Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Selasa, 31 Juli 2012

Injil Bagi Para Malin Kundang

Sisipan, minggu refleksi:

Aku tahu banyak ayah yang cinta setengah mati pada anak mereka, tapi mencermati kualitas cinta Allah pada bangsa Israel itu, yang terlintas di benakku adalah pepatah Kasih Ibu Sepanjang Jalan, Kasih Anak Sepanjang Galah. Rentetan pernyataan Allah pada bangsa ini dalam kitab Yeremia (pasal 31) cocok dengan lagu anak:Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa... Pesan utamanya adalah bahwa tak peduli apapun yang telah terjadi di antara kita, tak ada hal-hal yang mampu merubah atau membunuh cintaku padamu.
Coba perhatikan situasinya: Israel itu sangat bebal. Lewat nabi-nabi, Allah memanggil bangsa ini berbalik dari perbuatan jahatnya, tapi mereka bandel, pilih turuti kedegilan hati mereka. Bak orang sakit, kondisi mereka parah, tak tersembuhkan. Maka vonis, hukuman, tindakan disiplin sudah diputuskan: Yehuda akan menjalani hukuman pembuangan ke Babel. Sebelumnya saudaranya, israel utara sudah diserakkan Tuhan terlebih dulu, sekarang kerajaan selatan ini dipastikan menyusul.
Tapi dalam kemaha-tahuan-Nya, Allah melihat bangsa ini akan menyesali dosanya (memang penyesalan selalu terlambat ya). Mereka akan menyadari dosa mereka begitu besar, sehingga mereka akan menyesal, meratap, dan bertobat, memohon dibawa pulang kembali ke tanah perjanjian (ay 16-19). Mengetahui kelak perkembangannya seperti itu, Allah ungkapkan isi hati-Nya, melalui nabi Yeremia, bahwa Ia adalah Bapak yang setiap memukul anaknya yang nakal ia juga merasa sakit, dan mudah terharu oleh penyesalan dan pertobatan anaknya (ayat 20).
Maka, meskipun vonis hukuman telah diputuskan, meski Yehuda sudah pasti akan dibuang ke Babel, dengan semangat Yeremia kotbahkan pesan Allah ini pada umat, bahwa mereka akan menjadi umat-Nya kembali (ayat 1). Allah gambarkan Israel itu anak dara” (ay 4), artinya ia adalah anak yang secara hukum masih di bawah pengawasan bapaknya, namun telah bersundal dengan ilah bangsa kafir dan dengan berbagai dosa. Tapi luar-biasanya, Allah justru berfirman seperti ini, Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu” (ay 3). Wow, pasti terdengar so sweet di telinga mereka.
Allah komit akan lanjutkan kasih setia-Nya, pemulihan yang utuh akan mereka alami. Mereka akan dibangun kembali, dipulihkan reputasinya, sehingga semangatnya akan bangkit, berdandan lagi dan bersukaria. Tidak hanya reputasi,  pemulihan itu juga akan berlaku secara ekonomi (ay 5). Mereka akan kembali menjadi bangsa yang makmur. Dan pemulihan itu akan lengkap, karena kehidupan ibadah bangsa ini, ibadah yang benar, yang menyukakan hati Allah, akan dipulihkan lagi (ay 6).
Intinya, sesuatu yang baru sudah Ia siapkan, satu masa yang indah bersama-Nya. Satu kondisi saja yang disyaratkan Tuhan, syarat yang mudah, yakni sebagai anak gadis yang nakal, murtad, Israel harus pulang ke rumah dengan penuh kerinduan dan ketulusan (ay 22), jangan seperti saat ini, penuh kepalsuan, tobat-kumat-tobat-kumat. Intinya, Kabar Baik dari kisah ini adalah tentang kasih Allah yang kekal, yang menjanjikan pengharapan akan pengampunan dan pemulihan bagi manusia yang telah mengkhianati cinta-Nya.  Allah menawarkan perjanjian baru, tapi Ia juga menantang komitmen baru.
       Di dunia kita hari ini kisah Malin Kundang masih kerap terjadi, kawan, maka kisah Allah dan Israel ini tentunya adalah kabar baik, sebuah injil bagi para anak durhaka. Kepada para Malin Kundang Allah menawarkan diri-Nya sebagai Orang tua yang penuh cinta dan setia, yang membiarkan pintu kesempatan itu selalu terbuka. Bahkan begitu nampak dalam pandangan, Ia akan berlari mendapati anak durhakanya yang pulang (ay 3). Aku langsung teringat perumpamaan Yesus tentang Si Anak Hilang. Ya, sesungguhnya janji ini bukan janji kosong. Melalui kedatangan Yesus, sesungguhnya Allah sedang berlari mendekati kita dan menyambut kita pulang!
       Kabar baik ini juga ditujukan untukmu, kawan. Seperti apa durhakamu pada ayah atau ibumu? Sejauh mana penyesalanmu? Seberapa jauh kamu telah memberontak pada Bapa sorgawi itu?  Pilihlah untuk selalu mengabaikan provokasi iblis yang mendakwa ketidak-layakan kita, juga pesimisme kita sendiri, yang menduga Allah itu seperti Ibu Malin Kundang yang akhirnya mengutuk anaknya jadi batu, sehingga kamu takut pulang ke rumah, ke persekutuan. Sebaliknya, kita harus PeDe untuk pulang, karena Firman-Nya ya dan Amin. Mesias yang disalibkan di Kalvari itupun Allah yang sama yang berfirman pada nabi Yeremia, Ibu atau Bapa sorgawi yang berkata padamu: I’m still loving you, I will always love you. Amin.

Jakarta, 31 Juli 2012
Renungan pagi: Yeremia 31:1-22

Tidak ada komentar: