Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Rabu, 23 Mei 2012

WWJD Tentang Sukhoi dan Lady Gaga

Sisipan, isu hangat nasional:

2-3 minggu terakhir ini praktis perhatian bangsa kita tertuju pada dua berita saja: Sukhoi dan Lady Gaga. Dua trending topic itu punya kesamaan: sama-sama urusan mengimpor “barang” dari luar dan sama-sama urusan duit besar. Dan kali ini mengimpor teknologi terbukti lebih aman. Sukhoi yang notabene dibuat orang/bangsa atheis itu sepertinya akan mulus-mulus saja dikonsumsi bangsa kita (asal tidak terbukti faktor kerusakan pesawat sebagai penyebab kecelakaan di gunung Salak itu). Sebaliknya, karya seni dan penampilan vulgar Lady Gaga ternyata dirasa lebih mengancam, sehingga tegas dihadang, pakai isu pelanggaran hukum negara maupun hukum agama, keras diganjal dengan dalil moral agama dan jati diri budaya luhur bangsa.
Saya jadi teringat bangsa Israel di abad pertama, di zaman Yesus. Waktu itu bangsa yahudi begitu dikelilingi dan disusupi ‘produk’ kafir, baik melalui kekuatan militer asing maupun budaya asing (salah satu dan utamanya bangsa Romawi). Diinvasi oleh dua bentuk kekuatan asing itu, bangsa ini merespons sebagaimana lazimnya respons bangsa manapun (terutama yang dalam posisi lemah/inferior terhadap pihak asing), yakni dengan makin memperketat, makin menekankan aturan-aturan tentang kesucian dan nasionalisme. Tujuannya adalah menciptakan kesadaran kolektif-eksklusif dan pesan seperti ini: “Kami orang Yahudi, kami beda (lebih mulia) dari kalian, kami tidak hidup dengan standar moral rendah seperti kalian.”
Sebenarnya ini bentuk mekanisme pertahanan diri. Kebetulan bangsa ini religius, jadi wajar ayat-ayat kitab suci yang berbau atau terkesan (artinya belum tentu isinya seperti bau atau kesan yang ditimbulkannya itu) mendukung mekanisme pertahanan seperti itu banyak diekploitasi, bahkan dijadikan acuan tunggal. Alhasil, bangsa yang lama dijajah ini sudah lama pula menjadikan hukum-hukum kesucian (sunat, makanan haram, puasa, hukum sabat, ritual bait suci, dll) sebagai simbol jati diri bangsa, jadi bahan bakar nasionalisme mereka.
Dalam situasi bangsa seperti itulah Kerajaan Allah datang melalui Yesus, dengan posisi yang berseberangan, dalam arti hendak mentransformasi semua kebanggaan nasional mereka, karena justru menjadi kaca mata kuda yang menghalangi bangsa ini melaksanakan mandat dari Yahweh untuk menjadi saluran shalom bagi segala bangsa. Itu sebabnya Yesus kerap menggunakan perumpamaan untuk menyampaikan agenda Kerajaan Allah. Menggunakan cara komunikasi yang biasa akan berbahaya dan kontra-produktif. Contoh, di tengah suasana hati bangsa itu yang bangga terhadap para martir yahudi yang disiksa dan dihukum mati penjajah karena menolak makan makanan haram (babi, terutama), tentu tidak bijak bila Yesus dengan lugas berkata, “Para syahid kalian itu mati untuk alasan yang keliru. Babi dan semua makanan haram itu halal sekarang.” Bisa murka atau anarkis tuh kelompok radikal yahudi.
Maka Yesus gunakan perumpamaan, pakai bahasa perlambang, gaya bicara sentilan. Ketika mengajarkan bahwa semua makanan halal, Ia bersabda: “Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." (Markus 7:15, bdk ajaranNya di pasal 2:27: “Sabat adalah untuk manusia, bukan manusia untuk hari sabat,” dan tentang puasa di pasal 2:18: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka?”, dll). Metode komunikasi semacam ini akan membuat pendengar kurang paham untuk sementara, butuh waktu mencerna, tapi pasti akhirnya paham maksudnya.
Intinya, Kerajaan Allah sedang mendorong dan mengajarkan kesucian hati, kekudusan motivasi, lebih dari kesucian eksternal atau fisikal. Pernyataan Yesus yang menghalalkan semua makanan itu terasa keras bagi orang yahudi pada umumnya, kaum farisi dan ahli taurat khususnya. Bagi mereka hukum kesucian yang mengatur makanan jasmani itu penting sekali. Bagi kita bisa jadi ajaran Yesus ini tidak keras, karena kita sudah dibiasakan berpikir bahwa yang sifatnya rohani itu lebih mulia dari benda materi. Tapi harusnya ajaran ini kitav rasakan keras juga. Karena Yesus sedang berkata pada orang yahudi dan kita, bahwa manusia punya masalah sangat besar. Hati manusia, sumber utama yang seharusnya dari situ terpancar kehidupan, itupun sudah tercemar, sudah korup, najis. Maka apapun yang keluar darinya najis semata, meski tampilan luar kita nampak suci. Kerajaan Allah datang membawa solusi untuk masalah kesucian hati ini. Hati keras manusia bisa diubahkan, kenajisannya bisa disucikan, ditransformasi, bukan dengan serta-merta memeluk agama nasrani, melainkan dengan percaya pada Kabar Baik Injil Kerajaan Allah dan berjalan di belakang Yesus, Sang Mesias Juru Selamat terjanji.
Pertanyaannya, apakah dengan mengajarkan demikian, Yesus tidak setia pada kitab suci (karena dari kitab sucilah hukum kesucian yang dipegang erat kaum radikal yahudi itu berasal). Jawabannya adalah: YA dan TIDAK. ‘YA’ karena, sebagaimana dicatat oleh penulis injil Markus, Yesus menyatakan bahwa hukum tentang makanan haram itu tidak berlaku lagi. ‘TIDAK’ dalam arti Yesus menyatakan bahwa kedatangan Kerajaan Allah melalui Diri dan PelayananNya itu merupakan fase kelanjutan atau babak pemuncak wahyu Allah. Saat Yesus menyatakan hukum makanan haram itu tidak berlaku lagi, itu bukan karena kitab suci itu salah, melainkan justru karena kitab suci itu benar dan telah berhasil melaksanakan fungsinya, yakni menyadarkan atau membuat umat membuktikan sendiri bahwa kesucian sejati, kesucian internal, itu tidak bisa dicapai melalui ritual atau simbol-simbol eksternal. Yesus datang memainkan fungsi yang tidak bisa dilakukan oleh kitab suci. Hukum-hukum kitab suci adalah tanda dan simbol yang menunjuk pada Mesias, dan sekarang yang ditunjuknya telah datang, dalam diri dan pelayanan Yesus, maka selesailah tugasnya, fungsinya. Maka dalam konteks ini Yesus bukannya tidak setia pada kitab suci.
Dengan kedatangan Yesus, segala sesuatunya baru sekarang. Era Kerajaan Allah mengundang bangsa yahudi untuk melihat kitab suci (PL), juga umat kristiani hari ini dalam melihat seluruh alkitab, bukan sebagai kumpulan aturan hukum-hukum kesucian yang berlaku sepanjang zaman, melainkan sebagai sebuah kisah yang menuntun dan mengarahkan kita pada Yesus. Tidak mudah, perlu kemauan dan disiplin membiasakan diri memandang alkitab dengan perspektif demikian. Di era kerajaan Allah atau di era pemerintahan Mesias, Kristus ini, kita punya tugas ganda: di satu sisi kita wajib setia pada alkitab, tapi di sisi lain kita wajib pula menalar hal-hal baru terkait relevansi dan penerapannya. Itulah sebenarnya seni menjadi orang kristen, dari sejak jaman Yesus hingga sekarang bahkan hingga Yesus datang kembali.
Kembali soal Sukhoi dan Lady Gaga, saya memilih netral saja terhadap berbagai argumen yang menimbang manfaat-mudharat mengimpor keduanya. Hanya, doa saya semoga ke depan artis dan ilmuwan (dan pemerintah!) kita makin berhasil meningkatkan kualitas budaya dan penguasaan teknologi bangsa kita, agar karya anak bangsa ini makin membanggakan, makin punya daya saing dalam industri global (kalau impor melulu itu membuktikan bangsa kita ini masih dijajah, setidaknya oleh kapitalisme asing). Untuk soal haram-halalnya konser Lady Gaga, saya menitip sikap melalui kalimat simbolis ala Yesus ini: “Bukan yang masuk melalui mata (aksi seronoknya) atau telinga (lirik lagunya) yang menajiskan. Apa yang keluar dari seseorang, dari hatinya (niat puaskan syahwat, sengaja nonton mengharapkan pornoaksi dan pornolirik sang Lady) itulah yang menajiskannya. Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan dan..(tambahan saya)... ANARKISME! Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." Bagaimana menurut Anda?

Jakarta, 23 Mei 2012
Hari ini serah terima jenazah Sukhoi kepada keluarga, sementara konser Lady Gaga masih menunggu keputusan Mabes Polri.

Tidak ada komentar: