigen, Juni’ 98

Amati orang-orang berdoa: di gua doa, di alam terbuka,
doa sendiri, doa kelompok.