Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Kamis, 01 Desember 2016

Menggaruk Saja tak Cukup

Ada gereja yang membanggakan kekuatan mimbarnya dan keindahan musik & lirik hymnalnya.
Ada gereja yang menyedot massa, sajikan gaya ibadah & musik yang puaskan selera orang muda.
Ada gereja yang menuai puluhan ribu jiwa berkat kisah-kisah ajaib dan kuasa mujizat para pemimpinnya.
Ada juga gereja yang tak berusaha “menjual” apa-apa, namun tetap punya pengunjung setia.

Well, menurutku kesimpulan sederhana dan lugasnya adalah:
tiap gereja punya produk unggulan dan punya pasarnya.
Mereka mendeteksi jenis gatal tertentu dan menggaruk di tempat yang tepat.
Garukan secukupnya, dan umat pulang dengan kelegaan sesaat, tiap minggunya.   

Rasa gatal jiwa manusia itu begitu seriusnya dan dalamnya.
Seperti gatal alergik yang parah, bentol-bentolnya begitu tebal, sampai mati rasa.
Mereka butuh solusi sumber gatalnya, obat alerginya.
So, begini maksudku, kawan,
kurasa, kupikir dan kuyakin,
pengunjung semua gereja itu butuh lebih dari sekedar garukan.
Mereka butuh pemuridan.
Ya, pemuridan dalam segala alternatif, segala kreatifitas bentuk dan caranya!
Ya, intensional & tekun melatih mereka lakukan ajaran, teladan dan misi GuruNya,
Hanya itu yang bisa hadirkan kelegaan bagi jiwa, kawan:
kelegaan sejati yang baka!

If the church is to survive as a place where head ang heart are equal partners in faith, then wewill need to commit ourselves once again not [only] to the worship of Christ, but [also] to the imitation of Jesus. His invitation was not [only] to believe, but [more essentially] to follow!
-         Robin R. Meyers -


Celebes, 1 Des 2016

Tidak ada komentar: