Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Sabtu, 28 Juli 2012

Injil Bagi Situasi "Andai saja..." Kita

Sisipan, Minggu Refleksi:

Andai saja dulu nikah dengan pria itu, bukan dengan yang sekarang ini...
Andai saja dulu aku tidak alami pelecehan itu...
Andai saja dulu ada yang beayai aku lanjutkan studi...
Andai saja tak kubelikan sepeda motor buat anak remajaku itu...
Andai saja dulu aku terima tawaran kerja yang itu, bukan yang ini...
Andai saja kuaati nasehat mama waktu itu...
Andai saja...., dll, dst.
Poinnya adalah: andai waktu bisa mundur ke belakang, andai hidup bisa diulang, andai aku sekali lagi punya kesempatan; desahan sesal yang mengharapkan situasi-kondisi berbeda dari kenyataan yang dialami.
Di Alkitab, Maria pernah alami situasi itu. Kisahnya ada dalam injil Yohanes pasal 11. Tiga hari sebelumnya adiknya tersayang meninggal.  Yesus yang ia harapkan tiba sebelum Lazarus dijemput ajal ternyata terlambat datang. Antara sedih, kecewa, tapi juga senang Gurunya datang, terucap protes sopannya itu: “"Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati” (ay 21). Pernah dalam situasi seperti itu, kawan? Maka penting menyimak respons Yesus terhadap situasi “sekiranya” atau “andai saja” yang dialami Martha ini.
Pertama, Yesus mengarahkan fokus perhatian Martha pada realitas masa depan, jauh ke depan, pada kenyataan akhir jaman yang diyakininya (dan diimani semua orang yahudi), yakni pada pengharapan akan kebangkitan, dengan berkata, “Adikmu akan bangkit” (ay 23). Tentu Martha tidak kaget dan tidak puas dengan pernyataan Yesus ini. “Kalau itu mah saya sudah tahu, Guru. Semua orang juga akan bangkit di akhir zaman nanti” (ay 24). Tapi ternyata itu baru respons awal Yesus.
Kedua, Yesus mengucapkan pernyataan yang mencengangkan dan membingungkan bagi Martha maupun orang yahudi lainnya yang mendengarnya: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" (ay 25-26). Seharusnya pernyataan ini juga mencengangkan –dan membahagiakan—buat kita.
Apa maksud Yesus di sini? Ini, kawan: bahwa Martha dan orang-orang Galilea yang berduka bersamanya itu harus tahu, bahwa masa depan yang dijanjikan Allah itu sudah dibawa Allah ke masa kini mereka melalui kedatangan dan pelayanan  Mesias, Yesus. Termasuk janji kebangkitan itu, yang seharusnya hanya mungkin terjadi di akhir zaman itu, bisa terjadi di tengah zaman, di zaman kini. Kurasa Martha dan orang-orang yahudi itu jadi shock, tertegun, bingung, tapi juga berharap bahwa ucapan Yesus itu betul.
Kejadian selanjutnya kalian pasti sudah tahu, terbukti ucapan Yesus betul, Lazarus bangkit. Tapi sengaja ceritanya kuhentikan sampai di sini, agar kita bisa berdiam sejenak dan merenungkan baik-baik pernyataan Yesus ini: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.”
Apa saja situasi-situasi “Andai saja” yang menggangu pikiran dan membebani hidupmu, kawan? Apa kondisi-kondisi yang baik, ideal, benar dan adil, yang kamu anggap mustahil terjadi? Jika kita percaya Yesus itu Mesias yang dijanjikan para nabi, Pribadi dari sorga yang diutus datang ke bumi (atau yang sejajar: Pribadi yang dikirim dari Akhir Zaman ke tengah zaman, ke zaman ini), maka tepat kita berlari menyambut Yesus seperti Martha, dan menceritakan masalah kita. Mau, kawan? Ayo, ajukan protes sopanmu, mengapa Ia tidak datang lebih cepat dan menolong sebelum hal-hal atau kejadian yang kamu sesali itu terjadi.
Apa kira-kira respons Dia? Mana kutahu, kawan. Tapi aku yakin, seperti yang Ia lakukan terhadap Martha, Yesus akan membawa sepotong kebaikan, keindahan, kebenaran, keadilan atau bagian dari kesempurnaan realitas akhir zaman lainnya, datang ke dalam realitas masa kini kita, ke dalam kenyataan hidupmu saat ini. Dan pada saat itu terjadi dan kamu sadari, kamu akan terkejut dan bersyukur. Karena apapun respons Yesus itu, pastinya itu adalah sesuatu yang akan membuat hidup kita, karakter kita dan dunia kita makin mendekati kualitas sempurna yang akan terwujud penuh di akhir zaman itu, saat Ia datang kali ke dua itu.
Hari inipun Yesus sedang terus mendatangkan dunia baru Allah, kondisi sempurna di akhir zaman itu, ke dalam zaman kita hari ini, tapi itu tak terjadi dengan sendirinya. Kuncinya di sini adalah: iman! Yesus menantang Martha dan kita: “Percayakah engkau akan hal ini?” Satu-satunya cara untuk bisa mengalami kejutan seperti yang dialami Martha ini adalah iman: iman kepada Yesus, percaya bahwa Dia-lah Mesias, Pribadi yang diutus Bapa datang ke dalam dunia, ke dalam hidup kita, ke dalam situasi kecewa, duka, bahkan kematian kita.
So, ayo kawan, jangan surut berharap. Jangan berhenti pada kalimat “Sekiranya” atau “Andai saja” itu. Datanglah pada Yesus, nantikan dan harapkan kejutan Mesias yang memang sudah tersedia untukmu!

Tangerang, 28 Juli 2012
Renungan pagi: Yohanes 11:17-27 

Tidak ada komentar: