Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Minggu, 11 Desember 2011

Ketika Sumur Mengering

Kita hidup di zaman di mana air melimpah. Keran air memancar deras tiap hari, sampai-sampai hadirnya terasa biasa, terasa sudah seharusnya ada dan harus selalu ada. Lalu tiba-tiba keran itu berhenti, aliran air itu tak ada lagi. Saat itulah kita merasa jengkel dan mengeluh, lalu sadari, air itu betapa berharganya. Lalu, biasanya, selang panjang itu solusi kita, alirkan air dari sumur tetangga ke kamar mandi kita.

Tapi itu air jasmaniah, kawan. Bisa kita atasi dan siasati
    kehadirannya, dengan kecerdikan dan dana. Namun tentang aliran Air Hidup itu, maksudku tentang kehadiran dan ketidak-hadiran Tuhan kita itu, siapa sanggup atau berhak mengaturnya?

Allah terasa jauh, saat teduhmu terasa kering, tak dapat apa-apa?
Kawan, bukan hanya kamu yang pernah mengalaminya. Galaumu itu wakili galau kebanyakan kita. Maka ijinkan aku berbagi paradigma :
     
Ijinkan kedaulatan-Nya pegang kendali, kapan dan di mana Ia bisa kita rasakan, kita temui.
Biarkan air kehidupan itu mengalir dan berhenti dengan bebasnya.
Sebab Ia itu Allah yang hidup, bukan aliran air di kamar mandi kita.
Yang bisa dan yang pantas kita lakukan hanyalah menjaga kebersihan pipa spiritualitas kita.
Selebihnya biarlah menjadi pengalaman bathin yang dewasakan iman kita. Cermati dan tunggu saja.
Sampai kapan? Terserah Dia.
Yakinlah, dalam kekeringan semacam itu tetap terjadi gerak, dari
kenal ke makin mengenal Dia, dari cinta ke makin mencinta Dia.

 “Adalah hak Tuhan untuk menentukan di mana dan kapan kehadiranNya bisa kita rasakan atau tidak. Iman dan kesetiaan kita pada masa kekeringan rohani seperti ini adalah wujud pengakuan kita akan kedaulatanNya.”                                                               (Thomas Green SJ)

Matius 1:23  "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" —yang berarti: Allah menyertai kita.
Asrama SAAT, Natal 2004 
3 teman keluhkan Saat Teduh ga dapat apa-apa

Tidak ada komentar: