Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Jumat, 29 Juni 2012

R.U.A 2

Maulid Nabi, diary, dan kami “merayakannya” dengan pesta demokrasi, Rapat Umum Anggota Sema SAAT. Agenda hari ini : Pembahasan dan Pengesahan koreksi/Usulan Pedas-Pepedas (AD-ART) serta Pemilihan Pengurus Senat.

Aku jadi ingat Boedi Oetomo dll. di tahun 1908 itu, diary. Mereka dan juga tahun-tahun itu merupakan tonggak momentum kebangkitan, benih kebebasan berorganisasi dan berdemokrasi di Republik ini. Kami bisa lakukan RUA pagi inisebagai buah-buah dari peristiwa-peristiwa yang memuncak tgl 20 Mei sembilan puluh lima tahun yang lalu itu. What Mr. Oetomo did had paved the way of democracy for us. I hope and pray that what we are doing right now will pave a better way for our next generation in this seminary.

Makin dipikir, makin mengharukan lo, diary. Gimana ngga’, bisa dibilang itu moment peralihan bangsaku masuki era yang lebih beradab; dari era perlawanan senjata ke era perlawanan politis, dari kultur adu otot ke kultur adu nalar. So, I see no reason not to feel indebted to and thankful to people/the leaders and the year of that 1908, meski di tengah keprihainanku melihat bayi demokrasi itu telah lewati masa usia kakek-kakek (95 th !) namun bagai kakek yang childish, bahkan autis!, karena kulihat keputusan2 penting bangsa ini masih sering merupakan produk2 pemaksaan individu/kelompok tertentu yang lakukan money-abuse dan power abuse.

Alot dan capek, perubahan Pedas-Pepedaspun belum bisa disahkan. Voting tak dilakukan, pilih reses hingga usai ujian. Beri kesempatan lobby-lobby, katanya. Aku ga tahu, diary, berapa grade proses demokrasi pagi ini (hingga siang) ini, tergolong level elementary, intermediate atau advanced. Yang jelas aku puas akan prosesnya, ada banyak suara, ada pro dan kontra, minimal ga seperti legislatif era Soeharto yang cuma seperti Paduan Suara.

Lucu juga sih, kami bergulat nalar berjam-jam untuk perubahan yang hasilnyapun ga ngaruh ke 4 generasi masta yang debat pagi ini.  Untung juga ga semua berminat besar terhadap detil-detil oraganisasional dan administratif. Kalo semua interest bicara, bisa 7 hari 7 malam RUA-nya. (trima kasih ya teman2 yang ga bicara tapi setia/tabah dengerin semuanya). Tapi ya itu, pembelajarannya yang indah. Ga soal jadi diubah atau tidak, akan kami coba lagi sepakati abis ujian. Andai disahkan pagi inipun menurutku justru cacat hukum produk keputusannya, karena tak dihadir Pembina.
Well, kita tunggu tanggal mainnya! Hidup mahasiswa !!!

Chapel SAAT,
Jum’at,  22 April 2005

Tidak ada komentar: