Dalam hening barusan hadir kesadaran ini, kawan :
Bahwa di alam roh, di hadapan kekudusan Tuhan,
kita semua adalah gelandangan, sesama gembel
jalanan.
Hanya saja kita beroleh keberuntungan :
Dientas dari dekilnya
kenajisan,
dari kumuhnya kesesatan,
dari kumalnya pemberontakan,
diberi makan, diangkat anak
oleh Tuhan.
Selebihnya tak beda, kawan!
Aku, kita, dia, mereka, senasib sepenanggungan.
Sama-sama menggelandang di jalan-jalan kehidupan,
berbagi sampah dan limbah dosa pemberontakan Adam.
Maka satu hal patut kita lakukan :
saling berbagi 'informasi' maupun 'makanan,'
apapun yang bisa bikin saudaramu kenyang dan
tentram,
supaya sesamamu tak 'mati kelaparan,'
di negeri ini, apalagi dalam kekekalan!
Wahyu 3: 17-18 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah
memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau
tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Yohanes 6:51 “Akulah
roti hidup
yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan
Kuberikan untuk hidup dunia."
SAAT, Oktober ‘05
Usai bagi2 kue ultah di alun-alun,
buat bocah-bocah
gelandangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar