Rekan Sepanggilan, Menulislah!

Pengunjung yang terhormat, para saksi Kristus & para pelayan Tuhan, ini adalah blog mutiara DOA, SAAT TEDUH dan MEDITASI Kristen (kecuali sisipan-sisipan khususnya). Sebuah Kedai Doa, Warung SaTe, atau Kantin Yoga, terserah Anda menyebutnya. Kalo saya, ini Cafe Shalom:-) Lebih dari itu, blog ini adalah ajakan untuk menulis. Tulislah apa saja, selembar sehari, di diary atau jurnal pribadi. Don't worry, bahan-bahannya akan Tuhan kirim tiap hari, lewat berbagai macam situasi, Anda hanya tinggal mencatatnya dengan setia & sepenuh hati. Apapun genre-nya, semua bentuk tulisan itu bagus. Semua memastikan agar kita tak mudah lupa berkat dan pesan-Nya untuk jangka waktu sangat lama. Dan sudah barang tentu, tulisan Anda bisa jadi berkat buat sesama, asupan sehat bagi keluarga besar gereja-Nya. Selamat mencoba. Mulailah hari ini!

Kamis, 14 Juni 2012

P.P.D.B

2 bulan itu lagi, Juni dan Juli.
Debar hati pengumuman dinanti
Resah atau optimisme 2 arti:
Idealisme atau bangga diri
Etiket dan wejangan diberi,
bak install program ke memory.
Demi reputasi? Reputasi siapa?
Seminari? Diri sendiri? Jika sebatas itu picik sekali.
Terasa ada yang salah di sini:
Kami para doulos terdidik ini, berangkat dada membusung tegak,
mental bangsawan darah biru, pangeran dan putri pemuja harga diri,
Padahal kerajaannya bukan di bumi.
Apa yang dicari?
Wartakan Sabda ilahi atau dapatkan kagum puji?
Mimbar itu etalase atau medan bakti?
Belajar melayani atau latihan dilayani?
Fakta jamaknya: gereja tempatkan kami “di depan,”
bukannya di belakang, sebagaimana seharusnya pelayan.
Itu posisi para bintang, pusat perhatian.
Daging siapa tak senang? Ini masa panen arogansi diri!
Seharusnya bocah-bocah teolog ini,
tempatnya di belakang sekali,
tempat babu-babu sibuk beraksi.
Puasnya karena senangkan Tuan, bukan bangga diri.
Mengapa blunder rohani ini terjadi?
Karena kami dipersenjatai.
Ya, ilmu teologi, psikologi, dan skill organisasi,
Itu yang bikin gagah dan lupa diri!
Doulos-doulos muda ini jadi miskin kerendahan hati,
dan seringkali tanpa visi.
Tapi sok penting, sok ngerti. Sok dewasa, sok rohani,
Tidak asli, jauh dari diri sejati.
Semua perlakuan dikalkulasi.
Pengakuan dan pujian perparah cinta diri,
Penolakan dan kritik pahitkan hati.
Pantas saja pulang kepala makin bengkak,
atau bawa oleh-oleh gerutu dan kisah-kisah sakit hati. 
Ya TUHAN, Tuan kami,
Bebaskan kami dari kedangkalan ini,
dari idealisme pelayanan yang semu, sekedar teori.
Biarlah kali ini menjadi 2 bulan penuh arti sejati,
menjadi pengalaman yang merendahkan diri,
ajang pemurnian tekad menghamba, abdi jemaat seumur hidup kami.

Mei, 2005

Tidak ada komentar: