Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Kamis, 17 November 2016

So much beauty & goodness to enjoy! So?

Punya waktu rileks, kawan? Jika belum, plis agendakan! Kupikir, terlalu sibuk bekerja itulah bikin kita mudah bikin dosa. Gaya hidup sibuk itu bikin kita tidak kreatif, cari hiburan yang itu-itu saja, yang instan, ditawarkan oleh dosa. Kita menyambutnya sering tanpa pikir panjang, karena gaya hidup tergesa-gesa. Tanpa sadar kita mengkonsumsi kegiatan rekreasional yang instan: bisa cepat ditelan, terasa enak, tapi tidak sehat, plus: adiktif, bikin ketagihan!
Nah, disiplin istirahat itu bagus sekali, kawan. Punyai waktu-waktu santai beri kita kesempatan perjumpaan dengan berbagai hal positif, asyik, keren & nikmat, yang ternyata selama ini ada di sekitar & dalam jangkauan kita. Semisal:
-       Duduk terpejam nikmati lagu2 favorit or tembang2 kenangan [tentu beda2 sesuai usia masing2 kita]; kunjungi lagi masa, suasana, kejadian-kejadian indah di ingatan. Bernostalgia, dalam porsi yang cukup, itu positif, kawan.
-       Baca artikel sejarah perjuangan tokoh-tokoh / kota-kota di masa perang kemerdekaan; jiwa heroik-patriotik kita sebagai anak2anak bangsa yg hidup di masa aman-nyaman ini akan digugah; niscaya bangkit semangat perjuangan kita, rindu berkarya bagi negeri lewat smua talenta profesi kita.
-       Baca artikel kuliner, atau masak resep baru, atau “jalan2 kuliner” di kota sendiri; kita akan dibuat takjub mendapati betapa banyaknya (ribuan!) menu makanan-minuman khas daerah kita, apalagi masakan manca negara; main course -dessert, resep modern - tradisional.  Kita benar-benar berhutang pada para pembuat resep2 mula-mula.
-       Matikan lampu duduk di kegelapan nikmati kelap-kelip lampu di jalanan pun taburan bintang di langit malam; itu bisa teduhkan hati yang gaduh, bikin kita sadari lagi betapa bodohnya jika terus hidup dalam ketergesaan & kekuatiran.
-       Pikirkan jenis olah raga atau hobby tertentu, mulai tekuni salah satu; o itu bikin jiwa raga kembali bugar, niscaya pikiran & kaki melangkah lebih ringan & riang.
-       Rencanakan / manfaatkan waktu yang pas untuk nonton film bagus & berkualitas; kisah cerita dalam film itu adalah simulasi  beragam situasi krisis kehidupan, pastinya sarat pelajaran. Dan kita akan diingatkan bahwa semua ada ujungnya, akan tiba pada happy endingnya, jika bukan di dunia ini ya kelak di sorga.
-       Baca buku, karya penulis langganan atau pendatang baru, genre kesukaan atau coba yang baru. Tentu bikin tambah wawasan, jadi makin cerdas & bijak. Lumayan kan?!
-       Chatting dengan satu dua kawan lama [Puji Tuhan buat sosial media di jaman kita!] Ngobrol santai hingga serius, walau mungkin tak akan pernah punya kesempatan reuni atau jumpa darat: dapatkan dan bagikan sudut pandang berbeda, belajarlah dari dia, jadilah berkat buat dia. Well, buktikan sendiri manfaatnya.
-       Atau menulis? Ya, cobalah tulis apa saja: pengalaman indah atau sedih, curahan hati, opini, puisi, apa saja, asalkan yang positif dan tebarkan kebaikan. Ungkapkan isi hati atau pikiran dalam tulisan lalu disimpan sendiri saja sudah melegakan, apalagi kalau bisa dibaca & memberkati banyak orang, itu jenis kepuasan bathin yang layak dirasakan.
-       Dll. Temukan contoh lain lewat disiplin berhenti-istirahat Anda sendiri... pasti akan Anda temukan (window shopping, mungkin? Atau jadi voluntir kegiatan2 sosial atau misi? J).
-       Dan tak kalah penting (sengaja saya sebut terakhir): gunakan atau sediakan kesempatan untuk...berdoa. Ya, berdoa sebagai salah satu aktivitas rekreasional kita. Why not?! Bukan yang formalitas tentunya, tapi yang serius dilakukan, untuk bangun hubungan dengan Allah. Karena jika benar Allah itu yang menciptakan keindahan-keajaiban di dunia, dan jika benar Allah menciptakan kita dengan kemampuan menikmatinya, maka tak ada respons yang lebih baik selain menikmati semuanya bersama Dia?!.

Itulah ajakanku, kawan. Karena hidup bukanlah beban yang harus kita tanggung. Ia adalah kebaikan-keindahan ciptaan Allah yang harus kita hargai & rayakan. Kita mengapresiasi hidup pemberian Allah itu dengan cara menikmatinya, dan berbuat sesuatu yang positif di dalamnya.
Nah, dengan melakukan hal2 di atas atau yang seperti di atas, niscaya akan mengajar kita untuk tidak boroskan hidup melulu untuk urusan mulut dan perut, melulu untuk bertahan hidup. Tapi hati-hati juga, lakukan aktivitas rekreasional di atas sesuai naturnya: sebagai selingan, dengan porsi secukupnya. Jangan terlena sampai berkanjang [berlama-lama] di dalamnya, apalagi terobsesi menjadikannya sebagai tujuan / sumber kebahagiaan hidup. Karena sebagai ciptaan termulia, sebagai rupa & gambar Allah [Allah yang memulai pekerjaan penciptaan & yang masih bekerja memelihara ciptaanNya serta wujudkan tujuan kekalNya yakni keselamatan seluruh ciptaan-Nya], kepuasan hidup tertinggi hanya kita kecap melalui bekerja & beribadah yang memuliakan Allah & yang turut menggenapkan tujuan Allah.

Kembali ke judul di atas, memikirkan betapa limpahnya pilihan kegiatan rekreasional baik yang kusebut maupun yang belum kusebut di atas, kesadaran ini yang muncul & menegur akal sehatku & nuraniku, kawan: Why wasting time with evil? Why spending energy & resources for ungodliness?

“Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? ...Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? ...Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
[YESUS]


CKR-UPG, @JT 836, 14 Nop 2016

Tidak ada komentar: