Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Sabtu, 23 Maret 2013

Merindu Paskah Yang Holistik

Seminggu kemarin aku bolak-balik baca teks-teks minggu sengsara Kristus, mulai Markus 11-16. Kali ini benar-benar baca “minggu sengsara,” Kristus, bukan baca “12 jam sengsara Kristus” yang selama ini tanpa sengaja atau tanpa sadar jadi fokus utama (bahkan cenderung satu-satunya) pemahamanku tentang paskah. Sebelum ini aku puas dengan film The Passion of Christ-nya Mel Gibson yang fokus mengekspos peristiwa yang Yesus alami sejak Kamis malam (penangkapanNya di Getsemani) hingga Jum’at siang (penyalibanNya di Golgota) itu. Dan selama ini aku merasa cukup dengan penjelasan bahwa sengsaraNya 12 jam itu demi menebus dosaku. 

Namun penghayatan tunggal seperti itu sekarang kurasa tidak cukup, kawan. Jangan salah sangka ya, sampai saat ini aku masih tergetar dan bersyukur atas pemaknaan seperti itu. Hanya, sekarang aku digelisahkan oleh ketidak-utuhan memaknai paskah hanya sebatas itu. Terlalu larut dalam “12 jam sengsara Yesus” membuatku fokus hanya pada respons syukur atas anugrah pengampunan melalui kematian Yesus itu, dan kurang terbeban merespons visi dan misi hidupNya, yang diajarkan dan diperagakan-Nya selama “minggu sengsara” itu. Terlalu fokus pada Yesus yang ditampilkan film Mel Gibson membuatku (hanya) menghayati tujuan kematianNya namun mengabaikan tujuan hidupNya, sebagaimana ditampilkan para penulis Injil dalam peristiwa yang dialami Yesus  di sepanjang minggu paskah yahudi, yang dimulai besok, yang hari ini kita sebut Minggu Palem itu. 

Menghayati “minggu sengsara” Yesus kuharap akan memberkatiku dengan informasi lengkap tentang paskah, yang tentunya akan menolongku merespons secara utuh pula, baik terhadap aspek yang disorot Mel Gibson dalam film Passion of Christ (dari latin passio=suffering, sengsara), maupun aspek yang dicatat Markus tentang passion (minat, kepedulian, concerns) hidup dan misi Yesus, yang membuatNya menuai konsekuensi salib. 

Maka paskah kali ini aku ingin seimbang. Aku ingin menghayatinya lebih utuh. Mau gabung, kawan? Mulai besok akan kusajikan refleksi “minggu sengsara” Yesus dalam blog ini (tentunya tetap sebatas sebagai sebuah alternatif sudut pandang). Satu hal kurasa kita sepakat: peristiwa sebesar dan sepenting paskah layak disimak keseluruhan kisahnya, seutuh yang disajikan penulis kitab Injil bagi kita.

Selamat jelang Paskah!


Palopo, 23 Maret 2013

1 komentar:

The Coffee Talk mengatakan...

Saya akan memulainya dengan menyanyikan lagu "Sampai Batas Waktu" :) Selamat memasuki minggu paskah kaks :)