Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Senin, 23 September 2013

Pembohong Berdarah Dingin (?) (!)

Maaf, yang ini negatif dan sensitif sekali. Tapi tetap ingin kushare, karena inipun realitas, fakta nyata dalam dunia pengkotbah. Dugaanku, yang beginian benar-benar extraordinary, tak banyak terjadi (semoga dugaanku benar).
Semobil dengan pengkotbah menuju tempat pelayanan. Si pengkotbah curhat, ada orang-dalam yang sedang merongrong pelayanannya. Sejenak kemudian HP-nya berdering, ternyata anak buahnya, laporkan perkembangan terbaru tentang si perongrong. Lalu kudengar si pengkotbah beri perintah ini, dengan nada geram dan mimik murka, “Laporkan polisi saja, biar habis dia, biar dia tahu sedang berhadapan dengan siapa! Menggu depan saya ke sana. Lihat saja, apa jadinya kalau dia ketemu saya!”
Setelahnya, dalam hitungan menit kami tiba di tempat pelayanan. Agak kaget, tema kotbah hari itu tentang Kelemah-lembutan.  Sangat kaget, karena dalam aplikasi kotbahnya beliau justru “memilih” ilustrasi seperti ini: “Sebagai contoh, saat ini ada orang yang terus-menerus merongrong pelayanan saya, fitnah saya, jahat pada saya, tetap sayanya sih tenang-tenang saja, doakan terus dia. Akibatnya, saya tetap bahagia, damai sejahtera, sementara orang itu pasti tidak bahagia. Jadi ga perlu emosi, ga perlu ladeni, apalagi sampai lapor polisi.” Hampir-hampir aku tak percaya yang kudengar. Wajah si pengkotbah begitu tenang, sangat meyakini yang diucapkan. Kulirik jemaat di kanan-kiriku, wajah mereka begitu “takjub”, begitu dikuatkan, begitu dicerahkan oleh FT dan “keteladanan” si pengkotbah.
Well, my dear preachers, kurasa alam sadar maupun alam bawah sadar kita setuju, bahwa kebohongan terbesar dan terfatal adalah ketika kita tidak terusik sama sekali oleh teguran, perintah pun penghiburan FT yang kita kotbahkan. Seolah ada jarak tegas antara diri kita dan kotbah kita. Kita benar-benar sekedar hanya sebatas mengkotbahkannya! 
Semoga kita terhindar dari kebohongan fatal yang sama. Namun jika benar-benar terjadi, semoga itu benar-benar extraordinary, dan kita bisa segera tobat kembali. Mari extra hati-hati, terutama buat Anda-Anda yang jam terbang kotbahnya sudah tinggi, karena kebohongan extraordinary ini bisa menjadi ordinary!


Malang, medio 2011

Tidak ada komentar: