Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Sabtu, 02 Juni 2012

Pamor

Refleksi, khusus edisi akhir pekan:

Pamor itu jiwa keris. Diyakini, sebuah keris bisa memiliki jiwa yang baik dan membawa kebaikan bagi pembeli (pemilik), tapi bisa juga punya jiwa jahat yang juga akan mempengaruhi si pemilik. Semua tergantung proses pembuatannya. Lebih tepatnya, tergantung sikap hati dan perilaku sang empu selama proses pembuatannya. Pamor yang dihasilkan oleh keris buatannya akan nampak pada proses terakhirnya, yakni pada saat penjamasannya, yakni ketika keris dicuci agar bersih dari unsur racun dan agar tidak karatan (dengan cairan arsenik, air jeruk nipis, dll); saat itulah bahan keris yang dari baja dan besi itu akan memancarkan warna-warna tertentu dan aura tertentu. Itulah yang disebut pamor.
Nah, selama pembuatan keris, sang empu diharapkan menjalani laku ritual yang baik: puasa, jaga hati yang baik, hati yang ramah dan ceria. Ini penting, karena diyakini suasana hati yang dan kondisi “bersih” sang empu akan nitis, diturunkan pada keris, jadi pamor keris. Jika kondisi sang empu positif, pamor keris positif. Kondisinya negatif, maka keris akan membawa kejahatan bagi pemiliknya kelak. Maka bisa dibilang, secara tidak langsung atau tidak, sebenarnya pengaruh sang empulah yang membawa pengaruh positif atau negatif bagi orang yang memiliki kerisnya kelak. Pesan moralnya adalah: niat atau sikap selama proses itu berkorelasi erat dengan kualitas dan dampak dari hasil.
Itulah secuil kearifan lokal budaya nusantara kita ini, kawan. Tujuanku berkisah adalah mengajak kita bertanya: bagaimana pamor kita sebagai orang kristen? Maksudku, pamor perbuatan baik kita. Kuyakin kalian setuju bahwa akan lebih dahsyat pengaruhnya, karena hati sang empu terhisap dan tersajikan dalam keris, sementara hati dan perilaku kita terhisap dan tersajikan dalam Kristus. Apalagi, pamor keris ini seringkali bersifat mistis saja, mitos atau sugesti saja, sedangkan pamor “perbuatan baik” kita itu pasti berdampak nyata: memberkati sesama dan memuliakan Bapa di sorga. Mari pancarkan pamor injil dalam dari kita, yakni melakukan tiap perbuatan dengan niat menjadi berkat dan dalam otoritas nama Yesus. kawan. Mau??!

Matius 5:14-16
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Malang, 3 Agustus 2009 

Tidak ada komentar: