Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Minggu, 24 Maret 2013

Minggu Palem = Passion One

Menentang Kekuasaan Yang Menindas
Markus 11:1-11

Tanggal 1 Desember merupakan hari ulang tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM). Biasanya, pada tanggal tersebut, simpatisan, aktivis OPM serta kelompok pro kemerdekaan melakukan berbagai kegiatan, antara lain menaikkan bendera "bintang kejora" dan ibadah syukur. Perayaan ini masih dirasa mengandung ancaman oleh pemerintah kita, mengingat  OPM dikenal memperjuangkan kemerdekaan (terpisahnya) bumi papua dari Indonesia. Tak sekali dua kali terjadi, perayaan ini dijadikan momentum menyulut insiden kekerasan bersenjata, dengan harapan memancing perhatian internasional.  Maka sudah menjadi SOP (Standar Operasional Pengamanan) aparat kita untuk menambah jumlah pasukan menjelang dan pada saat perayaan ini.  Sekian SSK pasukan Brimob maupun tentara dikirim dari luar Papua ke titik-titik rawan.
Seperti itu pula perayaan paskah Yahudi di jaman Yesus, kawan. Bagi orang yahudi, paskah bukan sekedar momen religius. Paskah itu momentum politik. Ini saat mereka sebagai bangsa berkumpul di kota suci, mengobarkan nasionalisme, menggelorakan jiwa yang haus kemerdekaan dari penjajah kafir, yakni kekaisaran Romawi. Dan kaisar memandang hari raya ini sebagai sebuah ancaman, sehingga sudah menjadi SOP pula, tiap kali paskah yahudi tiba, mereka mengirim pasukan tambahan ke wilayah ini dari markas terdekat mereka yang di Galilea, menuju Yerusalem, dipimpin seorang Gubernur Romawi yang berkuasa di wilayah Yudea saat itu.
Maka sesungguhnya ada dua barisan di hari pertama minggu paskah itu. Dua arak-arakan. Yang satu memasuki Yerusalem lewat pintu gerbang barat, arak-arakan pasukan kekaisaran Romawi, kali ini dipimpin Gubernur Pilatus, tentunya lengkap dengan kuda-kuda, peralatan perang dan bendera-bendera kebesaran. Satunya lagi masuk dari arah Timur, Yesus naik keledai muda menuruni bukit Zaitun, diikuti sorak-sorai para pengikutNya, para petani dan kaum rendahan lainnya. Arak-arakan Yesus memproklamirkan Kerajaan Allah, arak-arakan Pilatus memproklamirkan kekuasaan Kekaisaran Romawi. Pesan atau misi kedua arak-arakan inilah yang menyulut konflik di minggu paskah itu yang akhirnya berujung pada penyaliban Yesus.
Barisan militer Pilatus itu mendemonstrasikan kekuasaan maupun teologi kekaisaran Romawi. Menurut teologi ini, Kaisar bukanlah sekedar penguasa Roma, melainkan juga (sejak kaisar Agustus) dipandang sebagai Son of God, Anak Dewa. Ayahnya diyakini adalah dewa Apolo dan ibunya adalah Atia, manusia biasa. Situs purbakala juga mencatat ia bergelar “Lord” dan “Savior,” figur yang disebut telah membawa “damai” di atas bumi. Gelar-gelar inipun disandang kaisar yang memerintah di jaman Yesus, yakni Tiberius. Maka bagi bangsa yahudi, arak-arakan Pilatus hari ini tak hanya mewakili tatanan sosial tandingan, melainkan juga mewakili teologi tandingan.
Sementara itu Yesus masuk ke Yerusalem naik keledai muda. Sejak di pasal 8 para murid sudah mengakui Yesus sebagai Mesias, Raja Yahudi sejati, yang sedang dalam perjalananNya menuju Yerusalem, ibu kota bangsa Yahudi, untuk diakui pula oleh orang banyak. Dan inilah momennya. Pengikut dan simpatisan menyambutNya sebagai Raja, menghamparkan pakaian mereka dan menyebarkan ranting hijau di jalan, serta menyambut dengan sorakan di ay 9-10, yang artinya  "Hosana! Selamat datang! Selamat datang dalam kerajaan bapak kita Daud. Selamat datang kerajaan Allah!" Cara masuk Yerusalem seperti ini tentu disengaja. Yesus berniat menggenapkan nubuat nabi Zakaria (9:9-10), bahwa raja Mesias yang akan datang itu rendah hati dan akan melenyapkan semua senjata, kereta dan kuda perang. Dan raja itu akan membawa damai kepada seluruh bangsa, sehingga ia disebut Raja Damai.
Jadi jelas, arak-arakan Yesus di Minggu Palem ini secara sengaja ditujukan untuk mengkaunter arak-arakan Pilatus itu. Arak-arakan Pilatus mewakili visi kekuasaan, kemuliaan dan praktek kekerasan yang diusung kerajaan Romawi, penguasa dunia saat itu. Sedangkan arak-arakan Yesus membawa visi yang beda, yakni visi Kerajaan Allah yang mengusung kerendahan hati, keadilan dan kedamaian. Nah, bentrok antara kedua kerajaan ini akan berlanjut di sepanjang Minggu Paskah ini, sepanjang pekan terakhir Yesus di bumi ini.
Jadi, kawan, inilah yang terjadi di Minggu Palem itu. Bukan, Yesus bukannya menentang orang Romawi atau membenci bangsa Romawi. Passion Dia adalah menentang kekuasaan yang disalahgunakan, kekuasaan yang menindas bangsaNya dan menindas seluruh dunia. Kekuasaan jenis ini mendominasi dengan cara kekerasan, memaksakan kehendak yang menyengsarakan pihak lain, melalui modus operandi seperti ini: penindasan secara politik, eksploitasi secara ekonomi, dan pemanfaatan teologi (agama) sebagai stempel legitimasi untuk mendominasi maupun bertindak anarki.
Apa yang perlu kita refleksikan? Kurasa ini, kawan: Pada tiap kitapun tersandang sebuah kekuasaan. Entah sebagai individu (di rumah, di kantor, di lingkungan sekitar), maupun sebagai kelompok (etnis, kelas masyarakat, agama, aliran agama, gereja, lembaga, profesi, sains, dll), kita semua punya kekuasaan. Apa passionmu terkait kekuasaan yang kamu miliki, kawan? Ya, itu yang menentukan kita sedang berada di barisan mana saat ini. Paskah meminta kita evaluasi, dalam kerangka visi arak-arakan siapa selama ini kita gunakan power dalam talenta jabatan, bisnis, pelayanan dan ilmu kita: visi barisan Yesus, atau visi barisan Pilatus?

Selamat jelang paskah, kawan!

Tidak ada komentar: