Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Sabtu, 12 Mei 2012

Mata yang Baik itu...

Refleksi, khusus edisi akhir pekan:
Mata kedua bocah kecilku itu begitu elok. Gabungan mata Jawa papanya dan mata chinese mamanya:-). Hitamnya bening, sorotnya tajam. Bangga.com jadinya. Itu sebab aku paling cerewet tiap kali mereka pegang pinsil, sumpit atau benda runcing lainnya, apalagi kalau asyik diayun-ayunkannya dekat mata mereka (pernah tergores di kelopak mata). Ngeri membayangkan mereka tumbuh besar dengan cacat mata. Sama seperti semua papa yang lain, aku berharap anak-anakku besar dengan fisik normal, terutama mata. Mungkin karena nilai fungsi maupun nilai estetika mata itu begitu vitalnya. Aku mau mata elok itu terjaga tetap baik dan sehat.
Tapi hari ini aku punya harapan lebih lagi soal mata mereka, setelah tahu apa artinya ‘mata yang baik’ itu menurut alkitab. Tuhan Yesus pernah bertutur: “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik (ayin tovah), teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat (ayin ra), gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.”(Matius 6:22-23). Kuperiksa berbagai terjemahan alkitab bahasa Inggris, kata “baik” sepadan dengan kata single, sound, healthy, dan good.  Apa yang sedang sedang diajarkan Yesus di sini?
Jika melihat konteks perikopnya, sah-sah saja frase “mata yang baik” ditafsir sebagai mata yang tidak diarahkan pada harta duniawi, melainkan diarahkan pada perkara-perkara rohani. Sehingga aplikasinya bicara tentang pentingnya mengumpulkan harta di surga dengan cara melepas atau berbagi harta atau uang kita untuk pekerjaan Tuhan atau untuk sesama kita yang butuh pemberian uang kita. Itu yang selama ini kupahami. Tapi hari ini kudapati masih ada kebenaran lain yang bisa digali dari bagian ini. Terutama dengan mengingat bahwa ternyata ini adalah idiom bahasa Ibrani.
Frase “mata yang baik” ini ternyata masuk dalam daftar idiom bahasa semitik dalam literatur ibrani abad pertama, di era Yesus. Arti idiom ini menggambarkan sikap seseorang terhadap orang lain. Bagi orang yahudi, “melihat” itu punya makna yang lebih dari sekedar penggunaan mata, yakni mengacu pada penggunaan mata dan hati. Maka, idiom ini bicara tentang melihat dan merespons kebutuhan orang lain. Idiom ini mengajarkan: orang yang punya mata yang baik itu generous, murah hati. Yakni, ia melihat kebutuhan orang lain lalu ingin menolong. Sebaliknya, di ayat 23 Yesus menyebut yang punya mata jelek, mata jahat itu mengacu pada orang-orang yang hanya fokus pada kebutuhannya sendiri. (Lih. contoh pemakaian idiom ini di Amsal 22:9; 28:22).
Selain di ayat ini, sekali lagi Yesus pakai idiom ini pada waktu Ia menceritakan perumpamaan tentang seorang pemilik ladang yang membayar pegawai-pegawainya dengan upah yang sama tidak peduli kapan pegawai itu mulai bergabung dan bekerja (Mat. 20:1-16). Kepada seorang pegawai yang protes, Yesus menggunakan idiom ini ketika menjawab: “Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau (apakah matamu menjadi jahat), karena aku murah hati (mata-ku baik)?
Memahami arti idiom ini menolongku makin memahami pengajaran Yesus di Matius 6 ini. Kutangkap seriusnya peringatan Yesus di sini; jika mataku baik, artinya jika aku punya perilaku generous, punya spirit murah hati, maka hidupku akan penuh dengan terang. Sebaliknya jika aku hanya memikirkan urusanku sendiri, menutup mata terhadap kebutuhan-kebutuhan orang lain, hidupku akan gelap. Ah, tentu aku mau punya “mata yang baik” seperti itu. Kurindukan itu juga dimiliki semua saudara seimanku, dari semua aliran denominasi.  Murid Kristus harus bersatu hati, perangi budaya egois dan individualistis yang terasa makin parah hari ini.
Dan tentu saja, kurindukan ‘mata yang baik” ini juga dimiliki kedua gadis mungilku ini. Kukan melatihnya sejak dini, supaya kelak tak hanya mereka menjadi gadis-gadis cantik bermata elok, dengan sorot tajam dan bening, tapi juga menjadi gadis-gadis kristen yang elok budi, bening nurani, tajam melihat kebutuhan orang lain. Setidaknya bisa empati, bahkan kalau bisa, mampu berbagi ringankan beban sesamanya.
Kuyakin demikian pula harapan Anda bagi putra-putri Anda. Mari saling dukung dalam doa.


Amsal 22:9
Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin.

Amsal 28:22
Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan.

Jakarta, 12 Mei 2012

Tidak ada komentar: