Tuhan Allah
meminta pertanggunga-jawabannya:
“Di
mana Habel, saudaramu itu?”
Kain
membela diri, “Apakah aku penjaga saudaraku?”
Jawabnya
sudah jelas, itu sebab ia yang ditanya:
“Ya,
kamu memang penjaga saudaramu!”
Seperti
Adam wakili kejatuhan seluruh manusia,
seperti
Yesus wakili kebangkitan semua manusia,
demikian
Kain wakili tanggung-jawab kita semua:
“Kita
adalah penjaga saudara kita...
saudara seiman, sebangsa, sesama manusia!”
saudara seiman, sebangsa, sesama manusia!”
Doa
itu kolam jernih untuk kecap fakta ciptaan mula-mula,
ladang
subur untuk tumbuhkan lagi kesadaran asali kita:
betapa
sederajatnya kita dan mereka di hadapan DIA;
sesama
rupa gambar-Nya yang wajib saling menjaga,
bukan saingan,
lawan, atau obyek pemuas hidup kita.
Maka
rajinlah datangi kolam itu, kawan,
Cangkuli
ladang itu, tekunlah memupuknya.
Niscaya
talenta kita (uang, senjata, ilmu, jabatan, senioritas),
terjaga
sesuai fungsinya, makin terkikis penyalah-gunaannya!
Niscaya
jalur dosa yang ditempuh Kain tak terulang oleh kita!
Kejadian 4:9
Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu
itu?"
Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga
adikku?"
1 Korintus 15:21-22
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang
manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian
pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
Jakarta, 4 Juli 2012
Maraknya pornografi, korupsi, KDRT, kemiskinan,
aksi kekerasan, kemiskinan, dll. itu contoh lemahnya budaya saling menjaga
saudara sebangsa kita. Budaya amoral dan anarki itu merusak gambar dan rupa
Allah dalam diri korbannya. Celakah kita bila menjadi pelakunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar