Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Selasa, 24 September 2013

Tentang Mengutip

Pengkotbah di ibadah kedukaan malam ini bisa dibilang “berondongkan” kutipan. Bicara 28 menit, 8 penulis + 8 buku beliau sebut. Kalau bagian penutupnya yang berupa puisi, yang disebutnya ditulis seorang anak kecil, itu ikut kita hitung, brarti 9 penulis yang beliau kutip, sekali lagi: dalam kotbah 28 menit. Usai ibadah, seorang jemaat mengkritik, sekaligus “puji” saya: “Sombong ya pak Ketua Sinode itu, pamerin dirinya pinter, baca banyak buku. Saya senang, bapak hampir tidak pernah kutip buku.”

Kurespons dengan beritahu ibu ini apa yang sempat kupikirkan terkait rentetan kutipan itu: “Bisa jadi sebaliknya, ibu: Saya yang sombong, Bapak itu yang rendah hati. Kotbah saya bahan-bahannya juga dari banyak buku, tapi selama ini sepertinya saya memberi kesan semua yang saya ucapkan itu murni dari kepala saya sendiri.”  Entah apa yang ada di kepala ibu itu, karena situasi mengharuskan kami hentikan percakapan.

Dear fellow preachers, kurasa kalian setuju, bahwa apapun pilihan kita, entah menyebut penulis dan buku yang kita kutip atau tidak, peluang dikritik jemaat sama besar, dan itu di luar kendali kita. Yang dalam kendali kita ya motivasi kita, jangan sampai kita mengutip atau tidak mengutip dengan tujuan “pamer” si aku dalam diri kita. Karena kita hanya pewarta, penyampai pesan saja. Ambisi utama kita hanyalah agar pesan tersampaikan sejelas-jelasnya dan rasa gentar maupun hormat syukur pendengar terarah pada Allah semaksimalnya. (Tapi 8 buku dalam 28 menit [rata-rata tiap 3 menit], kebanyakan kali, betul ga sih? J )

Makassar, 24 Sept’13

Ibadah penghiburan pejuang iman sekaligus donatur besar, Ketua Sinode dari Jakarta datang melayani.  

Tidak ada komentar: