Refleksi, khusus edisi akhir pekan:
Sobat, hidup di seminari seperti aku ini
pun sama sekali tak jauh dari pergumulan hidup. Untungnya aku punya tempat
khusus, tempatku istirahat, himpun energi. Tempat itu dekat, tak perlu kendaraan
untuk ke situ. Namun jalan setapaknya berbatu-batu. Hati yang cukup rindu, itu
saja yang mampu bawa aku ke situ, itu saja yang tentukan jauh dekatnya tempat
itu.
Pkl. 4-5 pagi
aku biasa di situ. Aku berhutang padamu untuk ceritakan berkat-berkat yang kudapat
dari tempat itu. Itu tempatku kecap sejuknya subuh, tempat yang indah dan teduh
untuk :
Memeluk hadir-Nya dalam
gelap dan ganasnya badai hidup.
Jernihkan hati,
tenangkan pikiran, urai benang-benang kehidupan yang kusut.
Isi kekosonganku dengan
kepenuhan-Nya,
dengan keceriaan bathin yang tak suatupun
atau tak seorangpun di dunia mampu membuatku penuh.
Temukan lagi dan
nikmati lagi kesadaran bahwa hidup itu
lebih besar dari sekedar makan-tidur-studi-kerja-pelayanan-
bercinta, berkeluarga,... jauh lebih berarti dari semua itu.
Bersahabat, bangun
relasi karib dengan DIA, rasakan kedekatan
dengan Pribadi yang mampu asuh jiwaku.
Adukan pergumulan
kekasih-kekasih rohaniku dan keluargaku.
Arahkan mata dan hatiku pada
kebutuhan dunia,
pada
tangisan senyap orang-orang disekelilingku.
Dikobarkan lagi nyala
api komitmen hidup,
kembali pada fokus, tata ulang prioritas,
himpun kembali gairah dan kekuatan berkreasi
untuk kerjakan visi, wujudkan misi ilahi.
Sekali terasa
nikmatnya, tak ingin beranjak keluar dari taman yang elok dan harum ini.
Sobat, ini tamanku. Mana tamanmu?! :-)
TUHAN
akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering,
dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan
baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.
Yesaya
58:11
Asrama SAAT,
suatu subuh di
bulan Juni ’04
(beryukur banget bisa ajeg hingga tahun kedua ini. Sungguh tak mudah itu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar